Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nikmah Ridha Batubara, M.Si

Inspirasi Ketangguhan dari Negeri yang Terjajah VS Duck Syndrom di Negeri yang penuh Kebebasan

Gaya Hidup | 2025-08-31 10:59:16
Sumber : X Al-Jazeera English

Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir. Teriakan yang selalu terdengar dari lisan rakyat palestina dengan kondisi apa pun yang sedang dihadapinya. Tampak jelas bahwa kekuatan Aqidah mereka begitu kokoh tertancap di hati. Mereka hanya menggantungkan harapan kepada Allah dan meyakini sepenuh hati hanya Allah-lah yang akan menolong mereka. Mereka menjadi inspirasi bagi seluruh penduduk dunia, bahwa dengan kekuatan Aqidah, mereka tak akan tergoyahkan walaupun dalam kondisi terburuk dan terpuruk.

Peperangan yang terjadi di Palestina, membuka mata dunia bahwa ajaran Islam sangatlah indah. Mata dunia terbelalak melihat dan menyaksikan bagaimana akhlak mulia yang terpancar dari keimanan yang kokoh dari seorang muslim. Hal ini meyakinkan kita bahwa ketika seorang muslim menjalankan agamanya, maka keindahan akhlaknya pun akan dirasakan oleh orang yang melihatnya. Maka sangatlah pantas Rasulullah SAW mendapat gelar sebagai suri tauladan terbaik karena beliau menjalankan Islam secara sempurna, maka pancaran akhlaknya pun membuat semua orang terkagum-kagum bahkan di kalangan kaum kafir sekalipun.

Peperangan telah menghancurkan bangunan-bangunan yang ada di Palestina, tak terkecuali fasilitas Pendidikan, yaitu sekolah. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan 97% fasilitas Pendidikan di Gaza mengalami kerusakan parah dengan 91% diantaranya memerlukan rekonstruksi total (Pusat Informasi Palestina, 26/08/2025). Israel memang mampu menghancurkan ratusan sarana pendidikan di sana, namun mereka tak akan mampu menghancurkan semangat menuntut ilmu dan perjuangan rakyat Gaza untuk terus mempertahankan tanah suci ummat Islam. Anak-anak di Palestina terus dibina untuk menjadi generasi Qur’ani penerus perjuangan. Semua berusaha untuk berkontribusi dalam menjaga kekokohan Aqidah mereka. Remaja dan orangtua bahkan nenek-nenek yang memiliki kemampuan, melakukan diskusi dan memberikan pelajaran serta pendidikan pada anak-anak Gaza. Semua ini dilakukan untuk membentuk kepribadian Islam para penjaga masjidil Aqsa. Perang yang sangat dahsyat ini tidak menjadi alasan bagi mereka untuk berhenti belajar, bahkan mereka mampu menyelesaikan pendidikan tanpa didampingi orang tua mereka.

Di belahan bumi lain, para pelajar terjebak dalam fenomena duck syndrom. Duck syndrom adalah suatu kondisi ketika seseorang menampakkan citra dirinya yang sempurna di hadapan orang lain untuk menutupi kesulitan dan kewalahan yang dihadapinya dalam proses yang sedang dijalaninya. Istilah ini pertama kali muncul di Stanford University, yang menggambarkan analogi bebek yang tampak tenang berenang di permukan padahal kakinya di bawah sangat sibuk bekerja. Walaupun hal ini bukan termasuk dalam gangguan mental, namun hal ini dapat memicu stress berat dan gangguan kesehatan lainnya. Kondisi ini banyak terjadi pada pelajar hampir di seluruh wilayah di dunia. Sungguh, ini adalah kondisi yang sangat mengkhawatirkan bagi keberlanjutan nasib kehidupan di dunia ini.

Situasi yang kita hadapi hari ini sangatlah rumit. Kita dihadapkan dengan berbagai masalah dari segala aspek. Tak terkecuali para pelajar. Mengapa mereka bisa terjangkit duck syndrom? Akar permasalahannya adalah penerapan sistem kapitalis sekuler di hampir seluruh negara di dunia ini. Sistem kapitalisme menuntut seseorang untuk mencapai sesuatu yang bersifat materi dan keuntungan semata. Bisa berupa pujian, tuntutan akademik, ketenaran ataupun ekspektasi yang terlalu tinggi dari keluarga maupun lingkungan. Sehingga banyak dari kalangan pelajar yang berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi ekspektasi yang mungkin saja sulit untuk dicapainya. Akhirnya banyak diantara mereka yang mengalami stress dan depresi. Ditambah lagi hidup dalam sistem kapitalisme yang membuat seseorang tidak memahami agamanya dengan sempurna, sehingga tidak memahami hakikat hidup, tidak tau prioritas amal dan tidak mengerti bahwa sistem kapitalisme ini menyebabkan berbagai permasalahan dalam segala bidang yang tidak bisa dihadapi secara individual.

Maka bukanlah hal yang berlebihan bila kita katakan bahwa ketangguhan anak-anak Palestina dapat dijadikan inspirasi dalam menuntut ilmu. Mereka yang belajar dan berjuang hanya untuk mendapatkan keridhaan Allah. Walaupun dalam kondisi yang sangat tidak layak, mereka tetap tekun dan tidak pernah putus asa. Begitulah keteguhan hati mereka demi menjalankan amanah Allah, menjaga masjidil Aqsha dari kejahatan penjajah.

Oleh karena itu, menjadi suatu kewajiban bagi kita sebagai ummat Islam, untuk bersatu dan berjuang bersama untuk membebaskan Palestina dari cengkeraman para penjajah laknatullah. Karena sejatinya, menjaga masjidil Aqsha adalah kewajiban bagi seluruh ummat Islam di dunia, bukan hanya kewajiban bagi rakyat Palestina. Sebagaimana pesan tersirat dari Rasulullah SAW dalam sebuah hadits :

Dari Abū Hurairah Ra, dari Nabi Saw, Beliau bersabda, “Janganlah kamu bersusah payah melakukan perjalanan jauh kecuali ke tiga masjid; (1) Masjidil-Haram; (2) Masjidir-Rasul (Masjid Nabawi) Saw; dan (3) Masjidil-Aqsa.”

Dari Hadits ini dapat kita ketahui bahwa Masjidil-Aqsa atau Baitul-Maqdis adalah tempat suci milik umat Islam seperti halnya Masjidil-Haram dan Masjid Nabawi, dan umat Islam wajib menjaganya dari segala bentuk pengrusakan dan penghilangan kesuciannya seperti yang dilakukan oleh Zionis-Israel.

Namun, hari ini ummat Islam masih terkotak-kotak dalam batas-batas imajiner nasionalisme yang dibentuk oleh kafir barat. Batas ini harus segera kita hancurkan. Sudah saatnya kita bersatu dalam naungan khilafah Islamiyah. Hanya dengan tegaknya khilafah bumi Palestina dapat bebas secara total. Sehingga kita dapat melanjutkan kehidupan Islam yang sesuai dengan syariat Allah SWT. Dengan terterapkannya sistem Islam di bumi ini, maka para pelajar akan terbina dengan baik dan terbentuklah generasi yang ber-syakhsiyah Islamiyah (berkepribadian Islam). Dengan begitu pancaran keindahan akhlak tak hanya hadir dari bumi Palestina, tapi cahayanya akan tersebar luas ke seluruh penjuru negeri. Wallahu a’lam bishawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image