Idul Kurban MPM: Ketakwaan yang Membumi, Kepedulian yang Mengakar
Kabar | 2025-06-09 01:32:15
Lebih dari 500 peserta yang berasal dari berbagai komunitas binaan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah menghadiri perayaan Idul Kurban yang diselenggarakan pada Sabtu, 7 Juni 2025, di Bengkel Sapi Kalijeruk, Sleman. Kegiatan ini menjadi perayaan kurban yang bersifat inklusif dengan melibatkan komunitas difabel dan kelompok marginal, serta bekerja sama dengan sejumlah mitra strategis MPM. Sebanyak 8 ekor sapi dan 31 kambing dikurbankan sebagai bentuk ketaqwaan dan komitmen terhadap pemberdayaan yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan.
Komunitas yang turut hadir antara lain MPM MARDIKK, KSP Bank Difabel, JATAM Difabel Bejen, GERKATIN, JATAM Minggir, KOKAP, Ngoro-oro, BETRIK, ASONGAN, komunitas disabilitas dari wilayah sekitar Kalijeruk, serta IDP. Kegiatan ini juga melibatkan mitra-mitra seperti Joglo Andini Bawono Lestari, LAZISMU DIY, BAZNAS Nasional, Danone, Zurich Syariah, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Danamon Syariah, Adira Syariah, MayBank Syariah, CIMB Niaga Syariah, Pokphand, hingga ICMI.
Prof. Ali Agus selaku Dewan Pakar MPM PP Muhammadiyah sekaligus tuan rumah acara menyampaikan bahwa penyembelihan hewan kurban tidak hanya mengandung makna spiritual, tetapi juga sosial. Ia menuturkan bahwa Idul Kurban menjadi momen untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat inklusif. “Penyembelihan hari ini merupakan salah satu bentuk dari ketaqwaan kepada Allah SWT serta representasi dari konsep inklusi (rahmatan lil alamin) bagi sesama manusia,” jelasnya.
Dalam nada yang sama, Ketua MPM PP Muhammadiyah, Nurul Yamin, mengungkapkan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh komunitas dan mitra yang telah berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan ini. Ia menegaskan pentingnya tiga pilar utama dalam perayaan kurban: ketaqwaan, kesalehan sosial, dan penguatan kualitas pribadi. “Kegiatan hari ini merupakan implementasi dari tiga nilai kebaikan—ketaqwaan sebagai hubungan spiritual dengan Allah SWT, wujud nyata dari kesalehan sosial, serta pelajaran untuk membangun kualitas pribadi (menyembelih keserakahan, keegoisan, dan dosa karena hidup di tengah masyarakat yang saling menopang satu sama lain),” tuturnya.
Menariknya, selain penyembelihan hewan kurban, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penanaman bibit pohon kelapa dan nangka—dua jenis tanaman yang memiliki nilai gizi dan ekonomi tinggi, serta bisa dimanfaatkan sebagai sumber pangan maupun pakan ternak. Aktivitas ini menjadi simbol dari semangat keberlanjutan dan kepedulian ekologis dalam gerakan pemberdayaan.
Melalui agenda ini, MPM PP Muhammadiyah kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong model pemberdayaan masyarakat yang berpijak pada nilai spiritualitas, kekuatan sosial, dan keberlanjutan lingkungan, sehingga semangat Idul Kurban tidak berhenti pada aspek ritual semata, melainkan berkembang menjadi gerakan nyata menuju perubahan sosial.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
