Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Lussi Nastiti

Rumah Sakit Hewan: Penjaga Kesehatan Satwa, Pelindung Kesehatan Manusia

Eduaksi | 2025-11-08 10:07:29

Terasa suasana hangat yang siap menyambut setiap kedatangan manusia dan hewan kesayangannya. Suara gonggongan kecil yang terdengar di ruang tunggu, juga ada di antara mereka yang memilih untuk diam di genggaman tangan sang pemilik. Di balik dinding kaca itu, bukan hanya proses medis yang berlangsung, melainkan juga pelajaran tentang kasih sayang dan tanggung jawab manusia terhadap mahluk hidup lain. Rumah Sakit Hewan bukan sekedar tempat mengobati hewan, tapi juga ruang pembelajaran, ruang empati, dan cerminan hubungan harmonis antara manusia dan hewan.

Di tengah masyakarat awam pasti seringkali muncul pertanyaan mengenai fungsi rumah sakit hewan. Apakah keberadaan klinik hewan tidak cukup membantu? Mengapa seekor hewan saja sampai harus disediakan sebuah rumah sakit yang besar? Sama seperti klinik hewan, rumah sakit hewan merupakan tempat yang kita tuju ketika hewan peliharaan atau hewan di sekitar kita sedang sakit. Perbedaan signifikannya terletak pada hewan-hewan yang ditangani.

Jika di klinik hewan, kita hanya bisa memeriksakan kucing dan anjing atau hewan peliharaan eksotis, di rumah sakit hewan kita bisa memeriksakan hewan-hewan lainnya. Hal ini terjadi karena tersedianya alat-alat penunjang di rumah sakit hewan yang tidak dimiliki klinik hewan di luar sana. Seperti contohnya, Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga, pernah menerima pasien seekor sapi yang memerlukan foto rontgen untuk membantu mendiagnosis penyakitnya.

Selain itu, layanan hidroterapi juga tersedia di sana. Layanan hidroterapi merupakan layanan yang diperuntukan untuk mengurangi rasa sakit pada hewan tapi tetap meningkatkan mobilitasnya. Pasien terbanyak yang menggunakan layanan ini adalah Anjing. Selain untuk melatih otot dan sendi pada kaki, tak jarang digunakan untuk olahraga pada anjing-anjing yang mengalami obesitas.

Masih banyak sekali fasilitas dan layanan yang bisa hewan kesayangan kita dapatkan di rumah sakit hewan. Perlu diketahui bahwa kebanyakan rumah sakit hewan yang ada di Indonesia merupakan rumah sakit hewan milik universitas yang memiliki program studi Kedokteran Hewan atau milik instansi pemerintah. Tentunya hal ini menjadikan rumah sakit hewan sebagai salah satu fasilitas publik yang tujuannya juga untuk membantu kesejahteraan manusia.

sumber: unair.ac.id

Para tenaga kesehatan yang bekerja di sana, terutama dokter hewan dan calon dokter hewan (mahasiswa koas) telah menggunakan motto dokter hewan Indonesia sebagai landasan dalam belajar dan bekerja. “Manusya Mriga Satwa Sewaka.” Motto tersebut diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti “Menyejahterakan manusia melalui kesejahteraan hewan.” Kalimat ini dapat membantu menggambarkan seberapa krusialnya peran dokter hewan.

Sebagai salah satu upaya, Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSPH) Universitas Airlangga bersama Divisi Klinik Fakultas Kedokteraan Hewan Universitas Airlangga telah sukses melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa Program Sterilisasi Kucing Gratis. Kegiatan ini menyasar kucing-kucing milik masyarakat maupun kucing liar di lingkungan sekitar. Total sebanyak 30 ekor kucing berhasil mengikuti sterilisasi dalam satu hari pelaksanaan, yang terdiri dari 15 ekor kucing jantan dan 15 ekor kucing betina (UNAIR News, 2025).

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengontrol populasi kucing liar. Perlu diketahui bersama bahwa hewan juga berpotensi menularkan virus maupun bakteri kepada manusia di sekitarnya atau manusia yang melakukan kontak dengan mereka baik secara langsung maupun tidak langsung. Fenomena ini disebut zoonosis, penyakit yang bisa ditularkan oleh hewan non manusia kepada manusia (WHO, 2020). Membludaknya populasi kucing liar yang tidak terkontrol dapat menjadi salah satu sumber penyakit zoonosis. Hal ini yang sedang banyak pihak upayakan untuk bisa dicegah dan diatasi bersama.

Meskipun kesadaran masyarakat mulai tumbuh, tantangan besar dalam peningkatan kesejahteraan satwa di Indonesia terletak pada minimnya fasilitas penunjang kesehatan hewan. Sebagian besar klinik atau rumah sakit hewan hanya tersedia di kota besar, sementara wilayah pelosok masih kekurangan sarana medis untuk hewan. Hal ini membuat banyak kasus penyakit tidak tertangani dengan baik, terutama pada hewan ternak yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Keterbatasan jumlah dokter hewan juga memperparah kondisi tersebut. Di beberapa daerah, satu dokter harus menangani ratusan hewan tanpa dukungan peralatan yang memadai. Padahal, kesehatan hewan sangat berkaitan dengan kesehatan manusia, terutama dalam mencegah penyakit zoonosis seperti rabies dan flu burung.

Pembangunan dan pemerataan fasilitas rumah sakit hewan bukan hanya untuk melindungi hewan, tetapi juga untuk menjaga rantai kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan saling terhubung—dan penguatan layanan medis hewan menjadi bagian penting dari upaya menciptakan sistem kesehatan yang lebih utuh dan berkelanjutan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image