Frugal Living: Gaya Hidup Hemat atau Tekanan Baru Zaman Modern?
Gaya Hidup | 2025-06-30 14:26:41
Sumber: Hand drawn cost of living illustration / Freepik
Di tengah kenaikan biaya hidup dan ketidakpastian ekonomi, banyak orang mulai melirik frugal living sebagai solusi untuk menjaga stabilitas finansial. Tren ini bukan sekadar berhemat, tetapi sebuah filosofi hidup yang menekankan pengelolaan sumber daya secara bijak tanpa mengorbankan kualitas hidup. Namun, apakah frugal living benar-benar relevan untuk semua kalangan, atau justru menjadi beban baru di tengah tekanan gaya hidup modern?
Apa Itu Frugal Living?
Frugal living adalah gaya hidup yang berfokus pada pengeluaran yang hemat dan terencana, dengan prioritas pada kebutuhan daripada keinginan. Berbeda dengan sekadar pelit, frugal living mendorong seseorang untuk memaksimalkan nilai dari setiap pengeluaran, seperti membeli barang berkualitas tinggi yang tahan lama, memanfaatkan diskon, atau bahkan mengadopsi kebiasaan seperti memasak di rumah dan mengurangi konsumsi barang sekali pakai. Tren ini populer di media sosial, terutama di kalangan milenial dan Gen Z, yang sering berbagi tips seperti meal prepping, berburu barang bekas berkualitas, atau mengelola anggaran dengan metode seperti 50/30/20 (50% kebutuhan, 30% keinginan, 20% tabungan).
Di Indonesia, frugal living mulai digaungkan seiring meningkatnya kesadaran finansial, terutama di kota-kota besar di mana biaya hidup terus melonjak. Frugal living menawarkan solusi dengan mengajak kita untuk hidup sederhana namun tetap bermakna.
Manfaat Frugal Living
Ada beberapa alasan mengapa frugal living menarik untuk dicoba. Pertama, gaya hidup ini membantu membangun kebiasaan finansial yang sehat. Dengan memprioritaskan tabungan dan investasi, seseorang dapat mempersiapkan dana darurat atau merencanakan masa depan, seperti membeli rumah atau pensiun dini. Kedua, frugal living mendorong kreativitas, seperti membuat dekorasi rumah dari barang daur ulang atau merancang menu makanan hemat namun tetap bergizi. Ketiga, tren ini juga selaras dengan kesadaran lingkungan, karena mengurangi konsumsi berlebihan berarti mengurangi limbah.
Tantangan Frugal Living
Meski menjanjikan, frugal living bukan tanpa tantangan. Pertama, tekanan sosial dan budaya konsumtif di masyarakat urban seringkali membuat orang sulit menolak godaan gaya hidup mewah. Media sosial, misalnya, kerap memamerkan liburan mewah atau gadget terbaru, yang bisa memicu perasaan FOMO (fear of missing out). Kedua, frugal living membutuhkan disiplin tinggi dan perencanaan yang matang, yang mungkin terasa melelahkan bagi mereka yang tidak terbiasa mengelola anggaran. Ketiga, bagi masyarakat berpenghasilan rendah, frugal living bisa terasa seperti kewajiban, bukan pilihan, sehingga kurang memberikan dampak signifikan.
Worth to Try?
Lalu, apakah frugal living layak dicoba? Jawabannya bergantung pada situasi dan tujuan masing-masing individu. Bagi mereka yang ingin mencapai kebebasan finansial atau mengurangi stres akibat hutang, frugal living adalah langkah praktis yang patut dicoba. Gaya hidup ini tidak mengharuskan seseorang untuk hidup serba kekurangan, tetapi justru mendorong kreativitas dan kesadaran dalam mengelola sumber daya. Namun, bagi mereka yang sudah hidup dengan penghasilan pas-pasan, frugal living mungkin tidak terasa seperti tren baru, melainkan realitas sehari-hari yang penuh tekanan.
Penting untuk diingat bahwa frugal living bukanlah solusi satu ukuran untuk semua. Kunci suksesnya adalah fleksibilitas dan keseimbangan. Anda tidak perlu menghilangkan semua kesenangan, seperti sesekali menikmati kopi di kafe, selama itu direncanakan dalam anggaran. Mulailah dengan langkah kecil, seperti mencatat pengeluaran harian atau mengurangi makan di luar sekali seminggu, untuk melihat dampaknya tanpa merasa terbebani.
Yang terpenting, frugal living bukan tentang mengorbankan kebahagiaan, tetapi menemukan cara untuk hidup bermakna dengan sumber daya yang ada. Jadi, jika Anda mencari cara hidup sederhana yang tetap memungkinkan kebebasan finansial, mengapa tidak mencoba frugal living? Langkah kecil hari ini bisa membawa Anda menuju masa depan yang lebih stabil.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
