Membendung Kebrutalan Penjajah Israel Dengan Solusi Hakiki Untuk Gaza
Agama | 2025-09-09 09:22:33
Lagi, Zion*s menarget jurnalis dan paramedis dengan serangan. Menurut Kementrian Kesehatan, serangan tersebut mengenai setidaknya 20 orang, termasuk lima jurnalis yang bekerja di media internasional ikut tewas terbunuh. Tak hanya jurnalis, serangan ganda Israel di Rumah Sakit Nasser yang berlokasi di Khan Younis, Gaza bagian selatan tersebut juga merenggut nyawa empat petugas medis.
Korban syahid dari jurnalis tersebut, bekerja untuk kantor berita internasional seperti Associated Press, Reuters, Al Jazeera, dan Middle East Eye, sebagaimana yang dikonfirmasi oleh media-media tersebut. Nampak dalam rekaman video, serangan kedua dari Israel menyasar tim penyelamat yang tiba di rumah sakit, yang menjadi sasaran dari serangan pertama. Sangat miris bahwa kebrutalan serangan tersebut terjadi ketika siaran live. (www.bbc.com 26/8/25)
2 Milyar Umat Muslim Tak Berdaya Menghentikan Kekejian Israel
Fakta kebrutalan agresi Zion*s yang menyasar para petugas medis dan jurnalis, nyatanya tak mampu membuat dunia bergerak untuk melakukan pembelaan. Sesungguhnya, dunia mengetahui hal tersebut dengan sangat terang benderang, namun tidak melakukan apapun untuk memberikan pembelaan dan perlindungan. Padahal petugas medis dan jurnalis adalah pihak yang harus dijaga kehormatan dan dilindungi keberadaannya di wilayah konflik, sebagaimana disebutkan dalam Konvensi Jenewa.
Sungguh sangat menyedihkan, dua milyar kaum muslimin yang memenuhi bumi ini, tak berdaya melawan kekejian Zion*s. Meski pada faktanya Zion*s didukung oleh Amerika Serikat, sejatinya saat kekuatan dua milyar muslim bersatu, tak mungkin kalah dari kekuatan populasi Zion*s Israel yang hanya di angka 9.540.726 (www.worldometers.info 8/9/25) dan Amerika Serikat yang hanya 347.611.520 (populationtoday.com 8/9/25).
Jika dilihat dari ranking kekuatan militer, Israel hanya berada di urutan ke 15 di bawah kekuatan militer Turki, Pakistan dan Indonesia yang berada di urutan 9, 12 dan 13. (www.globalfirepower.com ). Kekuatan militer Zion*s Israel hanya berjumlah 670.000 orang dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang hanya berjumlah 169.500 personel militer aktif (internasional.republika.co.id 20/10/2023), ditunjang anggaran belanja pertahanan Israel sebesar USD 30,5 miliar (www.detik.com 18/6/25). Sedang jumlah personel militer Amerika Serikat saat ini, tentara aktif: 1.328.000 dan tentara cadangan: 799.500 dengan anggaran pertahanan sebesar $895 miliar. (international.sindonews.com 17/2/25)
Turki, negara dengan populasi 81.257.239 jiwa tersebut memiliki tentara aktif: 355.200 tentara cadangan: 378.700 paramiliter: 150.000 anggaran pertahanan: $47 miliar. (international.sindonews.com 17/2/25). Pakistan hanya memiliki sekitar 654.000 personel aktif, 550.000 personel Cadangan, paramiliter 500.000 personel anggaran pertahanan US$ 7,64 miliar. (www.tempo.co 8/5/25). Sedang Indonesia sendiri memiliki kekuatan pada jumlah pasukan yang mencapai 1,05 juta orang dari populasi 281 juta jiwa. Meskipun, anggaran belanja untuk pertahanan hanya USD 10,6 miliar.
Jika kekuatan pasukan militer Israel dan Amerika Serikat, disandingkan dengan hanya kekuatan 3 negara muslim saja yaitu Turki, Pakistan dan Indonesia, akan kita dapatkan angka 2.797.500 vs 3.646.900. Bukankah sebuah angka yang menunjukan kekuatan muslim jauh di atas kekuatan penjajah, ini baru 3 negara. Lantas, bagaimana jadinya jika kekuatan 50 lebih negara muslim bersatu di bawah satu komando? Tentunya dunia akan berguncang melihat dahsyatnya kekuatan militer muslim yang sesungguhnya. Nampak jelas, lemahnya 2 milyar umat Islam karena tersekat dalam batas nation state.
