Masa Depan Dengan AI: Lahirnya Era Teknologi Baru dan Perubahan Pribadi Manusia
Teknologi | 2025-11-12 23:23:48Pembukaan
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semakin pesat dalam beberapa tahun terakhir dan memasuki era baru yang secara signifikan mengubah berbagai bidang kehidupan manusia. Teknologi AI kini tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi sudah menjadi bagian penting dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari pendidikan, kesehatan, bisnis, hingga hiburan. Namun, kehadiran AI juga membawa perubahan besar dalam sikap dan perilaku manusia, khususnya generasi muda, sehingga menimbulkan tantangan sekaligus peluang besar di masa depan.
Perkembangan AI Terbaru
Teknologi AI generatif seperti yang dimiliki oleh sistem-sistem terbaru mampu menghasilkan karya kreatif dan solusi kompleks yang sebelumnya hanya dapat dibuat oleh manusia. Kemampuan deep learning dan pembelajaran terbimbing (guided learning) membuka terobosan baru di bidang riset, pendidikan, dan pengambilan keputusan. Contohnya, AI seperti Gemini AI tidak hanya memberikan jawaban instan, tapi juga membantu proses analisis dan pemahaman konsep secara mendalam, memperkaya pengalaman belajar dan kreativitas.
Adopsi AI telah mencapai angka signifikan terutama di kalangan generasi muda. Survei terbaru di Indonesia menunjukkan bahwa 43.7% generasi Z aktif menggunakan AI dalam berbagai aktivitas akademik dan pribadi, dengan prediksi adopsi dapat mencapai 100% pada dekade mendatang.
Aplikasi AI dalam Berbagai Bidang
AI telah merambah ke berbagai sektor penting:
Pendidikan: Membantu pembelajaran personal dan riset ilmiah dengan sistem pembelajaran berbasis AI atau pencarian solusi akademis yang menyesuaikan kebutuhan siswa. Hadirnya AI merevolusi pengerjaan tugas, memungkinkan siswa-siswi untuk menuntaskan tugas mereka hanya dalam sekian menit dari yang sebelumnya dapat mencapai lebih dari satu jam.
- Pendidikan: Membantu pembelajaran personal dan riset ilmiah dengan sistem pembelajaran berbasis AI atau pencarian solusi akademis yang menyesuaikan kebutuhan siswa. Hadirnya AI merevolusi pengerjaan tugas, memungkinkan siswa-siswi untuk menuntaskan tugas mereka hanya dalam sekian menit dari yang sebelumnya dapat mencapai lebih dari satu jam.
- Kesehatan: Mempercepat diagnosis, konsultasi jarak jauh, dan pengembangan obat secara lebih akurat dan efisien. Hadirnya AI dalam bidang kesehatan telah mendukung kesehatan secara efektif dan aplikatif.
- Bisnis dan Ekonomi: AI mengotomatisasi proses kerja, analisis data, dan prediksi tren pasar sehingga meningkatkan efisiensi produktivitas.
- Layanan Publik: Memudahkan akses layanan seperti administrasi pemerintahan, transportasi, dan keamanan.
- Hiburan dan Kreativitas: Membantu produksi karya seni, musik, video, dan pengalaman interaktif yang inovatif. Perkembangan AI terbaru sekarang mampu membuat karya seni yang hampir tidak dapat dibedakan dari kenyataan, contohnya pada karya video ataupun gambar.
Penggunaan AI secara masif ini secara keseluruhan memberikan kemudahan dan efisiensi di hampir semua lini kehidupan manusia.
Dampak AI pada Sikap Manusia
AI memang berperan sebagai katalisator perubahan positif dalam pola pikir dan kreativitas manusia. Generasi muda yang memahami manfaat AI dapat menggunakan teknologi ini untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman dalam berbagai bidang.
Namun, muncul pula dampak negatif yang tidak bisa diabaikan, terutama pada perubahan sikap dan mental generasi muda. Fenomena "dikit-dikit AI" (DDA) menjadi peringatan serius, di mana ketergantungan berlebihan pada AI menyebabkan menurunnya kemampuan berpikir kritis, daya ingat, dan kreativitas. Kecenderungan untuk malas berpikir karena selalu mengandalkan AI, berpotensi menimbulkan efek "brain rot", yaitu melemahnya fungsi otak dalam melakukan proses analisis dan pengambilan keputusan mandiri.
Lebih jauh lagi, penggunaan AI yang berlebihan juga menimbulkan risiko berkurangnya interaksi sosial secara langsung dan meningkatnya sifat individualisme, yang berdampak pada perubahan sosial masyarakat secara umum.
Perubahan Negatif Sikap Generasi Muda
Generasi Z dan Milenial sebagai pengguna aktif AI menghadapi tantangan besar berupa penurunan kemampuan berpikir kritis dan kecenderungan untuk bergantung pada teknologi sebagai "jalan pintas" dalam menyelesaikan berbagai masalah. Penggunaan AI yang tanpa batas dan kurangnya verifikasi terhadap kebenaran informasi dapat melemahkan kedalaman proses pengambilan keputusan.
Perubahan ini bukan hanya bersifat kognitif, tetapi juga berdampak pada sikap mental dan emosional, di mana kreativitas dan cara berpikir analitis menjadi makin terkikis oleh kemudahan akses jawaban instan. Hal ini perlu menjadi perhatian serius agar generasi muda tidak kehilangan sikap dan kemampuan berpikir mandiri yang kritis.
