Amarah Instan Dipicu oleh Rasa Takut
Eduaksi | 2025-10-24 09:39:03
Manusia adalah makhluk yang unik. Segala kemampuan diberikan Tuhan kepada manusia, baik kemampuan positif maupun negatif. Amarah adalah salah satu bentuk dari emosi manusia yang bersifat normal.
Fenomena ini menjadi perhatian penting karena amarah instan sering berujung pada pertengkaran, kekerasan verbal bahkan fisik, serta penyesalan setelahnya. Fenomena amarah instan kini sering terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Amarah memiliki dua respon yaitu, respon fight or flight. Respon Fight yaitu bertahan dan melawan ancaman yang sedang ada, flight maksudnya adalah melarikan diri dari ancaman yang sedang dihadapi
Fenomena ini tidak hanya berkaitan dengan emosi sesaat, tetapi juga menyangkut aspek psikologis, biologis, dan sosial yang saling mempengaruhi. Banyak individu kehilangan kemampuan untuk menahan diri berpikir jernih sebelum bereaksi. Akibatnya, marah menjadi bentuk pelampiasan yang instan dan sering kali tidak terkendali.
Pernahkah kita merasa takut? saat kita merasa takut amigdala juga akan mengirim sinyal ke hipotalamus. Hipotalamus akan mengaktifkan respon fight or flight. Respon Fight yaitu bertahan dan melawan ancaman yang sedang ada, flight maksudnya adalah melarikan diri dari ancaman yang sedang dihadapi
Selain itu, hipotalamus akan megaktifkan system saraf simpatik dan mengirimkan sinyal melalui saraf otonom ke kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal tersebut akan merespon dengan menghasilkan hormon epinefrin atau adrenalin ke dalam aliran darah.
Saat hormon adrenalin mengalir ke seluruh tubuh, ia dapat menyebabkan perubahan fisiologis, seperti peningkatan detak jantung, tubuh mengeluarkan keringat, peningkatan denyut nadi dan tekanan darah. Orang yang sedang mengalami stress biasanya juga pernapasannya akan menjadi lebih cepat. Sehingga paru-paru akan menghirup oksigen lebih banyak melalui saluran udara kecil di paru-paru yang terbuka lebar.
Rasa takut juga dapat memicu amarah instan, melalui respon fight or flight. Rasa takut mengaktifkan sistem saraf yang meningkatkan detak jantung dan aliran darah ke otot, namun ketika respons flight terhambat, tubuh dapat beralih ke respons fight yang berupa kemarahan.
Terdapat beberapa cara untuk mengatasi amarah instan, pertama dengan hindari dengan menyalahkan orang lain, untuk menghindari hal tersebut cobalah mengatakan hal-hal yang sendang anda rasakan. Kedua tenangkan diri sebelum berbicara atau bertindak, cobalah menahan diri dan mengendalikan emosi sebelum anda berbicara atau bertindak. Ketiga atur napas dan kendalikan pikiran, berhitung dari 1 sampai 10 sambil mengatur napas untuk memberi waktu agar dapat menenangkan dan berpikir jernih. Keempat dengan cara mengidentifikasi amarah tersebut, agar dapat berfikir jernih sebelum melakukan sebuah tindakan.
Namun banyak orang tidak dapat mengendalikan amarahnya sendiri, seringkali mereka cenderung tidak berfikir secara logis untuk mengidentifikasi amarahnya. Bahkan dapat menimbulkan kekerasan fisik.
Amarah instan terdapat peran potifnnya yaitu sebagai mekanisme untuk membela diri atau keadilan. Secara fisiologis, amarah yang muncul saat kelelahan dapat menjadi sinyal bahwa tubuh dan otak membutuhkan istirahat dan perhatian lebih, karena kelelahan dapat membuat emosi lebih sulit dikelola.
Dapat disimpulkan bahwa rasa takut menjadi salah satu alasan terjadinya amarah instan. Amarah instan bukan hanya semata emosi negatif melaikan terdapat positifnya yaitu sebagai mekanisme untuk membela diri atau keadilan. Dalam amarah insta ada dua respon yaitu bertahan dan melawan ancaman yang sedan ada atau melarikan diri dari ancaman yang sedang dihadapi.
Dan ada beberapa cara untuk mengontrol amarah instan tersebut salah satunya dengan mengidentifikasi amarah tersebut. Pesan penting dari amarah instan, bahwa pengendalian diri itu sangat penting, karena amarah yang tak terkendali dapat merusak hubungan dan mengakibatkan penyesalan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
