Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image octafia trezye

Bullying di Sekolah Merupakan Ancaman Nyata yang Harus Segera Ditangani

Pendidikan | 2025-06-28 11:30:54

A. Apa maksudnya dengan bullying?

Bullying merupakan tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara lisan, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, stres berat, serta tidak berdaya. Pelaku bullying sering kali disebut dengan istilah pengganggu, seorang pengganggu tidak mengenal gender maupun usia. Bahkan, bullying telah terjadi di sekolah dan dilakukan oleh para remaja. Komitmen pengakuan dan perlindungan terhadap hak atas anak telah dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28B ayat (2) menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (UUD 1945). Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan anak telah banyak diterbitkan, namun dalam implementasinya di lapangan masih menunjukkan adanya berbagai kekerasan yang menimpa anak antara lain adalah bullying.

Bullying dalam bentuk fisik, seperti memukul, memukul, menampar, dan memalak (meminta dengan paksa yang bukan miliknya). Bullying dalam bentuk verbal, seperti memaki, menggosip, dan mengejek, sedangkan bullying dalam bentuk psikologi, seperti mengintimidasi, mengucilkan, dan diskriminasi. Ironisnya lagi sebagian masyarakat kita, bahkan guru sendiri menganggap bullying sebagai hal yang biasa dalam lingkungan pendidikan dan tidak perlu dipermasalahkan. Bullying dianggap hanya bagian dari cara anak-anak untuk bermain, padahal dampak bullying itu sendiri sangat mempengaruhi kesehatan psikologi bagi anak (Sofyan et al., 2022).

Dalam pembentukan kepribadian seorang remaja, akan selalu ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor resiko dan faktor protektif. Faktor resiko ini dapat bersifat individual, pengaruh lingkungan, atau yang dihasilkan melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya. Faktor resiko yang disertai dengan kerentanan psikososial, dan resiliensi pada seorang remaja akan memicu terjadinya gangguan emosi dan perilaku yang khas pada seorang remaja. Sedangkan faktor protektif merupakan faktor yang memberikan penjelasan bahwa tidak semua remaja yang mempunyai faktor resiko akan mengalami masalah perilaku atau emosi, atau mengalami gangguan tertentu. Faktor protektif ini akan berinteraksi dengan faktor resiko dengan hasil akhir berupa terjadinya masalah perilaku atau emosi serta gangguan mental di kemudian hari (Sofyan et al., 2022).

Lemahnya emosi seseorang akan berdampak pada terjadinya masalah di kalangan remaja, misalnya bullying yang sekarang kembali muncul di media. Kekerasan di sekolah ibarat fenomena gunung es yang tampak ke permukaan hanya bagian kecilnya saja. Akan terus berulang, jika tidak ditangani secara tepat dan berkesinambungan dari akar permasalahannya.

Budaya bullying (kekerasan) atas nama senioritas masih terus terjadi di kalangan peserta didik. Karena meresahkan, pemerintah didesak segera menangani masalah ini secara serius. Bullying adalah suatu bentuk kekerasan anak (childabuse) yang dilakukan teman sebaya kepada seseorang (anak) yang lebih rendah atau lebih lemah untuk mendapatkan keuntungan atau kepuasan tertentu. Biasanya penindasan terjadi berulang kali. Bahkan ada yang dilakukan secara sistematis. Dari menjamurnya, kasus-kasus bullying yang ada di lembaga pendidikan di Indonesia khususnya lingkungan sekolah, penulis mengambil tema yang berkaitan dengan perilaku bullying di jenjang pendidikan (Sofyan et al., 2022).

B.Contoh Kasus Bullying yang Terjadi di Indonesia:

1. Pada bulan April 2025, seorang siswa SMP Negeri 1 Playen, Gunungkidul, diduga menjadi korban bullying oleh kakak kelasnya. Korban mengalami pukulan hingga trauma dan tidak berani masuk sekolah. Pihak sekolah berencana melakukan mediasi antara korban dan pelaku (sumber: detik.com).