Selain itu, muncul pula tantangan dari perkembangan AI dalam bidang hiburan, khususnya dalam karya video yang kian lama tidak dapat dibedakan dari kenyataan. Hasil generasi konten AI kini terlihat sangat realistis, baik dari segi grafis, emosi, hingga suara. Banyak dari video generasi AI marak menghadirkan tokoh penting atau influencer terkenal, membuka banyaknya peluang untuk penyebaran hoaks atau informasi palsu.
Terlebih lagi, konten generasi AI berupa gambar atau video tidak senonoh sekarang banyak bersirkulasi di internet, memudahkan akses terhadap konten serupa. Hal ini menjadi tantangan besar dalam penurunan moral masyarakat, terutama pada generasi muda.
Solusi dan Saran untuk Masa Depan
Untuk menyikapi perkembangan AI dan dampaknya, diperlukan beberapa langkah strategis:
- Pendidikan Literasi Digital dan AI: Mengajarkan generasi muda untuk menggunakan AI secara bijak, memahami keterbatasan teknologi, dan memperkuat kemampuan berpikir kritis serta analitis.
- Penggunaan AI yang Terarah: Mendorong AI sebagai alat bantu yang mendukung kreativitas dan pemecahan masalah, bukan sebagai substitusi total kemampuan kognitif manusia.
- Verifikasi Informasi: Mengembangkan budaya verifikasi dan skeptisisme sehat terhadap hasil keluaran AI agar tidak terjadi penyebaran informasi keliru atau ketergantungan tanpa kontrol.
- Pengembangan Soft Skills: Meningkatkan kemampuan emosional dan sosial yang tidak bisa digantikan oleh teknologi, seperti empati, komunikasi interpersonal, dan kolaborasi.
- Regulasi dan Etika AI: Mengembangkan kerangka kerja hukum dan etika yang mengatur penggunaan AI agar tidak merugikan manusia dan menjaga keseimbangan antara teknologi dan kemanusiaan.
Dengan upaya ini, AI dapat menjadi kekuatan transformasi positif yang memberi manfaat luas, sekaligus menjaga agar manusia tetap menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban.
Masa depan dengan AI memang menjanjikan era teknologi baru yang membawa kemajuan luar biasa. Namun, perubahan pribadi manusia khususnya generasi muda harus terus dipantau dan diarahkan agar tidak kehilangan kualitas kemanusiaan dan kemampuan berpikir kritis. Teknologi harus melayani manusia, bukan mengendalikan mengendalikan mereka.
Referensi:
Cyntia Noviana (2025) Generasi Z Dominasi Penggunaan AI, Pakar UGM Sampaikan Tips Bijak Menggunakan Teknologi Akal Imitasi. Universitas Gadjah Mada. Available at: https://ugm.ac.id/id/berita/generasi-z-dominasi-penggunaan-ai-pakar-ugm-sampaikan-tips-bijak-menggunakan-teknologi-akal-imitasi/ (Accessed: 12 November 2025).
E-learning ITI (2025) Kecerdasan Buatan (AI): Sebuah Tantangan, Harapan, dan Masa Depan Bangsa Indonesia. E-learning ITI. Available at: https://el.iti.ac.id/kecerdasan-buatan-ai-sebuah-tantangan-harapan-dan-masa-depan-bangsa-indonesia/ (Accessed: 12 November 2025).
Firmansyah, D. and Suryani, E. (2023) ‘Pengaruh Penggunaan Artificial Intelligence Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa’, Triwikrama, 12(1), pp. 1–10. Available at: https://ejournal.warunayama.org/index.php/triwikrama/article/download/870/2176/7152 (Accessed: 12 November 2025).
Kompas.com (2025) Generasi Muda AI: Ketika Manusia Kehilangan Diri Sendiri. Kompas. Available at: https://www.kompas.com/edu/read/2025/11/02/110529871/generasi-muda-ai-ketika-manusia-kehilangan-diri-sendiri (Accessed: 12 November 2025).
Limadetik.com (2025) Menyikapi Perkembangan AI Terhadap Masa Depan Generasi Muda. Limadetik. Available at: https://limadetik.com/menyikapi-perkembangan-ai-terhadap-masa-depan-generasi-muda/ (Accessed: 12 November 2025).
Media Indonesia (2025) Hasil Survei: Gen Z Terbanyak Gunakan AI. Media Indonesia. Available at: https://mediaindonesia.com/humaniora/827516/hasil-survei-gen-z-terbanyak-gunakan-ai (Accessed: 12 November 2025).
Santoso, A. (2025) Saran Guru Besar UGM untuk Anak Muda yang Dikit-Dikit Pakai AI. IDN Times. Available at: https://jogja.idntimes.com/news/techno/saran-guru-besar-ugm-untuk-anak-muda-yang-dikit-dikit-pakai-ai-00-yplq6-jfj1yq (Accessed: 12 November 2025).
Suryani, E. and Firmansyah, D. (2023) ‘Pengaruh Penggunaan Artificial Intelligence Terhadap Kreativitas Mahasiswa’, Kohesi, 10(2), pp. 1–12. Available at: https://ejournal.warunayama.org/index.php/kohesi/article/download/6896/6362/21051 (Accessed: 12 November 2025).
Wijaya, A. and Suryani, E. (2023) ‘Pengaruh Artificial Intelligence Terhadap Literasi Digital Generasi Muda’, AoSSaGCJ, 5(1), pp. 1–15. Available at: https://jurnal.ucy.ac.id/index.php/AoSSaGCJ/article/download/1837/1549/8325 (Accessed: 12 November 2025).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
