Perubahan Suasana Hati Menjelang Menstruasi, Di Tinjau Dalam Perspektif Biopsikologi
Edukasi | 2025-10-21 11:56:11
Menstruasi Adalah bagian alami dari siklus biologis Perempuan namun, Banyak Perempuan diluar sana yang mengalami perubahan suasana hati beberapa hari sebelum menstruasi. Ada yang merasa mudah marah, sedih tanpa alasan, cemas, atau lebih sensitif dari biasanya. Perasaan yang tidak menentu ini tentunya sangat mengganggu segala aktivitas yang sedang dijalani. Gejala seperti ini sering disebut sebagai PMS (premenstrual syndrome) dan dalam bentuk yang lebih berat disebut PMDD (premenstrual dysphoric disorder). Meskipun hal ini sering dianggap “wajar” atau “biasa”, sebenarnya kondisi ini memiliki dasar ilmiah, terutama jika kita melihatnya dari sudut pandang biopsikologi, yaitu gabungan antara ilmu biologi, psikologi, dan faktor sosial.
Siklus menstruasi pada perempuan terdiri dari beberapa fase yang berlangsung secara berurutan setiap bulannya, dengan durasi rata-rata sekitar 28 hari, meskipun bisa bervariasi antara 21 hingga 35 hari. Siklus ini terbagi menjadi empat fase utama, yaitu fase menstruasi, fase folikular, fase ovulasi, dan fase luteal. Masing-masing fase memiliki karakteristik hormonal dan fisiologis yang berbeda, yang memengaruhi kondisi fisik maupun emosional Perempuan dan gejala PMS biasanya muncul di fase luteal, yaitu sekitar 1–2 minggu sebelum menstruasi dimulai. Pada fase ini, hormon seperti estrogen dan progesteron naik, lalu menurun drastis. Nah, penurunan hormon inilah yang sering dikaitkan dengan perubahan suasana hati.
Di dalam otak, ada zat kimia bernama serotonin, yang sangat penting untuk mengatur suasana hati. Saat kadar estrogen menurun, produksi serotonin juga bisa menurun. Akibatnya, perempuan bisa merasa lebih murung, lelah, atau kehilangan semangat. Selain itu, sistem saraf otonom yang mengatur fungsi tubuh seperti detak jantung dan pernapasan juga mengalami perubahan. Menjelang menstruasi, tubuh menjadi lebih “siaga” dan kurang rileks, terutama pada perempuan yang mengalami gejala PMS berat.
Menariknya, tidak semua perempuan mengalami gejala yang sama, meskipun kadar hormon mereka sama. Ini karena ada faktor genetik yang membuat sebagian orang lebih sensitif terhadap perubahan hormon. Penelitian dari National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa perempuan dengan PMDD memiliki perbedaan ekspresi gen tertentu yang membuat otaknya lebih mudah bereaksi terhadap fluktuasi hormon.
Selain faktor biologis, perubahan suasana hati juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan. Banyak perempuan yang mengalami PMS cenderung lebih fokus pada hal-hal negatif atau mudah tersinggung. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa mengendalikan diri. Fungsi otak seperti berpikir, mengingat, dan mengambil keputusan tetap normal, meskipun suasana hati sedang buruk.
Yang menjadi masalah adalah bagaimana seseorang mengelola emosinya. Perempuan yang terbiasa menggunakan cara-cara positif seperti olahraga atau bercerita pada orang lain cenderung mengalami gejala lebih ringan. Sebaliknya,Perempuan yang menyimpan emosi atau lebih memilih untuk memendamnya sendiri bisa merasa lebih berat.
Faktor Stres harian, tekanan pekerjaan, konflik keluarga, atau bahkan riwayat trauma masa lalu dapat memperburuk gejala PMS. Perempuan dengan pengalaman traumatis lebih rentan mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem menjelang menstruasi. Ini menunjukkan bahwa pengalaman hidup dan kondisi psikologis sangat memengaruhi bagaimana tubuh merespons perubahan hormonal.
Perubahan suasana hati sebelum menstruasi tidak hanya dipengaruhi oleh hormon maupun otak tetapi psikologi pribadi, lingkungan sosial dan budaya serta sudut pandang Masyarakat.
Hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi ini dari sisi medis Adalah mengkonsumsi vitamin tertentu seperti :
1. Vitamin B6 yang sangat penting dalam mengatur suasana hati dan dapat membantu mengurangi gejala seperti mudah marah dan depresi ringan.
2. Magnesium yang membantu meredakan ketegangan otot, mengurangi rasa lelah, dan memperbaiki kualitas tidur. Magnesium juga berperan dalam regulasi sistem saraf dan dapat membantu mengurangi kecemasan serta gejala fisik PMS seperti nyeri payudara dan kembung.
3. Omega-3 dapat membantu menstabilkan suasana hati, mengurangi gejala depresi, dan meningkatkan fungsi kognitif. Sumber omega-3 bisa berasal dari minyak ikan, chia seed, atau suplemen khusus.
sedangkan dari sisi psikologis yaitu dengan terapi kognitif, meditasi dan mencatat suasana hati agar lebih sadar kapan gejala muncul dan apa yang memicu gejala tersebut datang. Tidak hanya dari sisi biologis dan psikologis yng bisa mengatasi perubahan suasana hati menjelang menstruasi, tapi dari sisi gaya hidup juga bisa diatasi yaitu dengan cara olahraga yang teratur dan rutin,tidur yang cukup dan berkualitas, makan makanan bergizi hindari kopi dan minuman yang mengandung banyak gula serta kafein.
Kesimpulannya , perubahan suasana hati sebelum menstruasi bukan hanya soal “perasaan” atau “emosi perempuan” akan tetapi Ini adalah hasil interaksi antara perubahan hormon, kondisi otak, pikiran dan emosi pribadi, serta lingkungan sosial. Dengan pendekatan biopsikologi, kita bisa memahami bahwa ini adalah kondisi yang nyata dan bisa ditangani dengan pendekatan yang tepat. penting bagi perempuan untuk mengenali gejalanya, dan penting juga bagi lingkungan sekitar untuk memberikan pemahaman dan dukungan. Dengan begitu, kesejahteraan fisik dan mental bisa tetap terjaga sepanjang siklus menstruasi.
Rahmah,Afiattami,Khoiriani,Wahyurin. (2025). Eating behavior, phytoestrogen intake and chronotype in relation with premenstrual syndrome among female college students. Jurnal Gizi Indonesia. Universitas Diponegoro. Diakses dari https://ejournal.undip.ac.id
Nurdini,Aswin,Hidayati,Nurdiani. (2023). Hubungan gaya hidup dan psikologis terhadap kejadian premenstrual syndrome pada remaja. Jurnal Kesehatan. Universitas Pembangunan Nasional. Diakses dari https://ejurnal.upnb.ac.id
Puji,Ismaya,Ratnaningtyas,Hasanah,Fitriah. (2021). Hubungan antara aktivitas fisik, stres dan pola tidur dengan PMS pada mahasiswi Prodi D3 Farmasi STIKES Kharisma Persada. Open Journal STIKES Kharisma Persada. Diakses dari https://openjournal.wdh.ac.id
Lestari,Ningsih,Astuti. (2024). Hubungan PMS dengan kualitas tidur mahasiswi di Institut Keperawatan Al Insyirah. Jurnal Institut Keperawatan Al Insyirah. Diakses dari https://jurnal.ikta.ac.id
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
