Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Intan Lutfiah Putri

Jangan Asal Minum Obat! Golongan dan Sediaannya Wajib Kamu Tahu

Edukasi | 2025-06-09 23:19:43

Obat Itu Bukan Cuma Tablet loh! Banyak Golongan, Banyak Bentuknya??

jenis obat dan pola distribusinya
jenis obat dan pola distribusinya

Pernahkah kamu membeli obat dari warung atau apotek tanpa membaca labelnya?

Atau menyimpan obat keras bekas resep dokter untuk digunakan ulang saat merasa “gejalanya sama”?

Jika iya, bisa jadi kamu sedang melakukan kesalahan yang berisiko bagi kesehatan.

Obat bukan sekadar benda kecil yang dikonsumsi saat sakit. Obat memiliki golongan tertentu, dan juga tersedia dalam berbagai bentuk sediaan yang masing-masing punya aturan penggunaan berbeda. Ketidaktahuan terhadap hal ini bisa menyebabkan kegagalan terapi, efek samping serius, hingga keracunan obat.

ilustrasi. keracunan obat
ilustrasi. keracunan obat

Untuk meningkatkan kesadaran ini, kelompok saya yaitu kelompok 3 dari kelas GR-2A, mahasiswa aktif semester 2, D3 Keperawatan, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga. Melaksanakan sebuah kegiatan edukasi interaktif kepada masyarakat yang bertepatan dilokasi :

• Perumahan Griya Bunder Asri, Gresik.

• Pada 17 Mei 2025, pukul 18.00 - 20.00 WIB.

• Saya sebagai sie acara yang bertanggung jawab atas kelancaran dan kelangsungan project Pengabdian Masyarakat ini.

Dengan mengusung tema:

“ Penggolongan PENGABDIAN MASYARAKAT : SOSIALISASI PENGGOLONGAN OBAT " dan

" Edukasi Sediaan Obat sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Masyarakat dalam Penggunaan Obat yang Tepat dan Efektif ”.

kami menyasar kelompok ibu-ibu rumah tangga (ibu ibu PKK) sebagai target utama edukasi karena mereka adalah "manajer kesehatan keluarga" sebanyak (kurang lebih 20 responden).

pelaksanaan project farmakologi, kelompok 3
pelaksanaan project farmakologi, kelompok 3

berikut sedikit materi dari keseluruhan edukasi yang kelompok kami berikan kepada ibu ibu PKK, saya jelaskan:

Mengenal Golongan Obat? karena Ada Aturannya!

Penggolongan obat adalah pembagian obat berdasarkan tingkat keamanan, cara perolehan, efek samping, dan risiko penyalahgunaan.

Di Indonesia, penggolongan ini diatur oleh BPOM dan Kementerian Kesehatan.

Menurut regulasi BPOM, obat dibagi menjadi beberapa golongan:

ilustrasi. obat bebas
ilustrasi. obat bebas

1. Obat Bebas

- Ciri nya (Label lingkaran hijau dengan garis tepi hitam.)

- Bisa dibeli tanpa resep dokter.

- Digunakan untuk gejala ringan dan jangka pendek.

- Contoh: Paracetamol, Antasida, Oralit.

- Risiko: Relatif rendah, tetapi tetap harus memperhatikan aturan pakai.

ilustrasi. obat bebas terbatas 
ilustrasi. obat bebas terbatas

2. Obat Bebas Terbatas

- Cirinya (Lingkaran biru dengan garis hitam.)

- Masih bisa dibeli tanpa resep, tapi dengan pengawasan apoteker.

- Digunakan untuk kondisi ringan hingga sedang. Biasanya diberi peringatan khusus di kemasan (P1–P6).

- Contoh: CTM (antihistamin), Dekstrometorfan (batuk).

- Risiko: Dapat menimbulkan efek samping jika digunakan sembarangan.

ilustrasi. Obat Keras
ilustrasi. Obat Keras

3. Obat Keras

- Cirinya (Lingkaran merah dengan huruf K besar.)

- Hanya bisa dibeli dengan resep dokter.- Untuk penyakit yang butuh pengawasan medis ketat.

- Contoh: Antibiotik (Amoxicillin), antihipertensi, antidiabetes.

- Risiko: Efek samping serius, resistensi, toksisitas jika disalahgunakan.

