Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dini Safitri

Dari Aktivis ke Pemimpin Kota: Kemenangan Bersejarah Zohran Mamdani di New York

Politik | 2025-11-07 12:53:16

Pemilihan Wali Kota New York 2025 mencatat sejarah baru. Zohran Mamdani, politisi muda dari Partai Demokrat, berhasil memenangkan kursi tertinggi di kota terbesar Amerika Serikat, mengalahkan dua tokoh senior, yaitu mantan Gubernur Andrew Cuomo dan kandidat Partai Republik Curtis Sliwa. Kemenangan ini bukan hanya soal angka, tetapi simbol perubahan arah politik, keberagaman, dan generasi.

Mamdani, yang sebelumnya menjabat sebagai anggota Majelis Negara Bagian New York dari distrik Astoria, Queens, meraih lebih dari 50 persen suara dalam pemilihan umum yang digelar pada 4 November 2025. Ia menjadi wali kota Muslim pertama dalam sejarah New York City dan wali kota termuda dalam lebih dari satu abad, dengan usia 34 tahun.

Lahir di Uganda dari keluarga keturunan Asia Selatan, Mamdani dikenal sebagai aktivis progresif yang vokal dalam isu perumahan, keadilan anggaran, dan hak imigran. Ia mulai dikenal publik sejak terpilih sebagai anggota Majelis pada 2020, membawa semangat perubahan dan keberpihakan pada warga kelas pekerja.

Mamdani adalah anak dari dua tokoh ternama. Ayahnya, Mahmood Mamdani, seorang akademisi asal Mumbai yang dikenal di bidang antropologi dan pemerintahan. Ibunya, Mira Nair, sutradara film pemenang penghargaan yang banyak mengangkat tema Asia Selatan dan diaspora. Masa kecil Mamdani di Afrika dan kemudian ia pindah ke New York. Berawal dari asuhan keluarganya, kemudian membentuk pandangan politiknya yang progresif dan inklusif.

Kemenangan Mamdani sebagai Wali Kota New York 2025 menjadi simbol penting bagi komunitas imigran dan Muslim di Amerika, sekaligus menandai pergeseran generasi dalam politik urban. Dalam kampanye saat mencalonkan menjadi wali kota, Mamdani mengusung agenda New York untuk Semua, yang menekankan keterjangkauan hidup, reformasi anggaran, dan perlindungan komunitas minoritas. Ia juga menolak dukungan dari korporasi besar dan memilih jalur kampanye akar rumput.

Pidato Kemenangan dan Mandat Rakyat

Dalam pidato kemenangannya di Union Square, Mamdani menyatakan bahwa kemenangan ini adalah mandat untuk melaksanakan agenda keterjangkauan paling agresif sejak era Fiorello La Guardia. Ia berjanji akan memperjuangkan perumahan yang layak, transportasi publik yang terjangkau, dan anggaran kota yang transparan.

Mamdani juga mengatakan bahwa kemenagangannya membuktikan bahwa politik bukan milik elite. Kota New York adalah milik semua orang, termasuk mereka yang selama ini tak terdengar. Ia juga menyampaikan kritik tajam terhadap Presiden Donald Trump dan menyebut bahwa masa depan kota harus dibangun dengan keberanian, bukan ketakutan.

Kemenangan Mamdani menjadi simbol penting bagi komunitas Muslim, imigran, dan generasi muda di Amerika. Ia mewakili gelombang baru politisi progresif yang tidak hanya berbicara soal kebijakan, tetapi juga identitas dan representasi. Di tengah meningkatnya retorika anti-imigran dan Islamofobia, Mamdani tampil sebagai figur yang menyatukan. Ia tidak menjual identitasnya, tetapi menjadikannya kekuatan untuk membangun kebijakan inklusif.

Tantangan Mamdani

Meski menang dengan suara mayoritas di Manhattan, Queens, dan Bronx, Mamdani menghadapi tantangan besar. Kota New York tengah bergulat dengan krisis perumahan, ketimpangan ekonomi, dan tekanan anggaran pasca pandemi. Ia juga harus menjembatani perbedaan dengan dewan kota yang masih didominasi oleh tokoh-tokoh moderat. Namun, Penulis yakin, dengan dukungan kuat dari komunitas akar rumput dan jaringan aktivis, Mamdani mampu membawa pendekatan baru dalam pemerintahan kota.

Kemenangan Zohran Mamdani bukan sekadar pergantian pemimpin. Ia adalah penanda bahwa politik Amerika, khususnya di kota-kota besar, sedang mengalami transformasi. Dari politik identitas menuju politik keberpihakan. Dari elite menuju rakyat. Dari retorika menuju aksi nyata.

New York kini memiliki wali kota yang muda, Muslim, dan progresif. Dunia menunggu bagaimana Mamdani akan mengubah wajah kota New York yang tak pernah tidur

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image