Idul Adha di Perantauan: Mahasiswa Indonesia di Libya Rayakan dengan Semangat Kebersamaan
Khazanah | 2025-06-10 23:45:32Tripoli- menjelang hari raya Idul Adha 1466 H yang jatuh pada hari Jum’at (6/6) umat Islam di berbagai belahan dunia biasanya mulai ramai memadati pasar dan tempat penjualan hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan berkurban. Ditengah hiruk pikuk persiapan ini, momen Idul Adha bagi mahasiswa Indonesia di luar negeri seringkali menawarkan pengalaman yang unik dan penuh makna. Jauh dari keluarga dan tradisi kampung halaman, mereka tetap merayakan Idul Adha dengan semangat kebersamaan dan adaptasi budaya.Seperti yang disampaikan oleh Zulfikar Audia Pratama, mahasiswa S2 jurusan Dakwah wal Hadoroh di Kulliyah Dakwah Islamiyah Tripoli Libya. Pria yang akrab disapa Zul itu membagikan pengalaman pertamanya merayakan Idul Adha di negeri Umar Mukhtar. Meskipun berbeda, perayaan Idul Adha di negeri orang tak kalah istimewa. kami memulai hari raya dengan menunaikan sholat Idul Adha berjamaah dimasjid Kulliyah Dakwah Islamiyah pada pukul 6.30 pagi. Hal ini menjadi istimewa karena dihadiri oleh Bapak KUAI KBRI Tripoli Dede Achmad Rifa’i, beserta para staffnya.Setelah sholat, suasana kebersamaan semakin terasa dengan diadakan foto bersama diaspora Indonesia didepan pelataran masjid Kulliyah Dakwah dan dilanjutkan dengan acara makan bersama yang telah dihidangkan oleh Kesatuan Keluarga Mahasiswa (KKMI) Libya.Sholat Idul Adha dan Kurban BersamaBagi banyak mahasiswa di luar negeri khususnya di Kulliyah Dakwah Islamiyah Tripoli Libya, momen Idul Adha dimulai dengan berkumpul untuk melaksanakan sholat berjamaah. Setelahnya, mereka akan mengadakan pemotongan hewan kurban yang telah disediakan oleh kampus berjumlah 10 ekor kambing untuk mahasiswa Indonesia. Kemudian, dilanjutkan dengan masak dan makan bersama dengan hidangan khas Idul Adha, seperti sate, gulai, rendang, dll. Ini adalah kesempatan untuk saling berbagi cerita dan mempererat tali persaudaraan.Berbagi Makanan dan Menghargai KeberagamanDi beberapa tempat, Idul Adha menjadi ajang untuk merayakan keberagaman. Seperti halnya di Libya, di kampus kami Mahasiswa dari berbagai negara kerap berbagi hidangan khas dari negara mereka masing-masing, sehingga menciptakan sebuah pertukaran budaya yang menarik. Ini adalah bukti bahwa perayaan agama dapat menjadi jembatan untuk memahami dan menghargai sebuah perbedaan. Tak hanya itu, momen ini juga bukan hanya tentang makanan, tetapi juga mempererat silaturahmi dan menunjukkan indahnya kebersamaanMomen Rindu Kampung HalamanJauh dari rumah, Idul Adha tak luput dari momen rindu kampung halaman. Meskipun demikian, teknologi memungkinkan kami untuk tetap terhubung dengan keluarga. Kebanyakan dari kami sering menghubungi keluarga di Indonesia melalui telepon atau video call untuk berbagi ucapan selamat dan cerita perayaan, seolah-olah bagi kami jarak tak menjadi penghalang.Perayaan di perantauan menjadi bukti bahwa semangat kebersamaan, persatuan, dan nilai-nilai Islam dapat terus dijaga dan dirayakan, bahkan ribuan kilometer dari tanah air.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