Nah pasti banyak sekali masyarakat belum mengenali simbol warna dan tanda khusus pada kemasan obat, padahal itu adalah panduan penting untuk menghindari penyalahgunaan nya lho..

ilustrasi. macam sediaan obat
ilustrasi. macam sediaan obat

Sediaan Obat "Beda Bentuk, Beda Cara Pakai"

Sediaan obat adalah bentuk fisik/formulasi obat yang dirancang untuk mempermudah penggunaan, meningkatkan efektivitas, dan mengoptimalkan penyimpanan.

Sediaan ini disesuaikan dengan:

1. Usia pasien

2. Kondisi tubuh

3. Rute pemberian

4. Tujuan terapi

Selain golongan, obat juga hadir dalam berbagai bentuk sediaan, seperti:

1. Sediaan Padat

Obat berbentuk padat yang biasa digunakan secara oral.

Jenis Penjelasan Contoh :

- Tablet Ditekan dari serbuk/kristal. Bisa salut atau kunyah (Paracetamol)

- Kapsul Obat dalam cangkang gelatin. (Amoxicillin)

- Serbuk Untuk dilarutkan atau ditaburkan. (Oralit, bedak salisil)

- Supositoria Dimasukkan ke rektum/vagina, meleleh di suhu tubuh. (Dulcolax)

- Pil Obat tradisional berbentuk bulat kecil (Pil KB)

2. Sediaan Cair

Cocok untuk anak-anak, lansia, atau pasien yang sulit menelan tablet.

Jenis Penjelasan Contoh :

- Sirup Mengandung gula dan zat aktif. (OBH, Paracetamol sirup.)

- Suspensi Partikel tidak larut yang harus dikocok. (Amoxsan suspensi)

- Larutan Injeksi Cairan steril untuk disuntikkan. (Injeksi vitamin B complex)

3. Sediaan Semi Padat

Digunakan secara topikal (kulit atau mukosa).

Jenis Penjelasan Contoh :

- Salep (ointment) Basis lemak, melekat kuat di kulit. (Salep mata kloramfenikol)

- Krim Emulsi minyak dan air, lebih ringan dari salep. (Kalpanax)

- Eliksir Larutan alkohol manis. (Eliksir digoxin)


3. Sediaan Semi Padat

Digunakan secara topikal (kulit atau mukosa).Jenis Penjelasan Contoh :

- Salep (ointment) Basis lemak, melekat kuat di kulit. (Salep mata kloramfenikol)

- Krim Emulsi minyak dan air, lebih ringan dari salep. (Kalpanax)

- Gel Struktur seperti jeli, memberi sensasi dingin. (Bioplacenton)
- Lotion Kandungan air lebih tinggi, cepat kering. (Caladine lotion)

4. Sediaan Gas

Dihirup melalui saluran pernapasan.

Jenis Penjelasan Contoh :

- Inhaler Obat dalam bentuk aerosol. (Salbutamol)

- Nebulizer Larutan diubah jadi uap. (Ventolin via nebulizer)

"Setiap sediaan punya aturan pemakaian berbeda."

Contoh:

Tablet sublingual harus diletakkan di bawah lidah, bukan ditelan. Salep harus dioleskan tipis, bukan ditumpuk tebal. Sirup harus dikocok sebelum digunakan.

kegiatan edukasi. mahasiswa D3 Keperawatan UNAIR
kegiatan edukasi. mahasiswa D3 Keperawatan UNAIR

Pesan untuk Kamu :

"Jadi Pengguna Obat yang Cerdas!"

1. Baca label dan simbol kemasan obat

2. Kenali bentuk sediaan dan cara pakainya

3. Jangan menyimpan atau mengonsumsi obat keras tanpa resep

4. Tanyakan pada apoteker atau tenaga kesehatan jika ragu

Obat yang sama bisa berbahaya jika digunakan dengan cara yang salah.

Edukasi adalah kunci untuk menjaga kesehatan keluarga.

"Jangan cuma minum obat karena terbiasa. Mulailah dari memahami apa yang kamu konsumsi."

