Guru PAUD Kumara Asih Kota Mataram Sulap Limbah Organik Jadi Eco Enzim Ramah Lingkungan
Eduaksi | 2025-10-16 17:56:39
Penyerahan Alat Pengelolaan Limbah Organik Menjadi Eco-Enzim dari Ketua Tim Pelaksana PMP STP Mataram 2025 kepada ibu Kepala PAUD Kumara Asih Kota Mataram – Di tengah persoalan sampah yang semakin menumpuk, sebuah inisiatif hijau lahir dari ruang belajar anak usia dini di Kota Mataram. Guru-guru PAUD Kumara Asih, bersama dosen dan mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram, menggagas program pengolahan limbah organik menjadi eco-enzim, cairan serbaguna ramah lingkungan yang bisa digunakan sebagai pembersih alami hingga pupuk cair.
Program ini hadir berawal dari keprihatinan terhadap banyaknya sisa buah, sayuran, dan bunga dari kegiatan belajar serta upacara keagamaan di lingkungan sekolah. “Setiap hari ada 3–5-kilogram limbah organik yang terbuang begitu saja. Padahal, jika dikelola, bisa berubah menjadi produk bermanfaat,” jelas I Ketut Bagiastra, dosen STP Mataram sekaligus ketua tim pengabdian.
Melalui pelatihan, guru PAUD tidak hanya diajarkan cara membuat eco-enzim dengan metode fermentasi sederhana, tetapi juga diberikan pemahaman tentang manfaat ekonominya. Cairan hasil olahan limbah ini bisa dijual sebagai produk ramah lingkungan, membuka peluang usaha baru bagi para guru dan orang tua murid.
Selain menyentuh aspek ekonomi, program ini juga menanamkan nilai cinta lingkungan kepada anak-anak sejak dini. “Ketika anak-anak melihat langsung sampah yang mereka hasilkan bisa disulap jadi sesuatu yang berguna, mereka belajar pentingnya menjaga bumi,” tutur Ni Luh Sri Suarti, Kepala PAUD Kumara Asih.
Kegiatan ini sejalan dengan misi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pendidikan berkualitas serta konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Tak hanya itu, mahasiswa yang terlibat pun mendapat pengalaman belajar di luar kampus, sesuai dengan indikator kinerja utama perguruan tinggi.
Menariknya, tim pengabdi juga menyiapkan keberlanjutan program dengan membentuk kelompok pengelola sampah di sekolah. Harapannya, PAUD Kumara Asih bisa menjadi percontohan bagi lembaga pendidikan lain di Kota Mataram dalam mengelola limbah organik secara kreatif dan produktif.
“Eco-enzim ini bukan sekadar cairan, tapi simbol perubahan. Dari sampah yang dianggap tak berguna, lahirlah harapan baru bagi lingkungan dan masyarakat,” tutup Bagiastra penuh optimisme.
Berdasarkan data Pemerintah Kota Mataram, timbulan sampah harian mencapai lebih dari 260 ton, dengan sebagian besar berupa limbah organik. Namun, hanya sebagian kecil yang berhasil terkelola dengan baik, sisanya berakhir di tempat pembuangan akhir. Kondisi ini menimbulkan bau tidak sedap sekaligus mencemari lingkungan.
Melihat kenyataan tersebut, PAUD Kumara Asih mencoba memulai dari lingkup kecil untuk memberi solusi. Program eco-enzim ini diharapkan menjadi contoh nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari sekolah. Dari tangan para guru, orang tua, hingga anak-anak, kesadaran lingkungan bisa tumbuh bersama.
Proses pembuatan eco-enzim sendiri terbilang sederhana dan murah. Limbah buah dan sayuran dicampur dengan molase atau gula merah, lalu difermentasi dalam wadah tertutup selama tiga bulan. Hasilnya berupa cairan berwarna cokelat yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan rumah tangga.
Proses Pengolahan Limah Organik dilakukan oleh Peserta Pelatihan di PAUD Kumara Asih Kota Mataram 2025
Cairan eco-enzim terbukti multifungsi. Selain sebagai pembersih lantai dan pengganti deterjen, ia juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk cair untuk tanaman. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan eco-enzim mampu menurunkan kadar polusi air ketika dibuang ke saluran.
Bagi guru PAUD yang sebagian besar berstatus non-PNS, peluang ini sangat berarti. Dengan keterampilan baru, mereka berpotensi menghasilkan tambahan pendapatan dari penjualan eco-enzim. Ekonomi keluarga pun dapat terbantu tanpa harus meninggalkan profesi mendidik.
Orang tua murid juga dilibatkan dalam pelatihan. Mereka diajak memahami pentingnya memilah sampah dari rumah serta ikut mempraktikkan pembuatan eco-enzim. Dengan begitu, pesan cinta lingkungan tidak hanya berhenti di sekolah, tapi juga meresap ke keluarga.
Tim Pelaksana PMP 2025 Melatih Siswa PAUD dalam Memilah Jenis Sampah dan Membuang Pada Tempatnya, Mengenalkan Bahan dan Cara Mengolah Sampah Menjadi Eco-Enzim
Harapan terbesar dari program ini adalah terciptanya budaya baru di masyarakat. Jika sejak kecil anak-anak sudah terbiasa mengolah limbah, maka di masa depan mereka akan tumbuh sebagai generasi peduli lingkungan. Inilah investasi sosial yang manfaatnya jauh melampaui sekadar mengurangi sampah.
Kegiatan ini sepenuhnya didanai dengan hibah skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM), ruanglingkup Pengabdian Masyarakat Pemula (PMP) Kemdiktisaintek RI tahun 2025, sebagai bentuk dukungan pemerintah untuk memberdayakanmasyarakat khususnya PAUD Kumara Asih Kota Mataram - NTB.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
