Melek Sehat, Melek Obat: Edukasi Cerdas untuk Ibu-Ibu PKK Desa Singorejo, Kabupaten Gresik
Edukasi | 2025-06-05 00:05:08
Singorejo, 24 Mei 2025 – Mushola di jantung Desa Singorejo berubah menjadi tempat penuh semangat dan tawa saat puluhan ibu-ibu PKK berkumpul dalam kegiatan edukasi bertema “Penggolongan dan Sediaan Obat untuk Kesehatan Keluarga”. Tak hanya ibu-ibu PKK, ibu RT pun turut hadir, memberi izin dan membantu jalannya acara dengan penuh antusias.
Edukasi ini bukan sekadar menyampaikan teori, melainkan bentuk kepedulian nyata terhadap peran krusial ibu rumah tangga sebagai penjaga utama kesehatan keluarga. Kegiatan ini pun disusun dengan pendekatan yang hangat, interaktif, dan menyenangkan, agar para ibu merasa dihargai, didengar, dan difasilitasi untuk belajar hal baru.
Ibu Rumah Tangga: Apoteker Tanpa Jas Putih
Dalam rumah tangga, ibu sering menjadi orang pertama yang mengambil keputusan saat ada anggota keluarga yang sakit. Tidak jarang mereka harus memberikan obat untuk anak-anak yang demam, suami yang kelelahan, atau orang tua yang rutin mengonsumsi obat. Tapi, apakah mereka sudah tahu obat mana yang bisa dibeli bebas dan mana yang harus dengan resep dokter?
Tujuan utama kegiatan ini adalah agar ibu-ibu lebih melek informasi dalam memilih, menggunakan, dan menyimpan obat. Salah satu poin penting adalah penggolongan obat, yang dapat dikenali dari tanda lingkaran berwarna pada kemasan: hijau untuk obat bebas, biru untuk obat bebas terbatas, dan merah untuk obat keras. Disampaikan juga berbagai bentuk sediaan obat serta cara penggunaannya yang benar.
Dua Sesi, Banyak Cerita
Acara ini dirancang dalam dua sesi utama. Sesi pertama menyajikan materi mengenai sediaan obat, disampaikan menggunakan media presentasi, e-magazine, dan papan visual edukatif.
a. Media presentasi digunakan agar ibu-ibu dapat memahami isi dari materi yaang disampaikan.
b.E- magazine dibagikan kepada ibu-ibu dengan tujuan tetap menjadi pengigat bagi ibu-ibu pkk, dan bermanfaat bagi kerabat atau teman yang tidak sempat mengikuti kegiatan edukasi.
c. Papan visual digunakan untuk mempermudal ibu-ibu mememahami penjelasan yang disampaikan pemateri.
Agar kegiatan tidak monoton, sesi ini diselingi dengan cek kesehatan gratis mulai dari pengukuran suhu tubuh, berat badan, lingkar perut, lingkar kepala, hingga tekanan darah.
Sesi kedua dilanjutkan dengan materi penggolongan obat, di mana para ibu diajak mengenali jenis-jenis obat berdasarkan peraturan, fungsi, aturan, penggunaan serta efek samping setiap golongan obat.
Yang istimewa, sambil menyimak materi, ibu-ibu juga disediakan snack ringan. Tujuannya sederhana namun penting: agar mereka bisa fokus, santai, dan tidak tergesa-gesa meninggalkan acara hanya karena lapar.
Semangat Belajar Tak Mengenal Usia
Salah satu yang paling membekas dari kegiatan ini adalah tingginya antusiasme para ibu. Mereka tak hanya mendengarkan, tapi juga aktif bertanya dan berbagi pengalaman pribadi terkait penggunaan obat.
Beberapa ibu bahkan langsung bertanya begitu ada hal yang belum dipahami. Cerita-cerita dari pengalaman mereka menjadi warna tersendiri dalam sesi diskusi mulai dari kekeliruan membeli obat di warung hingga kebingungan membedakan obat batuk untuk anak dan dewasa.
