Ibu Cerdas, Obat Tepat, Keluarga Sehat: Meningkatkan Kesadaran Penggunaan Obat yang Benar
Eduaksi | 2025-07-02 03:00:25
Kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya konsumsi obat yang tepat masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari kebiasaan membeli obat secara sembarangan di warung-warung, tanpa benar-benar memahami masalah kesehatannya. Penggunaan obat yang tidak tepat dan tidak rasional justru menimbulkan masalah baru yang bisa berisiko lebih besar bagi kesehatan. Ketika obat digunakan secara tidak rasional artinya obat tersebut tidak dipilih dan digunakan sesuai dengan pedoman medis yang berlaku atau kebutuhan klinis pasien. Dampaknya bisa sangat merugikan, seperti timbulnya resistensi obat yang semakin sulit diatasi. Selain itu, banyak masyarakat yang kurang paham cara menyimpan dan membuang obat dengan benar, yang turut memperburuk masalah ini. Kesadaran mengenai hal-hal ini perlu ditingkatkan agar penggunaan obat lebih aman dan efektif.
Oleh karena akibat penggunaan obat yang tidak tepat dapat sangat serius, maka perlu dilakukan edukasi yang menyeluruh mengenai cara penggunaan obat yang benar kepada masyarakat mengenai penggunaan obat yang tepat. Edukasi ini memiliki peran yang sangat vital, karena tidak hanya untuk mencegah kesalahan dalam penggunaan obat, tetapi juga untuk memperbaiki pola konsumsi obat yang lebih rasional dan sesuai dengan pedoman medis yang berlaku. Selain itu, edukasi juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan, sesuai dengan apa yang disampaikan oleh WHO—bahwa kesehatan yang baik adalah hak asasi manusia yang fundamental. Dengan demikian, masyarakat dapat terhindar dari risiko yang disebabkan oleh penggunaan obat yang tidak sesuai. Selain itu, dengan meningkatnya pemahaman tentang penggunaan obat yang tepat, kita berharap dapat mengurangi angka kesalahan medis dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Di banyak rumah tangga, peran ibu dalam pengelolaan kesehatan keluarga sangatlah vital. Ibu sering kali menjadi sosok utama yang bertanggung jawab dalam pemberian obat, baik itu untuk kondisi kesehatan yang ringan, seperti demam atau batuk, maupun untuk masalah kesehatan yang lebih serius yang memerlukan resep dari dokter. Dalam banyak kasus, ibu berperan sebagai ‘ujung tombak’ dalam proses pemberian obat kepada anggota keluarga. Ia yang pertama kali mengidentifikasi gejala, memilih obat, dan memastikan obat tersebut diberikan dengan tepat. Karena perannya yang begitu penting, ibu perlu mendapatkan edukasi yang tepat mengenai penggunaan obat yang benar. Edukasi ini tidak hanya pada pemahaman mengenai dosis dan cara pemberian obat, tetapi juga pentingnya berkonsultasi dengan tenaga medis mengenai obat tertentu. Selain itu, ibu juga perlu memahami cara menyimpan obat dengan benar dan mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan obat agar obat tersebut efektif dan aman.
Dalam pemberian edukasi kepada pasien, perawat memiliki peran yang penting, termasuk memastikan bahwa obat digunakan dengan tepat. Perawat dapat melakukan edukasi melalui penyuluhan, penyebaran materi edukasi, dan kampanye kesehatan. Dengan memberikan edukasi yang tepat, kita dapat memastikan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengonsumsi obat secara aman dan efektif, sehingga kualitas hidup mereka dapat meningkat. Masyarakat yang teredukasi dengan baik mengenai cara penggunaan obat yang benar, akan lebih mampu menghindari risiko-risiko yang berbahaya, dan pada akhirnya bisa mencapai derajat kesehatan yang lebih tinggi.
Pada tanggal 24 Mei 2025, tepatnya pada hari Sabtu, Kelompok 4 dari kelas GR-2A program studi D3-Keperawatan Universitas Airlangga melakukan sosialisasi mengenai penggolongan dan sediaan obat di Desa Singorejo, Kebomas, Gresik. Kegiatan sosialisasi ini menyasar kepada ibu-ibu PKK setempat dengan mengangkat tema “Ibu Cerdas, Obat Tepat, Keluarga Sehat” yang juga sebagai harapan tidak adanya lagi kesalahan dalam pemberian obat. Dipilihnya ibu-ibu PKK sebagai sasaran edukasi karena peran penting mereka dalam pemberian obat di keluarga. Acara ini, setidaknya,dihadiri oleh 15 orang, dengan beberapa di antaranya tidak mengikuti secara penuh. Tujuan akhir dari kegiatan sosialisasi ini adalah meningkatnya pemahaman peserta sosialisasi mengenai penggunaan obat, serta terdorongnya perilaku konsumsi obat yang aman dan tepat.
Sosialisasi dilakukan dengan beberapa media pendukung materi,berupa papan obat dari materi penggolongan obat dan sediaan obat, serta e-magazine. Kedua media tersebut menjadi penunjang agar pemaparan materi lebih menarik dan mudah dipahami. Selain itu, pada papan obat terdapat contoh nyata obat yang dimaksud, sehingga peserta mendapatkan gambaran nyata mengenai obat yang dimaksud dan tidak mengira-ngira sendiri yang menyebabkan salah paham. Penyampaian materi berjalan dengan sangat interaktif, komunikasi dua arah antara pemateri dan peserta. Metode ini dirasa lebih efektif dibanding penyampaian materi yang monoton. Dengan metode ini, peserta terlibat langsung dalam topik yang dibahas sehingga lebih relate dengan kehidupan sehari-hari. Dengan metode ini juga peserta, yang ibu-ibu PKK, tidak merasa seperti digurui atau didikte, tetapi merasa seperti sedang berdiskusi dan saling sharing.
Dari kegiatan sosialisasi yang telah dilaksanakan tersebut, didapati bahwa pemahaman peserta mengenai penggolongan dan sediaan obat meningkat secara signifikan, yang diukur dari skor post-test yang lebih tinggi daripada pre-test. Dari hal tersebut kita memahami bahwa tidak tahu bukan berarti tidak mau tahu. Bisa saja mereka yang tidak tahu mengenai pentingnya penggunaan obat yang tepat karena kurangnya akses informasi yang dapat mereka jangkau, sehingga harus ada yang mulai menjangkau mereka terlebih dahulu. Bahkan, dari kegiatan ini kita juga mendapatkan bahwa meskipun peserta yang mengikuti sosialisasi lebih tua, bahkan ada yang sudah nenek-nenek, mereka tidak malu untuk belajar dan mendapatkan informasi dari kita, yang lebih muda. Sebagai bagian dari tenaga kesehatan, mari sebisa mungkin kita menjangkau mereka dengan informasi yang bermanfaat, sehingga taraf kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
