Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image AHMAD MAULANA IBRAHIM

Mengintip Dunia Spektrofotometer: Kisahku Belajar Melihat Zat Tersembunyi di Politeknik Negeri Bandung

Teknologi | 2025-07-31 10:06:32

Halo pembaca, perkenalkan aku seorang mahasiswa D3 Analis Kimia dari Politeknik Negeri Bandung. Sebentar lagi, tepatnya Agustus 2025, aku akan resmi menyandang gelar. Selama masa perkuliahan ini, ada satu instrumen yang benar-benar membuka mataku tentang keajaiban kimia: Spektrofotometer.

Mungkin namanya terdengar rumit, tapi percayalah, alat ini adalah Sherlock Holmes-nya laboratorium! Ia membantu kami "melihat" dan "mengenali" zat-zat tersembunyi hanya dengan cahaya. Bayangkan kalau kamu bisa tahu kandungan gizi dalam makananmu, kadar polutan di air minum, atau bahkan konsentrasi obat dalam sampel farmasi, semua itu hanya dengan mengukur seberapa banyak cahaya yang diserap oleh sampel. Itulah inti dari spektrofotometri!

Di jurusan Analis Kimia Polban, alat ini bukan sekadar pajangan. Ia adalah kawan setia di berbagai mata kuliah dan menjadi bekal utama kami untuk jadi analis handal. Secara sederhana, spektrofotometer itu bekerja dengan menembakkan cahaya ke sampel kita. Nah, setiap zat punya "sidik jari" unik dalam menyerap atau memantulkan cahaya. Alat ini menangkap sinyal itu, dan dari situ, kita bisa tahu banyak hal, mulai dari jenis zat hingga konsentrasinya. Di lab kami, ada berbagai jenis, tapi yang paling sering kutemui adalah Spektrofotometer UV-Vis. Alat ini bagai jendela ajaib yang mengubah data cahaya menjadi informasi kimia yang krusial.

Petualanganku di Laboratorium: Dari Ngoprek Sampai 'Aha!' Momen

Bagian ini yang paling seru! Aku ingat sekali, pertama kali melihat spektrofotometer uv-vis evolution rasanya campur aduk. Agak gentar, tapi penasaran! Dosen mata kuliah [sebutkan mata kuliah, misal: Kimia Analitik Instrumen] mengajarkan kami dari nol. Salah satu praktikum paling dasar tapi penting adalah membuat kurva standar. Ini seperti membuat "kamus" bagi si alat agar bisa menerjemahkan absorbansi menjadi konsentrasi. Awalnya, seringkali datanya berantakan. Tapi dengan kesabaran dan bimbingan asisten, akhirnya berhasil juga!

Kami pernah menganalisis kadar asam sitrat di vitamin C Bukan cuma sekadar angka, tapi kami bisa tahu, "Warna ini berasal dari senyawa X!" Tentu saja ada tantangannya! Pernah analisis yang dilakukan melenceng jauh. Tapi justru dari kesalahan itu, kami belajar pentingnya ketelitian, persiapan sampel yang baik, dan kenapa perawatan alat itu sangat fundamental. Aku bersyukur banget dengan para dosen dan asisten yang sabar membimbing. Mereka bukan cuma mengajar, tapi juga menularkan semangat eksplorasi di lab. Diskusi bareng teman juga bikin proses belajar jadi lebih ringan dan menyenangkan.

Spektrofotometer dan Masa Depanku: Lebih dari Sekadar Alat

Mempelajari spektrofotometer bukan cuma tentang menguasai satu alat. Ini tentang membentuk pola pikir analitis—bagaimana merancang eksperimen, mengumpulkan data, dan menginterpretasikannya dengan cermat. Ini juga melatih ketelitian dan kesabaran, dua hal yang mutlak diperlukan di dunia analisis kimia. Pengetahuan dan keterampilan ini sangat dicari di berbagai industri, mulai dari farmasi, makanan & minuman, lingkungan, hingga riset. Aku jadi lebih percaya diri untuk terjun ke dunia kerja nanti, siap menjadi analis kimia profesional!

Bagi teman-teman yang mungkin tertarik dengan dunia kimia atau sedang menempuh pendidikan serupa, jangan pernah takut dengan instrumen yang terlihat rumit. Setiap tombol, setiap kalibrasi, dan setiap data yang dihasilkan adalah bagian dari proses belajar yang akan membentukmu menjadi seorang ahli.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image