5 Solusi Digital Berbasis IoT untuk Guru Inovatif Masa Kini
Teknologi | 2025-06-25 16:40:55Saya selalu kagum melihat peran wali kelas.
Mereka bukan cuma guru, tapi juga pendengar, penengah, kadang jadi sahabat orang tua murid, dan seringkali jadi tempat curhat anak-anak di sekolah. Banyak hal kecil yang mereka tangani diam-diam, tapi berdampak besar.
Salah satunya seperti yang dialami sepupu saya saat terima rapor anaknya. Di kolom absensi, tiba-tiba muncul dua hari “alpa” padahal, katanya, ia sudah izin lewat WhatsApp karena anaknya sakit.
Kejadian ini bukan soal siapa yang salah, tapi jadi pengingat bahwa tugas wali kelas itu kompleks. Dan makin ke sini, tantangan mereka butuh dukungan lebih dari sekadar semangat dan catatan manual.
Untungnya, sekarang sudah ada teknologi berbasis IoT (Internet of Things) yang bisa bantu memudahkan peran wali kelas di kelas. Mulai dari absensi otomatis, belajar interaktif kayak main game, sampai dashboard pemantauan siswa yang canggih.
Nah, buat para wali kelas yang ingin tetap dekat dengan murid dan lebih efisien di era digital, berikut ini adalah beberapa tips mendidik anak murid melalui penerapan IoT di kelas:
1. Absensi Otomatis Biar Gak Ada Drama Salah Catat
Masalah yang dialami sepupu saya bisa dicegah kalau sistem absensi di sekolah sudah digital. Dengan penerapan IoT di kelas, wali kelas bisa pakai sensor wajah, RFID, atau QR code untuk mencatat kehadiran murid. Data langsung masuk ke dashboard dan bisa diakses kapan pun.
Bahkan, orang tua pun bisa langsung menerima notifikasi saat anaknya tidak hadir. Tidak perlu lagi mengandalkan catatan manual yang rawan salah atau lupa update.
Teknologi seperti ini sekarang makin mudah dijangkau. Bahkan, mungkin bisa di-customize oleh produk layanan solusi digital milik Telkom Indonesia, yaitu Indibiz. Kehadiran layanan solusi digital ini saya temukan ketika mampir ke salah satu event besar mereka di bulan Mei lalu.
Secara singkat, Indibiz merupakan layanan solusi digital dengan model B2B, yang segmennya khusus bagi usaha kecil-menengah. Untuk sektor pendidikan, terdapat sekolah umum, institusi bimbingan belajar, kursus, dan lain-lain.
2. Belajar Seru, Ujian Seperti Main Game
Satu hal yang bikin saya takjub dari cerita keponakan saya yang adalah bagaimana anaknya sekarang jadi semangat ikut ujian. Katanya, “Sekarang ujiannya kayak main game pakai Kahoot, Bu!” sambil tertawa.
Buat wali kelas, tools seperti Kahoot, Quizizz, dan Wordwall bisa jadi andalan. Bukan hanya membuat suasana belajar lebih hidup, tapi juga memberi insight langsung soal pemahaman murid. Dengan sistem IoT, data hasil kuis bisa langsung terekam dalam sistem. Kita jadi bisa tahu murid mana yang butuh bantuan tambahan dan mana yang sudah siap lanjut ke materi berikutnya.
Inilah salah satu manfaat IoT antara guru dan murid: semuanya jadi transparan, realtime, dan bisa dipersonalisasi.
3. Pantau Perkembangan Murid Lewat Dashboard Terpadu
Dulu waktu kita sekolah, pasti pernah ya disuruh bantuin guru periksa hasil ulangan teman-teman sekelas. Kertas menumpuk, angka ditulis manual, dan kadang masih ada yang keliru hitung atau salah catat.
Tapi sekarang, zaman sudah berubah. Wali kelas nggak perlu lagi repot minta bantuan murid atau menghabiskan waktu berjam-jam untuk merekap satu per satu. Lewat dashboard digital berbasis IoT, semua data—mulai dari nilai ulangan, kehadiran, partisipasi di kelas, sampai aktivitas siswa di platform belajar—langsung terekam otomatis dan bisa diakses kapan saja.
Semua informasi tersaji rapi dalam satu sistem, jadi lebih praktis, cepat, dan minim risiko salah input. Lebih dari itu, dashboard ini bisa bantu wali kelas menganalisis pola belajar setiap anak. Siapa yang butuh pendampingan ekstra, siapa yang unggul di bidang tertentu—semuanya bisa terlihat jelas.
Inilah salah satu manfaat nyata IoT antara guru dan murid: data bukan cuma jadi angka, tapi jadi panduan untuk membimbing anak secara lebih empatik dan personal. Dan di sinilah peran wali kelas sebagai guru inovatif makin terasa—menggabungkan sentuhan personal dengan kekuatan teknologi.
4. Bangun Komunikasi Konsisten dengan Orang Tua Murid
Komunikasi yang baik antara wali kelas dan orang tua adalah kunci pembelajaran yang lancar. Tapi kalau komunikasinya tersebar WA untuk absen, email untuk nilai, print out untuk surat edaran semuanya jadi ribet.
Solusinya? Gunakan aplikasi yang terintegrasi. Lewat satu platform digital, wali kelas bisa update info penting ke orang tua: dari jadwal ulangan, pengumuman kegiatan, nilai ujian, sampai catatan perkembangan anak.
Indibiz dari Telkom Indonesia menyediakan solusi digital pendidikan yang sudah mencakup sistem manajemen pembelajaran dan komunikasi terintegrasi, mulai dari konektivitas cepat dan stabil, sistem integrasi data sekolah, pengelolaan data dengan keamanan yang maksimal, omnichannel solution, hingga sistem pembayaran. Ini sangat memudahkan sekolah dan wali kelas yang ingin naik level dalam pengelolaan kelas tanpa harus bingung urusan teknis.
5. Terus Upgrade Diri Jadi Guru Inovatif
Kalau bicara soal digitalisasi, teknologi memang penting. Tapi orang di baliknya jauh lebih krusial. Wali kelas zaman sekarang harus mau terus belajar, eksplorasi tools baru, dan upgrade diri.
Untungnya, banyak sekali pelatihan dan program pendampingan yang bisa diakses secara daring. Termasuk yang disediakan oleh Telkom lewat Indibiz, yang tidak hanya menghadirkan teknologi, tetapi juga mendampingi sekolah agar bisa mengoptimalkan penggunaannya. Mulai dari pelatihan digital, strategi penggunaan platform, sampai edukasi manajemen kelas modern.
Menjadi guru inovatif bukan soal siapa yang paling canggih, tapi siapa yang paling mau mencoba dan beradaptasi demi anak didik.
Penutup: IoT Bukan Lagi Soal Masa Depan, Tapi Hari Ini
Teknologi berbasis IoT bukan hal futuristik lagi. Ia adalah kebutuhan hari ini, terutama untuk dunia pendidikan. Dari absensi otomatis, sistem belajar interaktif seperti Kahoot, hingga dashboard pemantauan progres siswa, semua bisa membantu meringankan beban tugas wali kelas sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan.
Solusi digital sudah ada, tinggal keberanian dan kesediaan kita sebagai pendidik untuk mulai mencoba dan bertransformasi.
Jangan tunggu sekolah besar dulu yang berubah. Justru dari kita—wali kelas yang mau belajar dan bergerak perubahan itu bisa dimulai.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
