Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ismail Suardi Wekke

Assunnaq Borong Porong: Merajut Adat dan Adab dalam Semangat Hari Jadi Maros ke-66, Rangkaian Gau Maraja

Sejarah | 2025-07-07 08:51:00
Potret Assunaq Borong Porong Rangkaian Gau Maraja (Dok Panitia)

Semangat kebersamaan dan pelestarian budaya menyelimuti lapangan Pallantikang. Assunnaq Borong Porong, Jumat (4/7) lalu. Sebuah kegiatan sunatan massal yang lebih dari sekadar seremoni.

Acara ini merupakan wujud nyata pengembangan budaya yang menjembatani masa lalu, masa kini, dan masa depan, sekaligus memperingati Hari Jadi Kabupaten Maros ke-66 yang merupakan rangkaian Festival Gau Maraja.

Koordinator Divisi Assunnaq Borong Porong, Badaruddin Daeng Latte, dalam laporannya menyampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas terlaksananya kegiatan ini. "Dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, kita dapat berhimpun dalam kegiatan 'Assunnaq Borong Porong', sebuah wujud pengembangan budaya yang tak sekadar seremoni, tapi merupakan tali pusaka yang menyambung antara masa lalu, hari ini, dan masa depan," ujarnya.

Kegiatan ini secara khusus meneguhkan kembali adat dan adab sebagai dua pilar utama kebudayaan. Adat diartikan sebagai jalan hidup yang diwariskan melalui ritus, hukum tak tertulis, dan nilai-nilai kemasyarakatan.

Sementara itu, adab adalah kesadaran dalam bertindak, yang lahir dari hati yang tahu menempatkan diri dan menghormati yang lain.

Rilis anggota panitia pengarah Gau Maraja, Ismail Suardi Wekke, menyatakan bahwa dari 12 rangkaian kegiatan Festival Gau Maraja, diantaranya adalah Assunnaq Borong Porong. Dijadikan sebagai sarana dalam mempertahankan kebersamaan.

Sebagaimana dalam pelaksanaan Gau Maraja sendiri, kebersamaanlah yang menjadi sumbu dari pelaksanaan kegiatan. “Kalau HUT Maros ke-66, merupakan momentum semata, tetapi intinya adalah kebersamaan,” kata Ismail.

Jejak Sejarah dan Semangat Warisan Leluhur

Assunnaq Borong Porong, dalam sejarah dan tutur lisan, dikenal sebagai ritual adat keagamaan yang dulunya dilestarikan oleh kalangan istana pada masa kerajaan. Hal ini menjadi bentuk perhatian raja kepada rakyatnya yang kurang mampu dalam melaksanakan kegiatan sunat secara mandiri.

Dalam konteks masa kini, kegiatan ini adalah bentuk nyata perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Maros, yang bekerjasama dengan para budayawan setempat, dalam mengembangkan budaya luhur warisan leluhur.

Ketua Panitia, Marjan Massere, S.Pd.I, M.Pd. Daeng Pawero, menekankan pentingnya kegiatan ini dengan sebuah pappasang yang mendalam: "Kabajikannna anne alloa, mattungka barakka battu ri karesona patturioloangangta. Maka sibajik bajikna anne alloa, kipammoliki tanra lilik na akjari pangngissengang labbirik mange ri turibokota."

Artinya, "Kebaikan hari ini adalah berkah dari perjuangan para leluhur di masa lalu. Maka sebaik baik hari ini adalah ketika kita menitip jejak kebaikan yang utuh, yang akan menjadi landasan pengetahuan mulia untuk mendidik generasi."

Pelaksanaan dan Tujuan Mulia Kegiatan

Kegiatan Assunnaq Borong Porong dilaksanakan di Lapangan Pallantikang pada Jumat, 4 Juli 2025, dengan melibatkan 66 peserta Assunnaq, angka yang selaras dengan usia Hari Jadi Kabupaten Maros. Mengusung tema "Assunnaq Borong Porong Sebagai Entitas Adat dan Adab dalam Perspektif Appakalabbirik Kalabbirang"

Apresiasi dan Pesan untuk Masa Depan

Badaruddin Daeng Latte menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi: Pemerintah Kabupaten Maros, para sponsor kegiatan, seluruh peserta dan masyarakat yang hadir dengan semangat menjaga warisan leluhur, serta terkhusus kepada Ketua Panitia dan segenap panitia yang telah mencurahkan waktu, tenaga, dan perhatiannya untuk kesuksesan perayaan Hari Lahir Kabupaten Maros ke-66 dan Gau Maraja Leang-Leang tahun 2025.

Menutup laporannya, Badaruddin Daeng Latte mengutip pappasang dari Tau Toa Malabbiritta Sayyid Danial Assaqqaf Puang Rani: "Sere pappasang lalangna kabajikanga , ripabattuang ri ana jari na ri bija pamanakangta : katutui tannang ati nta, saba tannang ati nta appannasa kodiya na bajika. Passamaturukang ri lalanna kabajikangnga mumbai battu riati malangnyinga.”

Pesan ini berarti: "Satu pappasang sebagai landasan kebajikan, sampaikanlah kepada keturunanmu dan kepada kerabat keluargamu yaitu peliharalah niat dalam hati, sebab niat lah yang mempertegas antara kebaikan atau keburukan. Bekerjasama dalam kebaikan hanya akan terlahir dari hati yang bersih."

Melalui kegiatan ini, diharapkan semua pihak dapat menjadi penjaga, bukan hanya pengingat, serta menjadi pelanjut, bukan hanya penonton. Karena adat bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk dihidupkan dalam sikap dan tindakan.

Semoga kegiatan Assunnaq Borong Porong ini dapat menjadi bagian dalam perayaan Hari Lahir Kabupaten Maros dengan terus melestarikan warisan budaya dan membentuk generasi yang beradab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image