Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maulidiya Zeqova El Insani

Memanfaatkan Teknologi dengan Tetap Berprinsip

Teknologi | 2025-11-10 18:19:23

Ini adalah ringkasan dari makalah "Dakwah dan Teknologi" dalam bentuk artikel populer.

Dakwah di Era Digital: Memanfaatkan Teknologi dengan Tetap Berprinsip

Perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dalam cara kita berdakwah. Jika dahulu dakwah identik dengan ceramah di masjid atau majelis taklim, kini pesan-pesan Islam dapat disampaikan melalui media sosial, YouTube, podcast, dan berbagai platform digital lainnya. Transformasi ini membawa peluang sekaligus tantangan yang perlu disikapi dengan bijak.

Dakwah Digital: Peluang yang Terbuka Lebar

Kehadiran teknologi memungkinkan dakwah menjangkau lebih banyak orang, tanpa terbatas ruang dan waktu. Siapa pun kini bisa mengakses kajian keislaman dari mana saja, bahkan dari daerah terpencil sekalipun. Beragam konten kreatif mulai dari video inspiratif, infografis, hingga podcast turut memperkaya cara penyampaian dakwah, membuatnya lebih menarik dan relevan bagi generasi muda.

Selain itu, dakwah digital juga membuka ruang partisipasi yang lebih inklusif. Perempuan, misalnya, kini lebih leluasa terlibat sebagai pembicara atau konten kreator dakwah. Diskusi dan dialog antarberagam pemikiran keagamaan juga semakin mudah terjalin, memperkaya wawasan umat.

Tantangan yang Tidak Boleh Diabaikan

Di balik kemudahan yang ditawarkan, ada sejumlah dampak yang perlu diwaspadai. Interaksi langsung antarwarga mulai berkurang, digantikan oleh aktivitas menonton ceramah secara daring. Hal ini berpotensi memudarkan solidaritas sosial dan ikatan emosional dalam komunitas.

Otoritas tokoh agama setempat juga perlahan tergeser oleh banyaknya da'i daring yang lebih mudah diakses, meski kadang tanpa kedekatan personal. Akibatnya, pemahaman keagamaan masyarakat cenderung menjadi instan dan dangkal, lebih fokus pada pengetahuan ketimbang pengamalan nyata.

Mengintegrasikan Teknologi dengan Prinsip Dakwah

Agar dakwah digital tidak kehilangan ruhnya, penting untuk mengintegrasikannya dengan prinsip-prinsip filsafat dakwah. Berikut tiga prinsip utama yang dapat dijadikan panduan:

  1. Ontologi: Hakikat Dakwah Tetap SamaMeski mediumnya berubah, hakikat dakwah tetaplah menyampaikan nilai-nilai Islam. Yang berubah hanyalah cara dan ruangnya, dari ceramah satu arah menjadi interaksi digital yang partisipatif.
  2. Epistemologi: Pastikan Kebenaran InformasiDi tengah banjir informasi, da'i dituntut untuk memastikan keakuratan dan kebenaran materi yang disampaikan. Hindari menyebarkan konten yang tidak jelas sumbernya atau berpotensi menyesatkan.
  3. Aksiologi: Teknologi untuk Kemaslahatan UmatPenggunaan teknologi haruslah berorientasi pada nilai dan manfaat. Dakwah digital seharusnya tidak hanya mengejar popularitas atau keuntungan, tetapi benar-benar menjadi sarana untuk memperkuat iman, akhlak, dan kepedulian sosial.

Jadi, teknologi adalah alat yang powerful. Jika digunakan dengan bijak dan berlandaskan prinsip yang jelas, ia dapat memperluas dampak positif dakwah hingga ke penjuru dunia. Sebaliknya, tanpa pemahaman yang mendalam, dakwah digital berisiko kehilangan rohnya. Mari menjadikan teknologi sebagai sahabat dakwah bukan pengganti, melainkan pelengkap yang membuat pesan Islam semakin relevan dan bermakna di era modern.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image