Geotag Lokasi Pengabdian Masyarakat Kelompok 3. GR-2A
Geotag Lokasi Pengabdian Masyarakat Kelompok 3. GR-2A

"Kegiatan Lapangan dalam Sosialisasi Obat ke Masyarakat"

Artikel ini saya susun berdasarkan pengalaman langsung saat mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) bersama Kelompok 3 kelas GR-2A dalam rangka Project Based Learning (PjBL) mata kuliah Farmakologi semester 2 di Universitas Airlangga.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai golongan dan sediaan obat, terutama agar mereka lebih paham dalam menggunakan obat dengan tepat dan aman. Kami melaksanakan sosialisasi secara langsung kepada warga dengan pendekatan interaktif dan edukatif.

Kegiatan ini dilakukan di lingkungan tempat tinggal kami masing-masing, dengan menyasar ibu rumah tangga, lansia, hingga remaja.

Edukasi disampaikan melalui media leaflet, poster, papan obat, dan diskusi langsung, agar materi mudah dipahami oleh berbagai kalangan.

dokumentasi kegiatan. penyampaian materi
dokumentasi kegiatan. penyampaian materi

Implementasi Project Based Learning

Kegiatan ini merupakan implementasi nyata dari metode Project Based Learning, di mana mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga menerapkan ilmunya langsung dalam bentuk aksi nyata di lapangan.

Materi lengkap yang kami sampaikan mencakup:

1. Penggolongan obat (obat bebas, bebas terbatas, keras, narkotika, psikotropika)

2. Logo dan warna kemasan obat sesuai regulasi

3. Berbagai bentuk sediaan obat (tablet, kapsul, sirup, salep, injeksi, dll.)

4. Panduan membaca aturan pakai dan menyimpan obat

5. Risiko penyalahgunaan obat yang tidak sesuai aturan

Nah.. Kegiatan edukasi kami juga dilakukan secara sistematis, terdiri dari:

1. Penyuluhan langsung

2. Pembagian leaflet edukatif

3. Pemutaran video edukasi

4. Sesi tanya jawab

5. Pre-test dan post-test

Sebelum memulai sosialisasi, kami melakukan pre-test kepada masyarakat untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka mengenai penggolongan dan sediaan obat.

Setelah edukasi selesai, dilakukan post-test sebagai bentuk evaluasi untuk mengukur peningkatan pengetahuan.

responden pre-test & post-test
responden pre-test & post-test

Hasil Kegiatan "Pemahaman Meningkat Signifikan"

Hasil evaluasi : menunjukkan bahwa nilai post-test peserta meningkat signifikan dibandingkan pre-test, yang artinya edukasi ini berhasil menambah pemahaman masyarakat terhadap penggolongan dan sediaan obat.

uji tes pengetahuan masyarakat 
uji tes pengetahuan masyarakat

Maka dari itu hasil yang kami peroleh tersebut cukup menggembirakan dari hasil pre-test dan post-test, terlihat adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman masyarakat. Contohnya:

- Sebelum edukasi, sebagian besar responden tidak mengetahui bahwa lingkaran hijau menandakan obat bebas, dan lingkaran merah bertuliskan “K” berarti obat keras.

- Setelah edukasi, 80% responden mampu menyebutkan minimal 3 jenis golongan obat dan tahu perbedaannya.

Masyarakat juga lebih paham bahwa sediaan obat berbeda-beda penggunaannya, dan tidak semua obat boleh diminum sembarangan.

Selain itu, masyarakat memberikan respon positif dan berharap edukasi semacam ini bisa terus dilakukan secara berkala. Beberapa bahkan mengatakan akan lebih hati-hati dan mulai membaca label obat sebelum membeli.

media kreatif. edukatif 
media kreatif. edukatif

Agar materi mudah dipahami, kami menggunakan media edukatif

Agar materi edukasi lebih mudah dipahami oleh masyarakat, kami menggunakan berbagai media pendukung yang menarik dan interaktif. Beberapa di antaranya dapat Anda akses secara daring:

1. Papan Obat

Visual berukuran besar berisi simbol, warna, dan klasifikasi obat yang memudahkan masyarakat mengenali golongan dan sediaan obat secara langsung.

desain media edukasi. papan obat kelompok 3
desain media edukasi. papan obat kelompok 3

2. Leaflet dan E-Magazine

RingkasDibagikan agar bisa dibaca ulang di rumah sebagai pengingat. Materinya mencakup penggolongan dan sediaan obat.

