Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Ironi di Era Digital Ketika Dosa Dipertontonkan, Iman Dipertanyakan

Agama | 2025-07-26 11:59:49
SH.MH (Dok Humas BKM Babul Maghfirah)" />
Tgk. Alwy Akbar Al-Khalidi, SH.MH (Dok Humas BKM Babul Maghfirah)

ACEH BESAR – Di tengah gempuran media sosial, sebuah fenomena yang meresahkan kian merebak: kebanggaan terhadap perbuatan dosa. Hal ini menjadi sorotan utama dalam khotbah Jumat yang disampaikan oleh Tgk. Alwy Akbar Al-Khalidi, SH.MH di Masjid Babul Maghfirah, Gampong Tanjong Seulamat, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, pada Jumat (25/07/2025).

Tgk. Alwy Akbar Al-Khalidi menegaskan bahwa takwa sejati bukan sekadar ucapan manis, melainkan implementasi nyata dalam kehidupan sehari-hari, dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Namun, ironisnya, saat ini banyak individu yang justru bangga mempertontonkan perbuatan dosa mereka kepada publik, bahkan melalui siaran langsung di media sosial.

"Hari-hari ini orang tidak lagi memiliki rasa malu melakukan perbuatan dosa. Mereka mengumbarnya di media sosial sambil live dan seolah tidak lagi punya keimanan. Hilang rasa malu berarti hilang sebagian imannya," ujar Tgk. Alwy Akbar Al-Khalidi prihatin.

Fenomena ini, menurut Tgk. Alwy, adalah aib yang seharusnya memicu rasa malu, bukan kebanggaan. Ia mengutip firman Allah SWT dalam QS. Ali 'Imran 3: Ayat 188: "Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab yang pedih."

Ayat ini, jelas Tgk. Alwy, merupakan peringatan tegas dari Allah SWT bahwa mereka yang bangga mempertontonkan dosa tanpa rasa takut akan menerima azab pedih. Hal ini bertolak belakang dengan berbagai fatwa majelis ulama yang telah melarang perilaku menyimpang dari syariat Islam, baik dalam berpakaian maupun etika bermedia sosial. Sayangnya, fatwa-fatwa tersebut kerap diabaikan, bahkan dicela.

Rasulullah SAW pun telah bersabda: “Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan (melakukan maksiat). Dan termasuk terang-terangan adalah seseorang yang melakukan perbuatan maksiat di malam hari, kemudian di paginya ia berkata: wahai fulan, kemarin aku telah melakukan ini dan itu padahal Allah telah menutupnya- dan di pagi harinya ia membuka tutupan Allah atas dirinya.” (HR Bukhari Muslim).

Berdasarkan hadis ini, Tgk. Alwy Akbar Al-Khalidi menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan dosa agar ada harapan diampuni oleh Allah SWT. "Memang sekarang kelihatannya berbeda, orang malah membuka aib dirinya sendiri," tambahnya.

Mengakhiri khotbahnya, khatib mengajak seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan amal saleh demi meraih ampunan dan pahala besar dari Allah SWT, sebagaimana janji-Nya kepada orang-orang beriman dan beramal saleh.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image