Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I

Mengenal Valensi Diri

Eduaksi | 2025-06-12 11:32:08

Oleh: Dr. Heru Siswanto, M.Pd.I*

Istilah valensi sering disinggung atau disampaikan dalam ruang pertemuan ilmiah tertentu. Bahkan istilah tersebut sering disampaikan oleh para dosen untuk memotivasi mahasiswanya biar tetap terjaga semangat belajarnya untuk meraih cita-citanya sejak dini.

Lalu apa itu valensi? sederhananya valensi adalah takaran (bobot) yang mewakili keseluruhan kapasitas diri seseorang. Terkait dengan hal ini, tentunya setiap pribadi memiliki valensi yang berbeda-beda antar satu sama lain. Sedangkan keberadaan valensi yang miliki seseorang ini akan menentukan kualitas hasil kerjanya kedepan. Bahkan juga akan memengaruhi tingkat kesuksesan diri seseorang tersebut.

Lalu bagaimana caranya untuk meningkatkan valensi? untuk meningkatkan valensi di dalam diri seseorang tersebut, setidaknya ada tiga hal yang perlu dipersiapkan (khususnya sebagai mahasiswa). Diantara ketiga hal tersebut adalah:

Pertama, Intellectual capital. Yakni, bisa didapatkan atau diperoleh melalui bangku kuliah. Dengan mendengar, melihat, membaca, menulis dan seterusnya.

Kedua, social capital. Yakni, bisa diperoleh melalui pembelajaran di organisasi-organisasi tertentu. Seperti belajar berkomunikasi dengan baik, berinteraksi sosial dengan berbagai upaya penyikapannya, cara membangun relasi kebersamaan dan lain sebagainya.

Ketiga, moral capital. Yakni, lebih familiar tertuju pada istilah kompas moral, tentunya sebagai umat beragama harus dapat menjadi penunjuk arah sesuai dengan ridha-Nya Allah Swt.

Dari Ketiga hal tersebut akan menghasilkan yang namanya kualitas soft skill seperti motivasi diri, team works, communication, leadership dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan itu semua, salah satu cara terbaik adalah dengan mengikuti organisasi-organisasi tertentu yang memiliki real kemaslahatan bersama.

Oleh karena itu, agar seseorang tidak terjebak dalam perangkap kesuksesan, namanya. Sebagai suatu pelajaran bersama, terkadang Keahlian dan kesuksesan sering menjadi dambaan dan kebanggaan seseorang. Namun, terkait dengan hal ini bisa juga menjadi perangkap yang menjebak. Yakni, saat seseorang tersebut hanya menekuni satu bidang keahlian saja dan keahlian itu sudah tidak dibutuhkan lagi di lapangan.

Sedangkan kesuksesan masa lalu tersebut melenakan seseorang dari keinginan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan zaman sekarang (penuh tantangan, menuntut menciptakan peluang, tertuntut pandai bersikap).

Semoga Bermanfaat.....

*Ketua Program Studi dan Dosen PAI-BSI (Pendidikan Agama Islam-Berbasis Studi Interdisipliner) Pascasarjana IAI Al-Khoziny Sidoarjo; Dosen PAI-Terapan Poltek Pelayaran Surabaya; Pengurus Lembaga Takmir Masjid PCNU Sidoarjo; Ketua Lembaga Dakwah MWCNU Krembung.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image