PWM BABEL
Makna Doa yang Mustajab: Bukan Sekadar Meminta, Tapi Mendekatkan Diri kepada Allah
Agama | 2025-10-24 08:34:29
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bangka Belitung (PWMBABEL) menggelar Kajian Rutin #5 dengan tema “Doa yang Mustajab: Kapan, Bagaimana, dan Untuk Apa” , menghadirkan Ustaz Dede Purnama sebagai narasumber, dan dipandu hangat oleh Nisa dari Tim Kreatif Media (TKM) PWMBABEL sebagai host.
Kajian yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube @pwmabel ini menghadirkan suasana yang teduh dan penuh makna. Sejak awal, Ustaz Dede mengingatkan bahwa doa bukan hanya sekedar rangkaian kata, tetapi sarana penghubung hati antara hamba dengan Tuhannya.
“Doa adalah tanda bahwa hati masih hidup. Orang yang berdoa berarti masih berharap dan percaya pada kasih sayang Allah,” ujarnya membuka kajian.
Menurut Ustaz Dede, ada tiga hal penting agar doa menjadi mustajab:
- Waktu yang tepat , seperti di tengah malam terakhir, saat sujud, atau di antara adzan dan iqamah.
- Adab yang benar, dimulai dengan memuji Allah, bershalawat kepada Nabi, serta memohon dengan rendah hati.
- Tujuan doa yang mulia, bukan sekedar menanyakan urusan dunia, tapi juga memohon keteguhan iman dan keberkahan hidup.
Melalui kajian ini, jamaah diajak untuk memahami bahwa doa bukan hanya alat untuk meminta sesuatu, melainkan cara untuk menenangkan jiwa dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT.
Host Nisa juga memberikan sentuhan ringan dalam percakapan, menjadikan suasana kajian terasa akrab dan menginspirasi, terutama bagi kalangan muda yang ingin memperdalam makna doa dalam kehidupan sehari-hari.
Menutup kajian, Ustaz Dede berpesan agar setiap muslim tidak berhenti berdoa meski belum melihat hasilnya secara langsung.
“Allah tidak pernah menolak doa, hanya saja Ia menjawab dengan cara terbaik. Kadang ditunda, kadang diganti, tapi selalu dengan kasih sayang,” ditutup dengan penuh keteduhan.
Kajian lengkapnya dapat disaksikan kembali di YouTube Channel @pwmbel
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
