Rindu Jogokariyan dan Cerita Pelaku UKM yang Tak Menyerah
UMKM | 2025-07-25 11:08:51Rindu Jogokariyan dan Cerita Pelaku UKM yang Tak Menyerah
Sebagai working mom dan mewujudkan life balance salah satu yang aku lakukan adalah meluangkan waktu untuk berlibur dan sudah lama pengen banget mengajak suami dan anak-anak liburan ke Yogya dan belum juga dong terwujud bismillah ya nanti akan bisa mampir ke Masjid Jogokariyan, salah satu masjid yang wajib dikunjungi nih. Bukan hanya soal jamaahnya yang ramai, tapi juga karena transparansi keuangannya dan peran masjid sebagai pusat pemberdayaan. Aku belum pernah ke sana, tapi semakin sering membaca ulasan orang-orang, rasanya seolah sudah punya gambaran tentang suasana hangat kampung Jogokariyan.
Dari beberapa review yang kubaca, banyak juga yang merekomendasikan sebuah homestay unik bernama Rindu Jogokariyan. Lokasinya dekat masjid, dan menariknya, penginapan ini bermula dari rumah warga asli yang dibangun sejak tahun 1982, kemudian diubah menjadi homestay yang nyaman tanpa menghilangkan nuansa lokal.
Pemiliknya, Anugerah Yoga Prabowo, adalah seorang pelaku UKM di bidang hospitality. Ia merenovasi rumah keluarga itu agar tetap layak ditinggali wisatawan, lengkap dengan fasilitas modern seperti AC, dapur, Wi-Fi, smart TV, dan ruang tamu yang menjamin privasi. Tapi yang paling menarik bagiku bukan sekadar kenyamanan fasilitasnya, melainkan bagaimana beliau menjadikan pengalaman kenyamanan tamu adalah prioritas utama usahanya.
Dalam salah satu ceritanya, Yoga mengakui bahwa mengelola homestay di tengah gempuran kebutuhan digital adalah tantangan tersendiri. Ia sadar bahwa sekarang pelanggan tidak hanya butuh tempat bersih, tapi juga proses pemesanan dan pelayanan yang praktis dan cepat. Maka ia mulai mencari solusi digital yang cocok untuk usaha kecil homestay nya.
Produk dari Indibiz bisa dijadikan sebagai pilihan digital untuk UKM, coba saja masuk ke websitenya pasti kita langsung merasa dimudahkan. Website-nya bersih, alurnya rapi, dan yang paling penting: tidak ribet. User bisa langsung memilih fitur yang dibutuhkan – misalnya layanan check-in digital dan sistem manajemen penginapan. Konsep ini dikenal dengan istilah plug & play sehingga usaha apapun yang ingin go digital bisa banget menggunakan Indibiz dijamin auto paham. Yoga bahkan menyebut bahwa seluruh kebutuhan bisnisnya bisa diakses dengan cepat, tagihan langsung muncul, dan transaksi selesai hanya dalam beberapa klik.
Aku yang hanya membaca saja bisa paham bahwa digitalisasi bukan lagi urusan perusahaan besar. Bahkan usaha seperti homestay milik Yoga pun bisa naik level kalau punya akses ke teknologi yang tepat dan ramah pengguna. Kalian untuk order makanan online saja kadang butuh inspirasi pasti carinya di mesin pencari dan butuh internet yang lancer supaya sat set gitu kan ya!
Dan Indibiz, dalam hal ini, berhasil menghadirkan solusi itu dalam bentuk yang sangat “UKM-friendly”. Bukan hanya dari sisi produk digital yang mereka tawarkan, tapi juga dari cara mereka merancang website : bersih, intuitif, dan efisien.
Indibiz hadir menemani pelaku UKM bukan sekedar dengan mengahdirkan fitur- fitur sebagai alat bantu, namun Indibiz berhasil menghapus kerumitan yang biasa ditemui pelaku usaha kecil saat berhadapan dengan dunia digital. Ia tidak perlu jadi orang yang mengerti IT untuk bisa mulai mendigitalisasi usahanya.
Cerita ini membuka mataku bahwa customer experience itu bukan hanya milik pelanggan, tapi juga milik pelaku usaha. Ketika mereka dimudahkan oleh platform yang tepat, maka mereka pun bisa memudahkan pelanggannya. Sebuah lingkaran positif yang bermula dari keberanian untuk berubah.
Dan meski aku belum sempat menginap di Rindu Jogokariyan, aku merasa sudah belajar sesuatu yang penting dari cerita di balik tembok rumahnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
