Amir dan Jebakan Kematian Israel
Agama | 2025-08-06 16:01:33
188 orang diantaranya 94 anak-anak dilaporkan meninggal dunia akibat kelaparan di jalur Gaza. 61.000 orang dilaporkan meninggal dunia sejak peristiwa 7 Oktober 2023 dan pada tanggal 5 Agustus 2025 saja, dilaporkan 87 orang tewas di Jalur Gaza (5/8/2025, antaranews.com).
Sejak Maret 2025 Israel memblokade bantuan pangan untuk Palestina. Mereka membuat rakyat Gaza kelaparan. Parahnya, bom-bom terus saja mereka jatuhkan. Segala sarana medis hancur bahkan tenaga medis ikut kelaparan. Mereka mengobati warga yang terluka dengan fasilitas minum dan perut lapar.
Gerakan dari dunia pun mengecam perbuatan Israel tersebut. Hingga akhirnya Israel mulai mengizinkan bantuan masuk beberapa hari terakhir. Namun, bantuan masih dibatasi dan hanya diberikan di daerah pusat pendistribusian yang di kelola oleh Amerika. Namun naas, tempat tersebut adalah jebakan kematian.
Masyarakat yang hendak mengambil bantuan harus berjalan berkilo-kilo meter dengan perut yang lapar. Mengantri dengan ribuan orang sambil berdesakan. Ternyata setelah mendapatkannya, tentara IDF malah menembakinya. Pada tanggal 3 Agustus 2025 saja dilaporkan sedikitnya 9 orang tewas di pusat bantuan.
Amir menjadi saksi bagaimana jebakan kematian telah merenggut nyawanya. Ia yang berusia 5 tahun harus berjalan 12 kilometer ke pusat bantuan. Berdesakan dengan ribuan orang disana. Namun, saat ia mendapat bantuan, tentara menembaknya hingga ia kehilangan nyawanya dengan perut lapar.
Pemandangan yang sungguh memilukan. Namun dunia masih terdiam. Padahal Israel jelas telah melakukan kejahatan kemanusiaan terbesar di dunia. Melanggar hukum internasional tentang peperangan. Namun, terus mendapat dukungan dari sekutu setianya sehingga kebal hukum dan terus mampu melancarkan aksi pembantaian nya.
Iran pernah membalas serangan Israel. Israel pun sempat kalang kabut. Hal itu bukti bahwa kaum muslimin harusnya melawan Israel dengan senjata bukan dengan perjanjian. Berulang kali perjanjian diadakan tapi Israel terus melanggarnya karena tujuan utama Israel mengambil alih semua wilayah Palestina. Dan saat ini ia menggunakan kelaparan sebagai senjata perang.
Kaum muslimin sejatinya memiliki kekuatan besar. Dengan sumber daya manusia dan alam yang dianugerahkan Allah ke wilayahnya, kaum muslimin mampu menjadi negara yang kuat jika bersatu atas dasar keimanan dibawah satu naungan negara. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah dan para Khalifah setelahnya. Umat Islam berada dalam satu naungan, Khilafah Islamiyah, dan menjadi negara kuat serta Rahmat bagi alam. Hukum Allah ditegakkan, dan kaum muslimin dibebaskan dari segala penjajahan. Kaum muslimin mulia.
Saat ini kemuliaan telah hilang. Bahkan Israel dengan angkuhnya menghinakan warga Palestina. Padahal mereka adalah orang yang mulia, penjaga Al-Quds, kiblat pertama umat muslim. Seharusnya kaum muslimin di dunia bersatu membebaskan Palestina dari cengkraman penjajah karena tanah Palestina adalah tanah kaum muslimin. Namun hal ini hanya mampu ketika sekat nasionalisme dihapuskan dan kaum muslimin bersatu sebagaimana yang dicontohkan di masa kekhilafahan. Kekuatan saat bersatu itulah yang akan membuat kaum muslimin kuat dan mulia karena akidah yang mengikat mereka. Islam akan kembali mulia dan Palestina mampu dibebaskan.
WaAllahu 'alam
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
