Makna dan Pentingnya Pancasila sebagai Sistem Filsafat
Pendidikan dan Literasi | 2025-11-01 07:33:44
Dalam perjalanan bangsa Indonesia, Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara atau pedoman hidup, tetapi juga memiliki kedudukan yang lebih dalam yaitu sebagai sistem filsafat. Seperti yang disebutkan dalam teks, “Pancasila sebagai sistem filsafat sudah dikenal sejak para pendiri negara membicarakan masalah dasar filosofis negara (Philosofische Grondslag) dan pandangan hidup bangsa (weltanschauung).”
Pernyataan ini menunjukkan bahwa sejak awal berdirinya bangsa, para pendiri negara telah menyadari bahwa Pancasila bukan hanya kumpulan nilai-nilai moral atau politik, melainkan juga memiliki dasar pemikiran yang mendalam dan rasional.
Jika kita memahami Pancasila dari sisi filsafat, maka kita tidak hanya menerima nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, tetapi juga berusaha menelusuri mengapa nilai-nilai itu penting dan bagaimana nilainya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pemerintahan. Karena itu, seperti dijelaskan dalam kutipan, “Filsafat Pancasila merupakan istilah yang mengemuka dalam dunia akademis.”
Artinya, Pancasila kini tidak hanya dibahas dalam konteks politik atau kenegaraan, tetapi juga dikaji secara ilmiah di dunia pendidikan agar generasi muda mampu memahami dasar berpikirnya.
Teks tersebut juga menjelaskan dua pendekatan dalam memahami filsafat Pancasila, yaitu genetivus objectivus dan genetivus subjectivus. Dijelaskan bahwa, “yang pertama meletakkan Pancasila sebagai aliran atau objek yang dikaji oleh aliran-aliran filsafat lainnya, sedangkan yang kedua meletakkan Pancasila sebagai subjek yang mengkaji aliran-aliran filsafat lainnya.”
Saya setuju bahwa kedua pendekatan ini saling melengkapi. Pancasila bisa menjadi bahan kajian bagi para filsuf untuk menilai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, tetapi di sisi lain, Pancasila juga bisa menjadi “kacamata” untuk menilai pandangan filsafat lain. Dengan cara ini, Pancasila menjadi lebih hidup dan mampu berdialog dengan berbagai pemikiran dunia.
Selain itu, teks menegaskan bahwa “Pentingnya Pancasila sebagai sistem filsafat ialah agar dapat diberikan pertanggungjawaban rasional dan mendasar mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai prinsip-prinsip politik.”
Pernyataan ini sangat penting, karena dalam kehidupan bernegara, segala keputusan dan kebijakan seharusnya berpijak pada dasar rasional dan moral yang jelas dan Pancasila memberi landasan itu. Dengan memahami Pancasila secara filosofis, kita dapat menjelaskan setiap sila secara logis, bukan hanya sebagai hafalan, melainkan sebagai panduan berpikir dan bertindak.
Terakhir, menurut teks tersebut, Pancasila juga berguna untuk “membuka dialog dengan berbagai perspektif baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.”
Saya menilai hal ini sangat relevan dengan kondisi masyarakat sekarang. Di tengah perkembangan globalisasi dan arus budaya luar, pemahaman filosofis terhadap Pancasila bisa menjadi benteng moral dan identitas bangsa. Pancasila bukan ide yang kaku, melainkan terbuka terhadap perkembangan zaman, asalkan nilai dasarnya seperti keadilan, kemanusiaan, dan persatuan tetap dijaga.
Dengan demikian, memahami Pancasila sebagai sistem filsafat bukan hanya tugas akademis, tetapi juga tanggung jawab seluruh warga negara. Karena lewat pemahaman yang mendalam inilah, Pancasila dapat terus menjadi dasar berpikir dan bertindak dalam kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