•Leaflet edukasi penggolongan obat (tersedia dalam kegiatan langsung) :

leaflet edukasi penggolongan obat. kelompok 3
leaflet edukasi penggolongan obat. kelompok 3

•Leaflet edukasi sediaan obat (tersedia dalam kegiatan langsung) :

leaflet edukasi sediaan obat. kelompok 3
leaflet edukasi sediaan obat. kelompok 3

•E-Magazine Penggolongan Obat

= https://online.fliphtml5.com/orfsh/illg/


•E-Magazine Sediaan Obat

= https://online.fliphtml5.com/sfagc/aylc/

• Link Video Edukasi Penggolongan Obat

= https://youtu.be/OJ_Xf-9cEBw?si=7GFvcDFekWsq8NJX

• Link Video Edukasi Sediaan Obat

= https://youtu.be/O2OPWfwMEXE?si=FK_J47cB12j2CTs7

(Semua media ini kami rancang agar edukasi yang kami berikan tidak hanya berhenti saat kegiatan berlangsung, tetapi juga bisa diakses kapan saja oleh masyarakat yang ingin belajar lebih lanjut.)

edukasi penggolongan dan sediaan obat.
edukasi penggolongan dan sediaan obat.

"Refleksi Peran Mahasiswa Keperawatan dalam Pengabdian Masyarakat."
Sebagai mahasiswa keperawatan, saya merasa bahwa pengalaman ini sangat berharga dan membentuk pemahaman baru tentang peran kami di masyarakat. Kegiatan ini bukan hanya sekadar tugas kuliah, tetapi sarana untuk mengasah kemampuan komunikasi, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat. Saya menyadari bahwa edukasi sederhana tentang obat bisa berdampak besar jika disampaikan dengan cara yang tepat. Mahasiswa tidak harus menunggu bekerja di rumah sakit untuk mulai berkontribusi. Dengan bekal ilmu yang ada, kami sudah bisa menjadi agen perubahan untuk menjadi penggerak literasi kesehatan sejak dini.


Kegiatan edukasi yang saya lakukan ini bukan hanya sekadar pemenuhan tugas akademik, tetapi juga menjadi pengalaman berharga yang membuka mata saya sebagai mahasiswa keperawatan. Melalui pendekatan langsung ke masyarakat, saya menyadari bahwa masih banyak orang yang belum paham pentingnya membaca label obat, mengenali golongan dan bentuk sediaan obat, serta mengikuti aturan pakainya. Sebagai bagian dari metode Project Based Learning dalam mata kuliah Farmakologi, kegiatan ini memberikan gambaran nyata tentang bagaimana mahasiswa bisa terlibat aktif sebagai agen edukasi kesehatan di masyarakat.

Hasil dari kegiatan ini menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat, dan respon mereka yang antusias menjadi bukti bahwa edukasi semacam ini sangat dibutuhkan. Saya berharap tulisan ini bisa menjadi perpanjangan dari kegiatan pengabdian tersebut sehingga dapat menyebarkan informasi penting dengan cara yang ringan namun bermakna.

Mari bersama-sama menjadi masyarakat yang lebih bijak dalam menggunakan obat, karena kesehatan adalah hak sekaligus tanggung jawab kita semua.

Kelompok 3. GR-2A. Farmakologi
Kelompok 3. GR-2A. Farmakologi

Ditulis oleh:
Intan Lutfiah Putri

NIM: 005241024 – Semester 2

Mahasiswa D3 Keperawatan – GR-2A

Fakultas Vokasi – Universitas Airlangga


Daftar Referensi

1. BPOM RI. (2021). Pedoman DAGUSIBU: Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang Obat dengan Benar.

2. Kementerian Kesehatan RI. (2021). Permenkes No. 3 Tahun 2021 tentang Penggolongan dan Penandaan Obat.

3. Halodoc. (2024). Mengenal Logo dan Warna Obat Berdasarkan Golongannya. https://www.halodoc.com

4. Banker, G. S., & Rhodes, C. T. (2002/2019). Modern Pharmaceutics.→ Sumber untuk keunggulan sediaan padat dan perancangan bentuk sediaan.

5. Allen, L. V., & Ansel, H. C. (2014). Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems.→ Digunakan sebagai dasar definisi sediaan obat dan klasifikasi bentuk sediaan.

6. Aulton, M. E., & Taylor, K. (2017). Aulton's Pharmaceutics: The Design and Manufacture of Medicines.→ Digunakan untuk menjelaskan macam-macam sediaan obat dan prinsip farmasetik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image