Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nabila auliya

Membangun SDM Unggul sebagai Kunci Bertahan di Tengah Persaingan Global

Agama | 2025-10-10 20:10:34

Di tengah derasnya arus globalisasi, global talent war, dan transformasi teknologi yang terus bergerak cepat, kemampuan sebuah bangsa untuk bertahan bahkan unggul sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Indonesia, dengan segala potensinya, menghadapi tantangan nyata dari skor pendidikan internasional yang masih di bawah rata-rata, kompetensi guru yang belum merata, hingga daya saing talenta yang cenderung stagnan atau bahkan menurun dalam beberapa indikator.

Dalam World Talent Ranking (WTR) 2025 oleh IMD, Indonesia menempati peringkat ke-53 dari 67 negara, turun dari posisi 46 di tahun sebelumnya. Dalam indikator educational investment and development, Indonesia masih mengalami skor yang kurang memuaskan, terutama di aspek rasio guru-murid, ketersediaan pelatihan atau magang, dan kualitas pengembangan pendidikan.

Ketika sebuah negara memiliki SDM yang unggul, maka negara itu memiliki keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru oleh bangsa lain. Keunggulan tersebut yang meliputi inovasi, produktivitas, kemampuan adaptasi cepat, kualitas layanan dan produk, daya tarik investasi, dan kepercayaan masyarakat/adanya reputasi positif di panggung internasional. Data menunjukkan bahwa Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan potensi itu. Penurunan peringkat daya saing dan peringkat talenta mengindikasikan bahwa ada kelemahan struktural yang perlu segera diperbaiki. Beberapa aspek yang perlu perhatian khusus:

1. Pendidikan Dasar dan Menengah

Walau ada sedikit peningkatan pada hasil PISA, skor secara keseluruhan masih di bawah rata-rata internasional. Rendahnya literasi, numerasi, dan sains menghambat kemampuan generasi muda untuk mengikuti tuntutan pekerjaan global.

2. Kualitas Pengajar dan Infrastruktur Pendidikan

Guru madrasa misalnya, berdasarkan asesmen kompetensi 2024, masih ditemukan kekurangan dalam aspek pedagogik, literasi dan numerasi. Infrastruktur, fasilitas laboratorium, akses internet dan teknologi pendidikan yang merata juga menjadi persoalan.

3. Investasi Talenta dan Pelatihan Terapan

SDM unggul bukan hanya mereka yang mendapatkan pendidikan teori yang bagus, tetapi juga terlatih dengan praktik industri, magang, dan pengalaman langsung yang relevan. Indikator‐indkator dari IMD menunjukkan bahwa pelatihan kerja dan magang masih kurang cukup.

4. Daya Tarik dan Retensi Talenta

Penurunan peringkat WTR menunjukkan bahwa Indonesia kesulitan dalam menarik talenta asing, maupun mempertahankan talenta lokal. Faktor seperti kompensasi, kondisi kerja, peluang pengembangan karir, dan iklim ekonomi/politik mempengaruhi hal ini.

5. Kebijakan dan Efisiensi Pemerintah

Penurunan daya saing juga dikaitkan dengan lemahnya efektivitas institusi, regulasi, dan infrastruktur, serta ketidakefisienan dalam proses birokrasi.

Penurunan skor PISA pada tiga bidang utama menunjukkan bahwa masalah tidak hanya pada jumlah siswa atau akses ke sekolah, tetapi kualitas pembelajaran, pengajaran, dan fasilitas pendukung seperti perpustakaan, laboratorium, serta pelatihan guru menjadi isu kritis. Penurunan peringkat dalam World Talent Ranking mengindikasikan bahwa meski ada upaya investasi dalam SDM, kesiapan tenaga kerja, infrastruktur pendidikan, dan daya tarik (termasuk peluang bagi pekerja asing atau talenta lokal) belum cukup kuat.

Hal-hal seperti magang, praktik industri, pelatihan kerja, dan kemampuan adaptasi menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Dilihat dari sisi positif, kemajuan dalam World Competitiveness Ranking menunjukkan bahwa aspek antisipatif seperti kinerja ekonomi dan iklim usaha juga bisa diperbaiki, dan ini mendukung pembangunan SDM. Upaya ini harus diseimbangkan dengan investasi langsung ke pendidikan dan pelatihan agar output (lulusan, kesiapan kerja) dan outcome (inovasi, produktivitas) ikut meningkat.

Solusi dan Rekomendasi

Berikut beberapa poin solusi yang bisa dijadikan bahan kebijakan atau aksi nyata:

· Reformasi kurikulum agar lebih menekankan pada kompetensi literasi dasar, numerasi, sains, berpikir kritis, problem solving, dan adaptasi teknologi.

· Pelatihan dan pengembangan guru secara berkelanjutan, khususnya untuk daerah terpencil dan untuk mata pelajaran yang skor pisa-nya rendah.

· Perluasan program magang / pendidikan vokasional yang terintegrasi dengan industri agar lulusan siap kerja dan memiliki pengalaman praksis.

· Peningkatan investasi pendidikan, tidak hanya alokasi anggaran, tapi juga kualitas penggunaan dana, pemerataan sarana/prasarana, akses digital, dan fasilitas pendukung.

· Peningkatan daya tarik serta retensi talenta, melalui insentif, suasana kerja yang kondusif, peluang pengembangan karir, serta kebijakan yang meminimalkan hambatan administratif/infrastruktur.

Membangun SDM unggul adalah proses yang panjang, multidimensional, dan memerlukan keseriusan tinggi dari semua pihak. Keberhasilan kita tidak akan tergantung pada satu faktor saja melainkan kombinasi antara pendidikan berkualitas, teknologi dan digitalisasi, pelatihan yang relevan, kelas pendidikan yang merata, dan karakter manusia yang kuat.

Jika Indonesia mampu mengelola semua aspek tersebut dengan baik, bukan hanya bertahan dalam persaingan global, tetapi juga menjadi salah satu pemain utama di pentas dunia negara yang bukan hanya kaya secara sumber daya alam atau demografi, tetapi kaya akan kualitas manusia. Sebaliknya, jika kita lalai dalam satu saja: pendidikan, karakter, infrastruktur, atau kebijakan maka peluang yang besar bisa berubah menjadi tantangan yang berat.

SDM unggul bukan hanya tugas pemerintah atau institusi tertentu, tetapi tugas bersama: dosen, guru, orang tua, sektor swasta, serta setiap individu yang memiliki semangat belajar, memperbaiki diri, dan berkontribusi. Semoga upaya ini bisa menjadi pijakan kuat bagi Indonesia meraih kemajuan yang adil, berkelanjutan, dan bermartabat di tengah persaingan global.

Referensi

https://www.kompas.com/tren/read/2025/09/10/163000465/world-talent-ranking-2025--indonesia-turun-ke-posisi-53-tertinggal-dari?page=all

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image