Kekuatan Islam Global Membangun Paradigma Mental Pejuang dan Pemenang
Tanah Palestina adalah tanah kaum muslim yang dirampok oleh Zion*s Yahudi. Sejarah panjang Palestina dimulai sejak masa Rasulullah saw. yang meletakkan dasar syariat jihad. Rasulullah saw mengirimkan ekspedisi Usamah bin Zaid ke wilayah Balqa (Yordania) pada 632 M, yang saat itu dikuasai Romawi Timur (Bizantium). Gelora pembebasan Palestina dilanjutkan di masa Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Pada Perang Yarmuk 636 M yang dipimpin oleh Khalid bin Walid ra. Bizantium di wilayah Syam melemah. Dan di masa Khalifah Umar bin Khaththab ra., Baitul Maqdis berhasil dikepung secara damai oleh pasukan Abu Ubaidah al-Jarrah ra. Hingga Uskup Sophronius menyerahkan kunci kota kepada Umar ra. Maka sejak saat itu, Palestina masuk dalam kekuasaan Islam dengan perlindungan seluruh penduduknya.
Perlindungan dan penjagaan Palestina melalui jihad ribath (penjagaan perbatasan) terus dilakukan selama masa Khilafah Umayah dan Abbasiyah. Hingga Allah saw menakdirkan Pasukan Salib berhasil menjajah Baitulmaqdis pada 1099 M, dan umat Islam diusir dari kota suci ini. Namun sosok pemimpin tangguh Shalahudin al-Ayubi (1187 M) berhasil membebaskan kembali Baitulmaqdis dari tentara Salib. Selanjutnya di masa Utsmaniyah Palestina terus dalam penjagaan Khilafah, termasuk saat kekhilafahan melemah.
Bisa kita lihat ketegasan Khalifah Abdul Hamid II yang menolak tawaran Herzl (tokoh Zionis) untuk menjual tanah Palestina, karena menyadari agenda pendirian negara Israel raya dari Nil ke Eufrat. Hingga akhirnya runtuhnya Khilafah pada 1924 membuat Palestina jatuh ke tangan Inggris. Selanjutnya kedaulatan Palestina berada di bawah hegemoni AS yang mendukung entitas Zion*s penjajah Palestina hingga hari ini.
Nampak jelas, pembebasan dan penjagaan tanah Palestina sepanjang sejarah dilakukan dengan menegakkan syariat jihad. Rasulullah saw beserta para khalifah setelahnya memberikan teladan bahwa penyelamatan bumi Syam termasuk Palestina hanya berhasil dilakukan dengan jihad dan terbukti mampu mengakhiri penjajahan.
Urgensi Syariat Jihad Sebagai Solusi Hakiki Gaza
Urgensi untuk kembali menegakkan kewajiban jihad yang telah disyariatkan sejak dulu adalah hal yang tak bisa dibantah lagi. Edukasi secara massif akan kewajiban umat Islam membela Palestina dengan solusi syar’i tersebut harus terus dilakukan. Karena mukmin satu dengan lainnya ibarat bangunan yang saling menguatkan. Maka penyelesaian hakiki atas penjajahan Gaza oleh Zion*s Israel adalah dengan menggabungkan seluruh kekuatan umat Islam dalam satu komando. Menghilangkan sekat batas negara. Menyatukan seluruh wilayah muslim di bawah panji tauhid, untuk menyambut seruan saudara seiman yang dizalimi.
Kemuliaan Palestina dan bebasnya Gaza dari penjajahan hanya akan kembali terwujud dengan tegaknya Khilafah, yang mengemban dakwah dan jihad. Kaum muslimin wajib untuk berpegang teguh pada metode dakwah Rasulullah saw. dan mencontoh para khalifah sepanjang peradaban Islam yang gemilang, untuk menghentikan kebrutalan dan penjajahan Zion*s Israel. Kemuliaan itu hanya akan diraih dengan tegaknya Islam kaffah melalui institusi Khilafah.
Wallahu’alam bishowwab
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
