Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sahmullah Fasqi

Gunung Penanggungan: Keindahan Alam dan Jejak Majapahit di Lereng Jawa Timur

Wisata | 2025-11-20 14:59:10
Puncak Gunung Penanggungan (Sumber : Dok.Pribadi)

Gunung Penanggungan adalah salah satu destinasi wisata alam paling menarik di Jawa Timur. Berlokasi di perbatasan Mojokerto dan Pasuruan, gunung dengan ketinggian 1.653 meter ini menawarkan perpaduan unik antara panorama alam, jalur pendakian yang menantang, serta situs sejarah peninggalan kerajaan Majapahit. Tidak berlebihan jika banyak pendaki menyebutnya sebagai “miniatur Gunung Agung” karena bentuknya yang kerucut sempurna dan nuansa spiritual yang begitu kuat.

Pesona Sejarah di Setiap Lereng

Salah satu keistimewaan Gunung Penanggungan adalah keberadaan ratusan situs purbakala yang tersebar di lerengnya. Peninggalan-peninggalan ini mencakup candi kecil, petirtaan, struktur teras berundak, hingga arca dan relief yang berkaitan dengan era Hindu-Buddha serta masa kejayaan Majapahit.

Beberapa situs terkenal yang masih sering dikunjungi antara lain:

• Candi Jolotundo, petirtaan kuno dengan aliran air jernih

• Candi Belahan, tempat pemujaan bersejarah

• Candi Kedaton, dengan struktur bata unik

• Candi Jedong, peninggalan berarsitektur klasik

Bagi pecinta sejarah, menjelajahi Gunung Penanggungan seperti membuka kembali lembaran masa lalu di tengah keheningan pegunungan.

Jalur Pendakian yang Cocok untuk Semua Jenis Pendaki

Meski tidak terlalu tinggi, Gunung Penanggungan menawarkan pengalaman pendakian yang menantang di bagian akhir. Jalur pendakian umumnya dimulai dari kawasan Tamiajeng, Jolotundo, atau Kedungudi. Pada awal perjalanan, pendaki akan melewati area hutan pinus, semak belukar, dan situs purbakala. Namun mendekati puncak, medan berubah menjadi lebih terjal dengan kemiringan yang cukup ekstrem.

Durasi pendakian rata-rata:

• Naik: 2,5–4 jam

• Turun: 2–3 jam

Karena durasinya tidak terlalu panjang, Penanggungan menjadi favorit untuk pendakian singkat, pendakian pagi, maupun one day trip.

Panorama Sunrise yang Memukau

Gunung Penanggungan adalah salah satu spot sunrise terbaik di Jawa Timur. Dari puncaknya, pendaki dapat menikmati pemandangan:

• Gunung Arjuno–Welirang yang berdiri megah

• Gunung Bromo dan Semeru di kejauhan

• Lembah hijau dengan kabut tipis

• Lampu kota Mojokerto, Pasuruan, dan Sidoarjo saat malam hari

Saat cuaca cerah, perpaduan warna oranye dan ungu memenuhi langit pagi, menjadikan pengalaman ini sulit dilupakan.

Keanekaragaman Alam yang Masih Terjaga

Selain situs sejarah, Gunung Penanggungan juga memiliki keanekaragaman flora dan fauna khas pegunungan rendah. Beberapa satwa yang dapat ditemui antara lain lutung, burung endemik Jawa Timur, hingga berbagai jenis serangga dan tanaman liar. Meskipun bukan taman nasional, keasriannya relatif terjaga berkat peran aktif komunitas pecinta alam dan masyarakat sekitar.

Tantangan Pelestarian yang Perlu Diperhatikan

Di balik keindahannya, Gunung Penanggungan menghadapi sejumlah tantangan serius. Peningkatan jumlah pendaki, kurangnya edukasi pelestarian lingkungan, serta ancaman aktivitas tambang di beberapa titik menjadi perhatian utama. Beberapa jalur bahkan mengalami kerusakan akibat erosi dan sampah yang ditinggalkan pengunjung.

Jika tidak dijaga dengan baik, warisan sejarah dan keindahan alam Penanggungan berisiko hilang seiring waktu.

Gunung Penanggungan: Lebih dari Sekadar Destinasi Pendakian

Gunung Penanggungan bukan hanya tempat untuk menikmati pemandangan atau menaklukkan puncak. Ia adalah ruang budaya dan sejarah yang hidup—mengingatkan kita pada kejayaan Majapahit sekaligus pentingnya menjaga alam. Dengan pengelolaan yang lebih baik dan kesadaran wisatawan, Gunung Penanggungan dapat terus menjadi destinasi wisata unggulan Jawa Timur.

Jika Anda mencari tempat wisata yang menawarkan petualangan, ketenangan, dan nilai sejarah sekaligus, Gunung Penanggungan adalah pilihan yang tepat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image