Cinta yang Tumbuh di Antara Rapat dan Doa
Alkisah | 2025-10-10 22:55:31
Setelah menanggung beban amanah dan belajar dari luka, hati ini mulai terbuka lagi. Bukan untuk mencari siapa yang bisa mengobati, tapi siapa yang bisa memahami diam-diam. Dan di antara rapat dan tugas yang tak ada habisnya, aku menemukan satu hal yang tak terencana: cinta yang hadir bukan untuk mengganggu pengabdian, melainkan untuk menenangkan perjuangan.
BAB 2 — ANTARA CINTA DAN PENGABDIAN
Cinta datang bukan sebagai rencana, tapi sebagai jeda di tengah lelahnya perjuangan. Aku terlihat bukan di taman penuh bunga, melainkan di ruang organisasi yang penuh rapat dan tanggung jawab.
Dia hadir seperti lagu yang tak kusadari sudah lama kudengar, dengan menghadirkan yang sederhana, namun mampu menenangkan badai. Saat dunia kampus terasa sesak oleh target dan tekanan, kehadirannya seperti udara yang kembali membuat bisa bernapas.
Namun cinta di dunia pengabdian tak pernah berjalan mulus. Ada jarak yang harus dijaga, ada tugas yang tak boleh diabaikan. Kadang aku ingin menjadi manusia biasa yang bisa jatuh cinta tanpa beban amanah di punggung. Tapi Tuhan selalu mengingatkanku: bahwa cinta sejati bukan tentang memiliki, melainkan tentang tetap mendukung, meski dari balik kesibukan dan luka.
Kami sering bertemu di antara tenggat waktu dan rapat, bukan di antara janji dan waktu luang. Dia tahu aku letih, aku tahu dia juga berjuang. Dan di antara dua dunia yang sama-sama tak mudah, kami belajar mencintai dengan cara yang paling dewasa: menemani dalam diam, memahami tanpa harus selalu hadir.
Cinta, maksudnya, bukan alasan untuk berhenti mengabdi justru menjadi alasan untuk bertahan lebih lama di medan ini. Karena melalui dia, aku belajar bahwa kasih yang benar-benar tidak membuatmu meninggalkan tugasmu, melainkan memberi makna pada setiap langkah pengabdianmu.
Kini aku mengerti, bahwa cinta dan pengabdian bukanlah dua hal yang saling bertentangan. Mereka seperti siang dan malam berbeda, tapi saling melengkapi. Dan mungkin, di antara doa dan perjuangan, Tuhan sedang mengajarkan: bahwa mencintai juga adalah bentuk lain dari berdoa.
Saat cinta dan pengabdian mulai berbaur, aku dihadapkan pada ujian baru, antara idealisme dan kenyataan, antara panggilan hati dan tanggung jawab duniawi.............
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
