Peran Mahasiswa Terhadap Krisis Kemanusiaan: Suara Mahasiswa untuk Palestina
Eduaksi | 2025-07-10 10:09:05Enggan menyebarluaskan keadaan saudara-saudara kita yang sedang sangat menderita? Takut menonton konten mereka atau memang tidak peduli karena jauh? Percayalah, kita semua akan diminta pertanggung jawaban atas mereka di akhirat.
Sebagai mahasiswa, kita memiliki banyak peran penting dalam mendukung perjuangan saudara-saudara di Palestina. Mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dengan menyuarakan keadilan dan hak-hak rakyat Palestina melalui berbagai platform: termasuk media sosial, diskusi, dan aksi pembelaan untuk damai.
Palestina Penuh Penderitaan
Kita semua telah mengetahui bagaimana keadaan rakyat di Palestina. Mungkin, kabar itu sudah tidak asing lagi ketika kita mendengarnya. Dengan menyaksikan di televisi maupun di surat kabar tentang konflik yang terjadi di Palestina. Akan tetapi, apakah kita benar mengetahui apa pengaruh dari konflik itu?
Saksikanlah wahai saudara! Anak anak yang tidak bersalah, mereka menangis dengan tatapan yang kosong, penuh penderitaan dan kelaparan. Kehilangan rumah-rumah sekaligus keluarga yang membersamai mereka. Mereka yang kehilangan pelukan ibunya, mereka yang mencari dan berharap bahwa ayah mereka masih hidup. Mereka yang juga saling bertanya, di mana ibuku? Di mana ayahku? Tidakkah hal itu menyayat hati kita? Pernahkah sedikit terlintas dipikiran kita akan penderitaan yang mereka alami? Lalu, bagaimana bisa kita terlelap dalam mimpi indah, sedangkan mereka terbangun dalam mimpi yang amat buruk. Astaghfirullahal ‘adzhim..
Aksi Bela Palestina Menurut Perspektif Hadits
Kita dan mereka yang di Palestina adalah saudara seagama. Naungan tauhid mengumpulkan kita akan tali persaudaraan yang erat. Lalu, apa alasan kita tetap diam melihat saudara kita menderita? Please speak up guys..
Nabi Muhammad Saw. Bersabda:
عَنِ النُّعْمَانَ ابْنِ بَشِيرِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطَفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْولَهُ سَائِرَ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رَوَاهُ مُسْلِم
Artinya:
Dari Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang, belas kasihan, dan kelemahlembutan di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh mengeluh sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan demam." (HR. Muslim). Sumber: brainly.co.id
Dari Hadits Persaudaraan di atas, kita bisa mengambil pelajaran dari kata “orang-orang mukmin sebagai satu tubuh” yang berarti ketika ada salah seorang dari mukmin tersebut merasakan sakit, maka mukmin lainnya akan ikut merasakan daripada sakit itu. Hadits ini menyampaikan kepada kita betapa pentingnya persatuan, empati, dan tolong menolong antar sesama mukmin.
Aksi bela Palestina oleh mahasiswa dapat dipandang sebagai manifestasi atau bukti nyata dari semangat hadits tadi. Kita sebagai bagian dari umat Muslim, ikut merasakan "sakit" dan penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara di Palestina akibat konflik dan penindasan. Mahasiswa akan menjujung tinggi kepedulian terhadap Palestina dengan upaya demonstrasi, penggalangan dana, atau kampanye kesadaran. Hal ini menunjukkan solidaritas dan kepedulian, seolah-olah rasa sakit di Palestina juga dirasakan oleh kita. Inilah bentuk nyata dari "satu tubuh" yang disebutkan dalam hadits tadi, di mana penderitaan satu bagian dirasakan oleh bagian lainnya, mendorong untuk bertindak dan menyuarakan keadilan demi saudara-saudara Palestina yang tertindas.
Oleh karena itu, yuk kita peduli akan saudara-saudara kita di Palestina. Jika bukan dengan harta benda ataupun uang, kita bisa speak up dengan menyebarluaskan keadaan mereka disana, agar berita Palestina terus update. Namun jika hal itu berat bagi kamu, maka selipkanlah saja do'a terbaik untuk para keluarga Palestina di setiap sujudmu.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
