Kelaparan di Gaza, Kemana Umat Muslim?
Masjidku | 2025-09-02 11:27:10
Reportase oleh Dini Kamila
Hingga saat ini, Muslim Gaza sedang terus bertarung nyawa. Ancaman genosida bukan hanya mereka dapatkan dari serbuan bom udara yang datang tanpa jeda. Zionis laknatullah juga menggunakan senjata primitif dan sangat kejam, yakni membiarkan kaum muslim Gaza satu demi satu mati perlahan karena menahan lapar.
Pelaparan warga Gaza nampak menjadi senjata baru genosida. Sejak 2 Maret 2025, Gaza diblokade total. Pintu Rafah dan Kerem Shalom ditutup tanpa celah. Truk-truk bantuan dari dunia internasional pun tertahan di perbatasan. Sebagian bantuan lainnya tertumpuk di gudang-gudang WFP (Program Pangan Dunia) di perbatasan Mesir dan Yordania.
Merespon hal itu, Majelis Ta’lim Lentera Quran telah menyelenggarakan kajian Muslimah yang bertema, “Kelaparan di Gaza, Kemana Umat Islam?” Acara ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 30 Agustus 2025, bertempat di Masjid Besar Kaum Ujungberung, Kota Bandung. Acara ini dihadiri oleh Muslimah dari berbagai kalangan.
“Dimana Arab? Dimana umat Islam? Di saat kami mencari makan, keamanan, dan keselamatan diri, kami dibom oleh Zionis Israel?” Pertanyaan itulah yang selalu digemakan oleh warga Gaza di tengah gempuran serangan Israel. Mirisnya, bantuan militer yang diharapkan mampu menghentikan kebi4adaban Zionis tak datang jua.
Pemateri menjelaskan bahwa secara geografis, Gaza terletak dekat dengan negeri kaum Muslim, seperti Arab Saudi, Mesir, Lebanon, Suriah dan Yordania. Namun, hal itu tidak menjadikan Gaza terbantu secara militer dalam melawan Zionis. Karena secara diplomatis, negara-negara tersebut berhubungan dengan Amerika dan/atau Israel. Bisa kita katakan bahwa Gaza dan Palestina saat ini adalah penjara militer.
Selain itu, Zionis laknatullah menargetkan perempuan dan anak-anak sebagai korban untuk menurunkan jumlah populasi warga Gaza. Mereka yang seharusnya dilindungi dan mendapat keamanan penuh malah menjadi korban keb3ngisan Zionis. Lihat saja, serangan-serangan itu sengaja diarahkan ke sekolah-sekolah yang sudah jelas di dalamnya terdapat anak-anak tak berdosa.
Sesungguhnya apa yang terjadi dan menimpa kaum Muslimin di Gaza adalah menjadi tanggung jawab seluruh kaum Muslimin di dunia. Allah SWT. dalam firman-Nya yaitu, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (TQS. al-Maidah: 2). Muslim wajib menolong saudaranya yang tertimpa kesulitan, apalagi ini adalah upaya genosida oleh kaum kafir harbi.
Rasulullah SAW. juga mengingatkan dalam sabdanya, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi, bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (merasakan sakit) (HR. Bukhari-Muslim).
Sudah seharusnya, seluruh Kaum Muslim di dunia merasakan sakit yang diderita oleh Kaum Muslim Gaza.
Namun begitu, secara individu atau kelompok, bantuan kemanusiaan serta boikot tidak mampu menghentikan serangan Zionis kepada Muslim Gaza. Hal itu bukanlah solusi yang mampu mengeluarkan Muslim Gaza dari penderitaan. Bukan pula dengan solusi dua negara, yang menghendaki kemerdekaan Palestina, tetapi dengan pengakuan pula terhadap negara Israel.
Perlu kekuatan level negara untuk membuka blokade. Negeri Syam merupakan tanah kharijiyah, yang berarti mutlak milik kaum Muslim dan tidak boleh diserahkan kepada kaum kafir. Maka, penguasa negeri muslim semestinya mengirim bala bantuan berupa tentara untuk membebaskan serta seluruh umat muslim harus bersatu dalam satu kepemimpinan Islam.
Kaum Muslim juga perlu belajar dari pembebasan Palestina pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi. Islam, Nasrani dan Yahudi di tanah Palestina dulunya hidup rukun dan bisa hidup saling beriringan. Tapi seiring berjalannya waktu, datangnya Zionis dan menjajah kaum Muslim di tanah Palestina.
Terakhir, Kaum Muslim harus menyadari pentingnya dakwah berjamaah. Wajib adanya izzul Islam wal Muslimin yang menjadi perisai bagi umat muslim. Satu-satunya cara adanya izzul Islam wal Muslimin ialah dengan dakwah kepada Islam Kaffah serta ittiba terhadap Rasulullah Saw. Negara yang menerapkan Islam kaffah akan mampu mengirimkan militer ke Palestina, mengusir penjajah Zionis, serta melindungi seluruh kaum Muslim di dunia.
Oleh karena itu, menolong Gaza Palestina harus dengan meniti langkah yang terukur dan terencana. Targetnya adalah mewujudkan kembali institusi politik Islam yang benar-benar berfungsi sebagai perisai penjaga. Yakni negara adidaya yang siap memobilisasi seluruh kekuatan umat dan mengomando jihad fi sabilillah demi mengusir penjajah.
Langkah ini tentu harus diawali dari hadirnya kesadaran, bahwa iman adalah landasan kehidupan, dan konsekuensi iman adalah ketaatan pada seluruh syariat Islam yang pelaksanaannya menjamin kemuliaan dan kerahmatan bagi seluruh alam. Semua ini mengharuskan adanya dakwah kepada Islam kafah, yakni dakwah Islam ideologis, yang bersifat pemikiran, politis, berjamaah dan non kekerasan sebagaimana dicontohkan baginda Rasulullah SAW.
Wallahu’alam bishawab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
