Pelayanan Terapeutik Perawat yang Menjadi Kunci Kualitas Keperawatan
Hospitality | 2025-10-19 21:04:03Ketika kita mengunjungi pusat layanan kesehatan terutama rumah sakit, Tidak dapat dipungkiri kesembuhan pasien tidak hanya disebabkan oleh obat melainkan ada sentuhan manusiawi tenaga kesehatan di dalamnya. Bayangkan jika seorang pasien merasa tidak diterima, dipahami, dan merasa tidak nyaman ketika menggunakan layanan kesehatan. Maka untuk mengatasi hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk pelayanan terapeutik yang bisa dilakukan tenaga kesehatan maupun tenaga medis, salah satunya ada perawat.
Pelayanan terapeutik adalah interaksi komunikasi profesional yang meliputi komunikasi terapeutik, dukungan emosional, edukasi pasien dan intervensi keperawatan yang berfokus pada pemulihan serta bertujuan untuk mendukung proses kesembuhan pasien. Dari hasil Pengamatan dari salah satu rumah sakit menunjukkan bahwa ketika perawat mampu berkomunikasi secara terapeutik yaitu dengan empati menerima perasaan pasien, memahami kondisi pasien, dan memberikan situasi nyaman dengan pasien maka pasien akan merasa diterima dan lebih kooperatif dalam menjalani perawatan.
Hal ini menunjukkan seberapa pentingnya keseimbangan antara profesionalitas dan kepekaan dalam penerapan komunikasi terapeutik. Di tengah penerapan terpeutik yang tidak selalu mudah, banyak sekali faktor yang mempengaruhi seperti adanya keterbatasan waktu pelayanan, tuntutan administratif yang membatasi ruang perawat, dan beban pekerjaan yang berat membuat perawat mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dan komunikasi yang mendalam dengan pasien. Namun dengan keterbatasan itu masih dapat kita lihat, perawat tetap memilih untuk tetap merawat dengan hati dan empati yang tinggi.
Walaupun hanya melalui sapaan lembut pagi hari namun hal kecil tersebut dapat menjadi penguat besar bagi pasien-pasien yang sedang berjuang untuk melawan penyakitnya. Florence Nightingale pernah mengatakan bahwa “Nursing is an art; and if it is to be made an art, it requires an exclusive devotion as hard a preparation, as any painter’s or sculptor’s work.” dengan adanya ini menekankan bahwa keperawatan bukan sekedar memberi tindakan medis saja, akan tetapi menjadi fasilitator kesembuhan melalui konsep pelayanan terapeutik yang menjadi seni dalam pelayanan. Lingkungan yang bersih, tenang, dan penuh empati adalah obat non farmakologis yang secara tidak langsung menunjang penuh kesembuhan pasien. Tidak hanya itu saja, pelayanan terapeutik juga meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan. hal ini didukung dengan studi yang yang membuktikan adanya hubungan erat antara komunikasi terapeutik perawat dan tingkat kepuasan pasien di salah satu rumah sakit daerah.
Dengan nilai p= 0,00(p0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor komunikasi menjadi komponen penting dalam pelayanan terapeutik, yang kemudian dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap mutu pelayanan dan meyakinkan pasien untuk menjalankan prosedur kesehatan sesuai yang dianjurkan. pelayanan terapeutik dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa teknik komunikasi terapeutik, antara lain : dengan mendengarkan keluhan pasien dengan baik dan tentunya penuh perhatian sehingga pasien merasa diterima mengulang kembali apa yang disampaikan pasien dengan bahasa yang sederhana sehingga pasien tidak merasa rendah dan enggan membuka komunikasi di tahap selanjutnyasenantiasa memberikan penghargaan dalam bentuk pujian sekalipun setiap pasien telah melakukan usaha untuk kesembuhan.
Hal ini bertujuan agar menambah semangat pasien yang sedang berjuang untuk kesembuhan. menyisipkan humor dalam komunikasi, hal ini untuk meredakan kecemasan yang dialami pasien. Sebagai tenaga medis yang bisa dikatakan 24 jam bersama pasien, perawat memiliki peran yang cukup krusial dalam mendukung keberhasilan proses penyembuhan pasien secara holistik yang mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual pasien.
Melalui pelayanan terapeutik perawat tidak hanya berperan dalam memberikan obat dan memantau kondisi vital pasien, namun juga membangun komunikasi dan efektif dan empatik dengan pasien. Dengan adanya penerapan dari pelayanan terapeutik, rumah sakit akan menjadi tempat penyembuhan yang aman, penuh kehangatan dan berorientasi pada kesembuhan pasien.
Referensi:https://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/view/820?utm_source=chatgpt.comhttps://www.intelycare.com/career-advice/florence-nightingale-nursing-theory-key-takeaways/#:~:text=Filosofi%20Florence%20Nightingale%20menyatakan%20bahwa,dan%20tidak%20memiliki%20otonomi%20profesional%20.https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30514780/
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
