Mencari Bahagia
Sastra | 2025-09-23 20:35:42
Kukira bahagia itu ketika kita makan enak
Karena begitu yang kulihat
Mereka tersenyum lebar saat menyantap makanan lezat
Kukira bahagia itu ketika punya barang yang diinginkan
Ingin ini ingin itu
Mereka tersenyum lebar saat membeli dan memakainya
Kukira bahagia itu bisa berpergian menjelajahi keindahan bumi
Memanjakan mata dengan pesona alam di seluruh penjuru dunia
Mereka tersenyum lebar saat bisa berkelana
Kukira bahagia itu bisa jadi orang terkenal
Di notice dimana-mana atas skill, bakat dan kehadirannya
Mereka tersenyum bangga saat jadi pusat perhatian khalayak ramai
Kukira bahagia itu menjadi rupawan
Tampil flawless dari ujung rambut hingga kaki
Mereka tersenyum senang dan percaya diri saat dipuji
Namun ternyata tak begitu,
Betul, bahagia memang hadir saat kita menyantap makanan enak,
saat kita membeli sesuatu yang kita inginkan,
saat kita bisa bepergian,
saat kita dikenal banyak orang,
saat kita menjadi rupawan,
dan masih banyak lagi yang semisal demikian.
Tapi, berapa banyak yang masih merasa hampa saat semua sudah dicapai dan dilakukannya,
Bahagia yang hadir hanya sementara,
Mencarinya lagi seperti memberi makan yang tak ada habisnya,
Ibarat meminum air laut yang asin rasanya,
Bukan menghilangkan dahaga tapi malah menambahnya.
Inilah dunia yang fana,
Takkan ada habisnya jika kita terus mengejarnya.
Inilah dunia yang sementara
Bahagia duniawi pun hanya sekejap mata
Inilah dunia yang tak akan lama
Kita dicipta bukan untuk berlomba mengejarnya
Inilah dunia yang akan ada akhirnya
Ibadah dan menggapai rida-Nya menjadi tujuan kita
Sehingga bahagia akan diberikan oleh-Nya di dunia dan akhirat
Boleh saja mengejar dunia,
Tapi jangan lupa tujuan kita dicipta,
Bukan untuk tenggelam mencari bahagia di dunia,
Melainkan untuk beribadah pada-Nya dan menggapai rida-Nya.
Bersabarlah terhadap dunia,
Sesungguhnya tempat kembali kita adalah akhirat sana,
Yang kekal dan tak fana.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