Sesi tanya jawab resmi tetap diberikan di akhir, diikuti dengan evaluasi tertulis yang disesuaikan untuk peserta. Bagi ibu yang kesulitan membaca atau mengalami gangguan penglihatan, anggota kelompok kami siap membantu membacakan soal dan menuliskan jawaban.
Sekilas Materi Edukasi
1. Penggolongan Obat (Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI)
a. Obat Bebas
Logo lingkaran hijau. Dapat dibeli bebas tanpa resep dokter (contoh: paracetamol, vitamin C).
b. Obat Bebas Terbatas
Logo lingkaran biru. Dijual bebas, tapi penggunaannya harus sesuai aturan (contoh: CTM, antasida).
3. Obat Keras
Logo lingkaran merah dengan huruf “K”. Harus dengan resep dokter.
4. Obat Narkotika
Digunakan untuk nyeri berat, harus dalam pengawasan ketat (contoh: morfin).
5. Obat Psikotropika
Digunakan untuk gangguan jiwa atau saraf, perlu resep dan pengawasan medis.
6. Obat Herbal Terstandar (OHT)
Terbuat dari bahan alami dan sudah melalui uji praklinik.
7. Fitofarmaka
Obat herbal yang sudah melewati uji klinik, disetarakan seperti obat modern.
2. Sediaan Obat (Bentuk Fisik Obat):
a. Tablet dan Kapsul : Obat padat untuk diminum.
b. Sirup dan Suspensi : Obat cair, sering digunakan untuk anak-anak.
c. Salep, Krim, dan Gel : Dioleskan ke kulit untuk luka, gatal, atau infeksi.
d. Obat Tetes (mata, hidung, telinga) : Digunakan langsung pada organ yang memerlukan.
e. Injeksi (suntikan) : Harus diberikan oleh tenaga kesehatan.
f. Suppositoria : Dimasukkan lewat anus atau vagina.
g. Inhaler dan Aerosol : Dihirup melalui mulut/hidung, biasanya untuk asma.
h. Implan dan Patch (koyo obat) : Ditempelkan untuk penyerapan perlahan ke tubuh.
Efek, Waktu Kerja, dan Efek Samping Obat:
• Obat memiliki waktu kerja berbeda, misalnya paracetamol bekerja dalam 30–60 menit.
• Efek utama yang diinginkan misalnya menurunkan demam atau meredakan nyeri.
• Efek samping bisa berupa rasa kantuk, mual, alergi, atau diare.
• Penggunaan yang salah bisa memperparah kondisi atau menimbulkan resistensi obat.
• Selalu baca label, perhatikan aturan pakai, dan jangan menyimpan obat melebihi tanggal kedaluwarsa.
Hadiah Kecil, Semangat Besar
Di penghujung acara, panitia memberikan hadiah apresiasi kepada ibu-ibu paling aktif. Meski pada dasarnya semua peserta antusias, hadiah ini menjadi bentuk dukungan untuk terus semangat belajar dan berbagi.
Anak-Anak yang Rewel? Justru Jadi Penyegar!
Tantangan kecil tentu ada. Beberapa ibu datang membawa anak atau cucu, yang sesekali rewel atau berlari-larian. Namun justru, kehadiran mereka menjadi ice breaker alami—memberi tawa, dan mencairkan suasana. Bahkan anak-anak sempat disapa dan diajak berinteraksi oleh tim kami, membuat para ibu merasa lebih nyaman dan dihargai.
Harapan Kami: Dari Mushola ke Rumah, Ilmu Tetap Hidup
Kegiatan ini mungkin hanya berlangsung beberapa jam di mushola desa, tapi harapan kami ilmunya bisa terus hidup di rumah-rumah peserta. Kami percaya, ibu rumah tangga yang cerdas dan teredukasi soal obat dapat menyelamatkan banyak hal mulai dari mencegah kesalahan penggunaan obat hingga mendorong keputusan sehat dalam keluarga.
Kami tidak hanya ingin menyampaikan ilmu, tapi membangun kesadaran. Karena kesehatan keluarga dimulai dari satu keputusan kecil yang benar seperti memilih dan memberikan obat secara tepat.
Penulis: Napsiatul Ulum
Dokumentasi: Kegiatan Edukasi Kesehatan – Desa Singorejo, 2025
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
