Tikungan Tajam: Lokasi Rawan Kecelakaan
Edukasi | 2025-10-08 01:00:36Dikutip dari Kompas 2025 terdapat kasus kecelakaan tragis terjadi di Padukuhan Girinyono, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Minggu (13/4/2025). Seorang laki-laki lanjut usia tewas di tempat, sementara rekannya mengalami luka berat setelah sepeda motor yang mereka kendarai tergelincir di jalan turunan ekstrem. Kedua korban, Sapon (67) dan Sujarwoko (65), merupakan warga Sleman. Kecelakaan terjadi ketika Sapon dan Sujarwoko mengendarai motor Supra X 125 hitam dengan stiker merah (nomor polisi AB 4057 NH) melaju dari arah Clapar, Hargotirto, Kapanewon Kokap. Mereka mengenakan helm saat berkendara. Jalan yang dilalui merupakan jalan menurun yang ekstrem dan tiba di sebuah tikungan ke kanan, tepat di lokasi bak penampungan air milik PDAM. Motor mereka kemudian menabrak pagar PAM, menyebabkan kerusakan pada bagian kepala motor dan lampu depan.
Jalan merupakan suatu tempat umum untuk kendaraan dapat berlalu lalang, jalan sangat penting keberadaannya bagi masyarakat umum. Jenis-jenis jalan juga sangat bervariasi tergantung lokasi suatu jalan tersebut dibangun. Salah satunya terdapat jalan menikung, jalan menikung merupakan jalan dengan alur yang tidak lurus, melainkan memiliki lengkungan. Dalam lengkungan alurnya terdapat lengkungan yang tidak biasa atau ekstrem yang sering disebut tikungan tajam. Lokasi ini sangat rawan terhadap kecelakaan karena alurnya yang tidak biasa dan pengendara kesulitan dalam melihat pengendara lain yang searah atau dari arah yang berlawanan. Terlebih lagi, tikungan tajam yang disertai dengan jalan naik atau jalan turun. Kombinasi ini dapat menaikkan angka kecelakaan jika pengendara tidak hati-hati.
Seperti yang terjadi pada berita di atas, terdapat kasus kecelakaan di Yogyakarta. Kecelakaan ini terjadi di tikungan tajam yang ada pada Padukuhan Girinyono, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Keccelakaan itu bisa terjadi karena pengendara tidak terbiasa melewati jalur tersebut. Sebelumnya di daerah tersebut juga terdapat beberapa kendaraan matik pernah mengalami kecelakaan tunggal.
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan tikungan tajam menjadi lokasi rawan terjadi kecelakaan. Dikutip dari Suzuki 2024 mengenai kesalahan umum pengendara di tikungan tajam, diantaranya kecepatan yang berlebihan, tidak menggunakan lampu sein atau klakson, posisi kendaraan yang tidak tepat, kurangnya fokus. Selain itu, kurangnya kemampuan dalam mengendarai juga menjadi faktor utama suatu kecelakaan bisa terjadi.
Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya kecelakaan bisa dimulai dari diri sendiri. Beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya dengan memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), dengan kita memiliki SIM seharusnya kemampuan kita dalam mengendarai sudah teruji. Kemudian, meningkatkan kemampuan dalam berkendara karena dalam tes membuat SIM tidak semua jenis medan diujikan, sehingga kita perlu meningkatkan kemampuan atau membiasakan berkendara di medan yang tidak umum. Pelan-pelan dan berhati-hati saat membiasakan diri di medan yang ekstrem, atau jika perlu minta diawasi oleh orang yang lebih ahli atau mengikuti les berkendara. Tingkatkan fokus saat berkendara, hindari melakukan hal lain saat berkendara, seperti bermain ponsel serta jauhkan diri dari hal yang dapat mengganggu fokus. Gunakan kelengkapan berkendara, seperti helm untuk setidaknya mengurangi dampak jika kecelakaan tidak terhindarkan. Selalu cek mesin kendaraan karena bisa jadi kecelakaan terjadi karena ada mesin yang terkendala saat berkendara.
Di sisi lain, pemerintah juga dapat turut serta dalam membantu mencegah terjadinya kecelakaan, salah satunya dengan meningkatkan fasilitas jalan. Memastikan keadaan jalan, terutama medan ekstrem seperti tikungan tajam. Memasang kaca cembung di tikungan jalan bisa dilakukan untuk membantu meningkatkan penglihatan pengendara di tikungan, hal ini sejalan dengan pendapat Ilmaknun (2024), “Dengan melihat cermin cembung, akan memudahkan penegendara melihat kendaraan lain yang berada searah atau berlainan arah dengannya agar lebih waspada.” Pemerintah juga dapat mengadakan seminar untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai sikap berkendara di medan ekstrem. Selain itu, di era modern ini, pemerintah bisa mengembangkan teknologi dan inovasi keselamatan.
Dengan turut sertanya pemerintah dan diri sendiri, dapat menurunkan angka kecelakaan lalu lintas, terlebih di medan ekstrem seperti tikungan tajam. Upaya ini tentu membutuhkan sinergi yang tidak terpisahkan antara kesadaran individu dan tanggung jawab pemerintah. Dengan disiplin pribadi—mulai dari meningkatkan keterampilan, menjaga fokus, hingga memastikan kelayakan kendaraan—setiap pengendara memegang peran kunci sebagai garda terdepan keselamatan. Tetapi, upaya ini tidak akan optimal tanpa dukungan infrastruktur yang memadai dari pemerintah. Pemasangan cermin cembung, perbaikan kualitas jalan, serta inovasi teknologi keselamatan adalah langkah konkret yang dapat mengubah lokasi rawan menjadi jalur yang lebih aman. Pada akhirnya, tragedi seperti yang terjadi di Kulon Progo seharusnya menjadi pengingat bersama bahwa setiap nyawa di jalan raya berharga, dan kolaborasi aktif dari semua pihak adalah jalan terbaik untuk melindunginya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
