Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Asjur Mubarak

Menulis dengan Nurani

Pendidikan | 2025-10-27 20:09:42

Di tengah derasnya arus informasi dan riuhnya media sosial, kebutuhan hendak jurnalisme yang jujur, kritis, dan beretika jadi terus jadi memencet. Sabtu setelah itu,???????????????????????????????????????????????????????????????? menjawab tantangan tersebut dengan menyelenggarakan pelatihan jurnalistik bertajuk“ Jadi Jurnalis Muda yang Kritis dan Etis” melalui platform Zoom meeting pada hari Minggu bersamaan pada 26 Otkober 2025 Jam 18: 30 WIB- Berakhir. Kegiatan ini bukan semata- mata pelatihan teknis, melainkan ruang reflektif buat generasi muda yang ingin menulis dengan nurani.

Ruang Belajar yang Menghidupkan Semangat

Sejak pagi, lebih dari seratus partisipan dari berbagai latar balik mulai memenuhi ruangan. Ada mahasiswa Ilmu Komunikasi, pegiat media kampus, sukarelawan komunitas literasi, hingga penulis lepas yang ingin memperdalam kemampuan jurnalistik. Mereka datang dengan semangat belajar, membawa novel catatan, kamera, dan segudang perkara tentang dunia media.

Pelatihan dibuka oleh

Pimpinan????????????????????????????????????????????????????????????????, Bapak Andre Hariyanto yang menekankan berartinya peran jurnalis muda dalam melindungi integritas informasi.“ Di masa digital ini, jurnalis bukan hanya penyampai berita, tetapi penjaga ilham sehat publik. Kita butuh jurnalis yang tidak hanya kilat, namun pula benar,” ucapnya.

Dari Teori ke Aplikasi: Belajar Jadi Jurnalis yang Bertanggung Jawab

Materi pelatihan di informasikan oleh para praktisi media ternama. Sesi dini membahas dasar- bawah jurnalistik: tata cara wawancara, observasi lapangan, dan struktur penataan berita 5W+1H. Partisipan diajak memahami jika berita bukan semata- mata kumpulan realitas, tetapi narasi yang harus disusun dengan logika, empati, dan akurasi.

Sesi kedua lebih menantang: simulasi peliputan langsung. Partisipan dipecah dalam kelompok kecil dan dimohon mencari isu di dekat kampus, mewawancarai narasumber, setelah itu menulis berita dalam waktu terbatas. Suasana berubah jadi ruang redaksi mini—penuh diskusi, debat, dan ketegangan deadline.

Asyur, mahasiswa Magister hukum mengaku pengalaman ini sangat berkesan.“ Saya belajar jika menulis berita itu bukan hanya soal gaya bahasa, namun soal keberanian buat bertanya dan kepekaan terhadap isu sosial,” tuturnya.

Etika di Tengah Tantangan Media

Salah satu sesi yang sangat reflektif ialah diskusi tentang etika jurnalistik. Pemateri mengajak partisipan merenungkan dilema yang sering dirasakan jurnalis: apakah segala informasi layak diberitakan? Gimana melindungi individu narasumber? Apa batas antara opini dan realitas?

Diskusi ini membuka ruang buat partisipan buat menyadari jika jurnalisme bukan hanya soal kemampuan, tetapi pula soal nilai. Di tengah tekanan klik dan algoritma, jurnalis dituntut buat tetap berpijak pada prinsip: kejujuran, keberimbangan, dan tanggung jawab sosial.

Menutup dengan Harapan

Lebih dari semata- mata pelatihan, kegiatan ini jadi ruang perjumpaan antara idealisme dan realitas, antara teori dan aplikasi, antara kata dan makna. Di tengah tantangan media yang area, pelatihan ini menegaskan jika jurnalisme bukan hanya tentang kecepatan, tetapi tentang keberanian buat menyuarakan yang benar, meski tidak tetap populer.

  • #ab
  • Disclaimer

    Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

    Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

    × Image