Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Duduk Bersama, Menyatukan Hati

Kultura | 2025-08-28 09:44:51
Fotografer: Mizanul Akmal

Di lorong sederhana Gampong Tanjong Seulamat, malam itu dipenuhi tawa, canda, dan obrolan hangat. Para tokoh masyarakat, pemuda, dan tetua duduk berdampingan, membuktikan bahwa persaudaraan bisa terjalin tanpa panggung besar—cukup lewat silaturahmi sederhana.

Hadir pada kesempatan itu Pj Keuchik Gampong Tanjong Seulamat, Mahfudh Saputra Keuchik Gampong Meunasah Papeun Tgk. Hasan Basri, Ketua Pemuda Tanjong Seulamat Jufri, Ketua BKM Babul Maghfirah Wirzaini Usman, Sekretaris Umum Rabiuddin, para pemuda masjid Babul Maghfirah, serta tetua Abang Syahrul. Mereka duduk berjejer, bercengkerama ringan, sambil sesekali tertawa lepas. Momen tersebut memperlihatkan bagaimana silaturahmi yang sederhana dapat memperkuat rasa persaudaraan di tengah masyarakat.

Ketua Pemuda Tanjong Seulamat, Jufri, menyebutkan bahwa kebersamaan seperti ini sudah menjadi tradisi turun-temurun. “Kalau kita sering duduk bersama, semua persoalan gampong bisa kita bicarakan baik-baik. Tidak perlu menunggu rapat resmi, cukup silaturahmi begini saja,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua BKM Babul Maghfirah, Wirzaini Usman, menekankan pentingnya peran masjid sebagai pusat persatuan. “Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga tempat bermusyawarah. Pemuda dan orang tua harus terus bersinergi supaya kegiatan keumatan dan sosial bisa berjalan lebih baik,” katanya.

Dalam suasana yang cair, obrolan malam itu mengalir mulai dari isu pembangunan gampong, kegiatan kepemudaan, hingga rencana penguatan peran masjid dalam kehidupan masyarakat. Semua dibahas dengan santai namun penuh rasa tanggung jawab. Kehadiran para pemuda masjid memberi warna tersendiri, karena merekalah yang kelak akan melanjutkan estafet kepemimpinan di gampong.

Pj Keuchik Gampong Tanjong Seulamat juga memberi apresiasi terhadap inisiatif warganya. Menurutnya, pembangunan gampong tidak hanya soal fisik, tetapi juga tentang membangun rasa saling percaya antarwarga. “Kalau hubungan kita baik, insyaAllah semua urusan jadi lebih mudah,” katanya.

Malam itu berakhir dengan senyum yang masih tersisa di wajah setiap orang. Tanpa perlu panggung besar atau seremoni mewah, kebersamaan di lorong kecil Tanjong Seulamat menghadirkan pesan sederhana: persaudaraan adalah kekuatan utama masyarakat Aceh.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image