Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aditya Hasiholan Purba

Peran Strategis Mahasiswa dalam Menjaga Marwah Demokrasi

Politik | 2025-10-03 09:30:41
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Jambi

Baru baru ini tanah air baru saja mengalami gejolak demonstrasi di sejumlah daerah dikarenakan berbagai isu yang membuat masyarakat resah. Di tengah kesulitan ekonomi yang kontras sekali bedanya dengan perilaku flexing dan gaya hidup pejabat. Koalisi masyarakat melakukan aksi protes aksi unjukrasa sebagai bagian dari konsekuensi negara demokrasi. Terlebih lagi mahasiswa yang merupakan agen perubahan dan tidak lupa pula mahasiswa lah yang menjadi garda depan dalam peristiwa 98 yang menggemparkan kala itu menurunkan soeharto dari kursi kepresidenan

Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang menjunjung tinggi kebebasan, keadilan, dan partisipasi masyarakat, sejatinya adalah warisan luhur yang harus dijaga bersama. Dalam konteks ini, mahasiswa sebagai agen perubahan dan penerus bangsa memegang peranan strategis dalam menjaga marwah demokrasi. Mahasiswa tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga aktor yang memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan demokrasi berjalan sesuai dengan nilai-nilai yang seharusnya.

Peran Strategis Mahasiswa & Marwah Demokrasi

Mahasiswa dikenal sebagai kelompok intelektual yang kritis dan progresif. Sejak era Reformasi 1998, peran mahasiswa dalam mengawal demokrasi di Indonesia sangatlah penting. Mereka kerap kali menjadi garda terdepan dalam menuntut transparansi pemerintahan, keadilan sosial, dan perlindungan hak asasi manusia. Dalam konteks menjaga marwah demokrasi, mahasiswa berfungsi sebagai “penjaga moral” sekaligus “pengawal” jalannya sistem demokrasi.Strategi yang dilakukan mahasiswa untuk menjaga demokrasi bukan hanya dengan berorasi di jalanan, tetapi juga melalui berbagai kegiatan akademis dan sosial yang bersifat konstruktif. Mahasiswa bisa melakukan riset, memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya demokrasi, mengawal jalannya pemilu, hingga mengawasi kebijakan publik agar tidak merugikan rakyat.

Menurut Dr. Syamsuddin Haris, pengamat politik dan dosen Universitas Indonesia, “Mahasiswa memiliki peran ganda dalam demokrasi, yaitu sebagai agen kontrol sosial sekaligus sebagai motor perubahan yang mampu menggerakkan massa. Tanpa peran aktif mahasiswa, demokrasi akan kehilangan salah satu pilar penting yang menjaga keseimbangan kekuasaan.” Pendapat ini memperkuat argumen bahwa mahasiswa bukan sekadar penonton, melainkan pelaku aktif yang menentukan kualitas demokrasi.

Mahasiswa dan Tantangan Demokrasi

Namun, peran strategis mahasiswa tidaklah mudah. Demokrasi modern menghadapi berbagai tantangan seperti politik uang, manipulasi informasi, hingga polarisasi sosial yang semakin tajam. Dalam situasi seperti ini, mahasiswa harus mampu menjadi filter yang menjaga agar demokrasi tidak disalahgunakan oleh kepentingan kelompok tertentu.Salah satu bentuk peran mahasiswa yang sangat penting adalah melawan disinformasi. Di era digital, penyebaran informasi yang salah atau hoaks dapat mengancam kepercayaan publik terhadap institusi demokrasi. Mahasiswa, dengan kemampuan literasi digital dan pengetahuan akademisnya, harus menjadi agen yang meluruskan informasi dan membangun kesadaran kritis masyarakat.Menurut Prof. Emma Nuraini, pakar komunikasi politik dari Universitas Gadjah Mada, “Peran mahasiswa dalam era informasi ini sangat vital, karena mereka bisa menjadi jembatan antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat luas untuk membangun dialog yang sehat dan menghindarkan demokrasi dari ancaman manipulasi data dan informasi.”

Secara pribadi, saya sangat meyakini bahwa mahasiswa adalah penjaga marwah demokrasi yang tak tergantikan. Mahasiswa memiliki energi, semangat, dan intelektualitas yang dibutuhkan untuk mengawal proses demokrasi agar tetap bersih, adil, dan transparan. Namun, mahasiswa juga harus sadar bahwa menjaga demokrasi tidak cukup hanya dengan aksi protes semata. Harus ada langkah nyata berupa edukasi, advokasi, dan kerja sama lintas sektor untuk membangun demokrasi yang bermartabat.Selain itu, mahasiswa harus terus mengembangkan kapasitas diri, memperluas wawasan, dan mengedepankan etika dalam bersikap. Karena demokrasi bukan sekadar kebebasan berpendapat, tapi juga tanggung jawab bersama untuk menghormati perbedaan dan mencari solusi yang terbaik bagi kepentingan bersama.

Mahasiswa juga harus mampu memanfaatkan teknologi secara bijak untuk memperkuat demokrasi, seperti menggunakan media sosial untuk kampanye kesadaran politik yang positif dan mendorong partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi. Di sisi lain, mahasiswa harus menghindari jebakan politik identitas atau kepentingan pragmatis yang justru bisa merusak nilai-nilai demokrasi itu sendiri.Peran strategis mahasiswa dalam menjaga marwah demokrasi sangatlah penting dan tidak bisa dianggap remeh. Mahasiswa adalah aktor kunci yang bisa menjaga agar demokrasi tidak sekadar menjadi slogan, melainkan praktik nyata yang membawa kesejahteraan dan keadilan sosial. Melalui peran sebagai agen kontrol sosial, pendidik masyarakat, dan penggerak perubahan, mahasiswa bisa memastikan bahwa demokrasi tetap hidup, berintegritas, dan bermartabat.

Dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada, mahasiswa harus terus beradaptasi, belajar, dan berinovasi dalam peranannya. Mahasiswa harus menjadi contoh dan inspirasi bagi generasi lain untuk selalu menjaga dan merawat marwah demokrasi demi masa depan bangsa yang lebih baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image