Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fahri Abdullah

Menakar Dampak Aktivitas Outdoor MAPALA terhadap Lingkungan

Info Terkini | 2025-09-16 23:40:24

JAKARTA - Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) usually organizes a variety of outdoor activities—like hiking, forest exploration, camping, and field research—that are beneficial in many ways: they promote environmental awareness, enhance the leadership spirit, and enhance solidarity. However, if not well managed, such activities also have the potential to generate negative environmental impacts. This article seeks to describe environmental issues generated by outdoor activities of MAPALA, and offer solutions so that the activities can be carried out sustainably.

Tantangan: Dampak dari Aktivitas Outdoor

Berikut adalah beberapa jenis dampak yang sudah terbukti secara ilmiah:

Kerusakan pada Vegetasi dan tanah

Trampling (injakan kaki) di jalur pendakian, area kemah, ataupun jalur eksplorasi dapat menghancurkan vegetasi, menghilangkan lapisan organik tanah, mempercepat erosi.

Kompaksi tanah (soil compaction) yang terjadi akibat penggunaan area secara berulang kali akan menurunkan permeabilitas tanah, mengganggu pertumbuhan akar dan siklus air.

Pencemaran Air

Penggunaan sabun atau deterjen di sungai/daerah aliran air, pembuangan sampah manusia yang tidak sesuai, limbah cair lain, bisa mencemari sumber air.

Sedimentasi dari erosi tanah juga bisa masuk ke aliran air, menurunkan kualitas air, mempengaruhi organisme air.

Gangguan terhadap Satwa Liar dan Habitat

Kebisingan, kehadiran manusia yang intensif, api unggun, cahaya malam hari, dan sampah makanan dapat mengganggu perilaku satwa (misalnya mengusik sarang, mengganggu rute migrasi, stres)

Penggunaan jalur atau pendirian tempat kemah di daerah habitat rentan dapat mengurangi area hidup alami (habitat fragmentation).

Peningkatan Sampah dan Unsur Unsur Fisik yang Tersisa

Litter atau sampah plastik, puntung rokok, kemasan makanan yang ditinggalkan di tempat kemah atau jalur pendakian.

Fire scars (bekas api unggun), area terbakar, dan pemotongan kayu sebagai bahan bakar dapat meninggalkan jejak visual dan merusak ekosistem lokal.

Tekanan pada Pengelolaan dan Infrastruktur

Kunjungan yang tinggi di area alam dapat menimbulkan beban pada pengelola kawasan: pemeliharaan jalur, fasilitas sanitasi, pengelolaan sampah, keamanan.

Jika tidak ada manajemen penggunaan (jumlah pengunjung, sistem izin, pemetaan jalur), degradasi akan cepat terjadi.

Solusi: Cara Agar Aktivitas MAPALA Lebih Ramah Lingkungan

Berdasarkan penelitian intervensi dan praktik terbaik, berikut solusi yang dapat diterapkan:

Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan (Environmental Awareness & Training)

Membekali pelatihan bagi anggota MAPALA mengenai praktek Leave No Trace (LNT): membawa sampah pulang, minimalisir penggunaan barang sekali pakai, jangan merusak vegetasi atau habitat.

Bekerja sama dengan workshop mitigasi bencana alam, pertolongan pertama, dan peraturan konservasi terhadap flora-fauna di lokasi yang akan dikunjungi.

Perencanaan & Pengaturan Kunjungan (Visitor Management)

Menetapkan kapasitas maksimal di jalur pendakian atau kemah agar tidak melampaui daya dukung lingkungan.

Pengaturan jadwal kunjungan di musim atau hari tertentu untuk mengurangi tekanan di area yang rentan.

Infrastruktur Ramah Lingkungan

Fasilitas sanitasi yang memadai (toilet portable atau permanen) di titik-titik strategis agar tidak ada pembuangan limbah sembarangan.

Jalur pendakian yang jelas dan permanen untuk mencegah pembukaan jalur baru yang merusak vegetasi.

Platform kemah / “site hardening” untuk melindungi vegetasi dan tanah di area kemah intensif digunakan.

Monitoring & Penelitian Berkelanjutan

Monitor secara periodik kondisi fisik (tanah, vegetasi, kecompakan tanah, akar terexpose) untuk melihat tanda-tanda degradasi.

Analisis dampak berdasarkan tipe kegiatan (kemah, hiking, penelitian), frekuensi, cuaca, topografi area.

Kolaborasi dengan Pemerintah, LSM, dan Komunitas Lokal

Bekerjasama dengan otoritas taman nasional atau area konservasi untuk memperoleh izin, mengikuti pedoman resmi, dan meningkatkan pengawasan.

Mengelibatkan masyarakat lokal dalam merawat jalur, reboisasi, serta edukasi pada penduduk sekitar agar dampak dapat dikurangi secara lokal.

Penggunaan Teknologi & Inovasi

Aplikasi mobile atau platform online untuk pemetaan jalur resmi, koordinasi jumlah pengunjung, dan pelaporan kondisi saat lapangan.

Menggunakan bahan peralatan yang ramah lingkungan (produk biodegradable, peralatan camping yang tahan lama dan bisa diperbaiki).

Aktivitas outdoor MAPALA mempunyai potensi sangat besar untuk meningkatkan kepedulian terhadap alam dan memberikan pengalaman yang berharga. Namun, tanpa pengelolaan yang tepat, dampak negatif terhadap lingkungan bisa sangat nyata dan jangka panjang. Dengan menggabungkan edukasi, regulasi, pemantauan, dan kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah, dan komunitas lokal, MAPALA bisa menjadi teladan dalam praktik konservasi sambil tetap menjunjung semangat petualangan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image