Di Balik Kurva Pandemi: Bagaimana Model Matematika SIR Mengatur Dunia
Edukasi | 2025-11-12 14:47:08
Masih ingat masa-masa pandemi ketika kita setiap hari melihat grafik naik-turun kasus COVID-19? Kurva yang menanjak tajam, lalu perlahan melandai, itulah hasil dari sebuah model matematika yang diam-diam mengatur dunia selama krisis itu, yaitu Model SIR.Tapi, siapa sangka, model yang sama ternyata juga bisa menjelaskan penyebaran gosip, tren TikTok, bahkan viralnya sebuah lagu.
Matematika di Balik Kurva
Model SIR adalah singkatan dari Susceptible - Infected - Recovered (Rentan - Terinfeksi - Sembuh). Bayangkan populasi sebagai sekumpulan titik. Sebagian rentan tertular (S), sebagian terinfeksi (I), dan sebagian sembuh (R).Matematika kemudian menggambarkan perpindahan antar kelompok ini melalui serangkaian persamaan diferensial. Intinya sederhana:
1. Jika seseorang yang terinfeksi bertemu orang yang rentan, kemungkinan infeksinya menyebar.
2. Jika seseorang sembuh, ia keluar dari kelompok terinfeksi.
3. Hasil akhirnya, kita mendapatkan kurva yang menunjukkan bagaimana penyakit menyebar, memuncak, lalu menurun.
Model yang Sama, Dunia yang Berbeda
Menariknya, model SIR tak hanya untuk penyakit. Pola penyebaran virus biologis ternyata mirip dengan virus sosial. Dalam media sosial, “rentan” adalah orang yang belum tahu kabar viral, “terinfeksi” adalah yang ikut membagikan, dan “sembuh” adalah yang berhenti peduli. Artinya, tren TikTok atau rumor daring pun bisa dijelaskan dengan model yang sama.
Tak berhenti di situ, model SIR juga digunakan untuk memahami penyebaran ide dalam pendidikan, sentimen pasar dalam ekonomi, hingga perilaku ramah lingkungan dalam masyarakat. Satu rumus, banyak dunia yang bisa dijelaskan. Inilah keindahan matematika, satu model bisa menjelaskan berbagai fenomena yang tampak berbeda.
Pandemi mungkin telah usai, tapi pemahaman matematis yang ditinggalkannya masih relevan. Model ini mengingatkan kita bahwa di balik kekacauan dunia modern, selalu ada pola yang bisa dipahami. Matematika tidak hanya membantu kita memahami dunia, tetapi juga mengajarkan tanggung jawab, bahwa setiap “penyebaran” dimulai dari satu orang dan bisa berubah jadi sesuatu yang berdampak luas.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