2. Kasus bullying di Binus School Serpong yang terjadi sejak Februari 2024 hingga awal 2025, melibatkan 12 pelaku yang melakukan kekerasan fisik dan mengungkap kepada seorang siswa berusia 17 tahun. Korban harus dirawat di rumah sakit dan pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka (sumber: kompas.com).

3. Seorang anak kelas 3 SDN Jayamukti di Subang meninggal dunia pada November 2024 setelah mengalami bullying fisik dari tiga kakak kelasnya. Korban mengalami luka serius hingga mati batang otak akibat pendarahan yang terletak di kepala (sumber: cnnindonesia.com).

4. Pada bulan April 2025 di Tambora, Jakarta Barat, tiga anak di bawah umur melakukan bullying terhadap teman sebayanya yang viral di media sosial. Pelaku telah diamankan oleh polisi dan korban mendapat pendampingan psikologis (sumber: tribunnews.com).

5. Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 2.621 laporan bullying sepanjang tahun 2025, dengan 620 laporan terkait perundungan di lingkungan dokter spesialis dan rumah sakit vertikal (sumber: kemkes.go.id).

C. Dampak Bullying

Bullying mempunyai dampak yang sangat serius, terutama pada kesehatan psikologis korban. Beberapa dampak utama bullying adalah:

1. Gangguan psikologis seperti stres, kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD). Sebanyak 71,43% siswa korban bullying melaporkan gangguan psikologis yang signifikan.

2. Penurunan motivasi dan prestasi belajar karena korban merasa cemas, takut, dan sulit berkonsentrasi di sekolah.

3. Menurunnya harga diri dan isolasi sosial, korban sering merasa terlindungi, menarik diri dari lingkungan sosial, dan kehilangan kepercayaan diri.

4. Gangguan tidur dan kesehatan fisik, seperti luka memar akibat kekerasan fisik serta gangguan kualitas tidur.

5. Risiko bunuh diri meningkat pada korban yang tidak mendapatkan kemampuan yang memadai.

6. Dampak pada pelaku dan saksi bullying, pelaku cenderung memiliki perilaku agresif, kurang empati, dan risiko gangguan mental, sementara saksi bisa mengalami rasa bersalah dan ketakutan.

D. Upaya Penanggulangan Bullying

Penanggulangan bullying harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Edukasi dan sosialisasi kepada siswa, guru, dan orang tua mengenai bahaya bullying dan pentingnya saling menghormati serta empati.

2. Kebijakan anti-bullying di sekolah yang tegas, termasuk penerapan sanksi bagi pelaku bullying untuk memberikan efek jera.

3. Pendampingan psikologis bagi korban untuk membantu mereka pulih dari trauma dan meningkatkan kesejahteraan mental.

4. Pelibatan guru dan staf sekolah dalam mengawasi dan mencegah perundungan, serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif.

5. Mendorong komunikasi terbuka antara siswa, guru, dan orang tua agar kasus bullying dapat segera diketahui dan ditangani.

6. Intervensi bagi pelaku bullying agar mereka memahami dampak perilaku mereka dan dapat berubah menjadi lebih positif.

7. Pengawasan penggunaan media sosial untuk mencegah cyberbullying yang dapat memperparah dampak bullying.

E. Kesimpulan

Bullying adalah kekerasan yang sering terjadi di lingkungan sekolah dan berdampak serius pada korban, seperti gangguan psikologis, penurunan prestasi, isolasi sosial, hingga resiko bunuh diri. Kasus-kasus terbaru di Indonesia menunjukkan bahwa bullying masih marak dan dapat menimpa siapa saja. Upaya penanggulangannya harus mencakup pendidikan, kebijakan tegas di sekolah, pendampingan psikologis, serta pengawasan media sosial agar lingkungan belajar menjadi lebih aman dan mendukung perkembangan anak.

NAMA: OCTAFIA TREZYE. D. P

NIM: 005241094

PRODI: D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS: VOKASI

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image