Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Masruhin Bagus

Memetik Hikmah dari Tradisi Bancakan

Agama | 2022-03-03 10:57:06
Tradisi Bancakan/Selamatan (image source:terusenaktv)

Di lingkungan masyarakat kita, khususnya di pulau jawa, kita mengenal istilah bancakan, kenduri, syukuran, atau selamatan. Yaitu kegiatan mengundang saudara atau tetangga ke rumah atau ke suatu tempat untuk berkumpul dan berbagi makanan. Makanan yang dibagikan atau dimakan disediakan oleh orang yang mengundang atau orang yang memiliki hajat. Ada pula yang berkumpul dan saling berbagi makanan yang dibawa dari rumah masing-masing. Artinya masing-masing orang yang berkumpul karena memiliki hajat yang sama.

Jenis dari bancakan itu sendiri bermacam-macam. Ada yang bancakan karena menempati rumah baru, habis membeli mobil, habis lahiran (bancakan jabang bayi), berangkat ke luar kota, pergi haji atau umroh, nisfu sya’ban, megengan, kupatan, muludan, dan berbagai hajat lainnya. Mereka berkumpul, berdo’a, dan tidak lupa ada makanan yang tersaji, baik makanan ringan atau makanan berat. Maksud dan tujuannya adalah berharap Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan perlindungan, menjauhkan dari marabahaya, dan memberikan keselamatan. Sehingga bancakan juga dikenal dengan istilah selamatan. Dari sisi inilah yang kadang masih ada niat yang masih ada perbedaan dan perlu diluruskan.

Terlepas tradisi ini menjadi perbedaan pendapat dari sisi agama, menurut saya ada hikmah dibaliknya. Manakala kita dapat memungut pesan-pesan yang terserak maka kita akan lebih arif dan bijaksana. Sejauh pengamatan saya bahwa tradisi ini masih memiliki sisi yang positif yang perlu dirawat dan dijaga. Diantaranya, tradisi bancakan menjadi sarana bersosialisasi dan transformasi kebaikan, belajar memuliakan tetangga atau tamu, dan sebagai sarana memersatukan umat dan membangun kesholihan sosial.

Sarana sosialisasi dan tranformasi kebaikan

Tradisi bancakan dapat membangun komunikasi yang baik dengan tetangga. Jika ingin mengadakan bancakan, maka seseorang harus ada pemberitahuan terlebih dahulu. Ia harus mendatangi rumah tetangganya satu persatu. Mengundang tetangga secara lisan. Menyampaikan maksud dan keinginan. Tidak lupa menyampaikan tempat dan waktunya. Biasanya undangan secara lisan itu disampaikan satu hari sebelumnya atau bahkan satu jam sebelumnya. Hingga waktunya tiba, mereka akan berduyun-duyun datang memenuhi undangan bancakan.

Tradisi bancakan juga dapat membangun keharmonisan dalam hidup bertetangga. Biasanya, sambil menunggu acara dimulai, para tetangga atau tamu yang diundang duduk bersila membentuk lingkaran. Umumnya yang datang untuk bancakan adalah para kepala keluarga, jika berhalangan hadir, undangan tersebut diwakilkan kepada anak laki-laki tertuanya. Kemudian mereka saling mengenal, saling menyapa, dan saling bercengkrama. Terkadang ada yang berkelakar dan bertingkah lucu, dengan gaya ceplas-ceplosnya khas masyarakat pedesaan. Sehingga suasana menjadi hangat dan cair. Karena selalu ada saja yang menjadi pembahasan. Mulai dari saling menceritakan pekerjaan, hasil pertanian, binatang ternak, hingga berita-berita aktual di Indonesia.

Bancakan juga menjadi sarana mendidik masyarakat dan bertukar informasi. Ketika berkumpul beberapa orang dan di dalamnya terdapat kegiatan saling bertukar informasi, saling menasihati, apalagi diawali dengan basmalah dan diakhiri dengan hamdalah, maka perkumpulan tersebut merupakan bagian dari majlis ilmu.

Kita tahu bahwa dalam tradisi bancakan selalu ada yang menjadi pemimpin atau yang ditunjuk untuk memimpin. Biasanya ia adalah seorang tokoh agama, kiyai, modin atau yang orang dituakan. Ia diminta oleh tuan rumah untuk menyampaikan maksud dan tujuan kepada para tamu undangan, sekaligus memimpin acara bancakan. Di sinilah, Modin yang memimpin ini menyampaikan informasi dan nasihat-nasihat kebaikan. Kadang juga terjadi dialog dan saling bertukar informasi antar tetangga. Dilanjutkan membaca kalimah-kalimah toyyibah dan menutupnya dengan do’a. Sehingga bancakan bukan sekedar kumpul-kumpul dan makan-makan, tapi ada majlis ilmu di dalamnya.

Memuliakan Tamu & Tetangga

Urusan memuliakan tamu dan tetangga, sepertinya kita juga perlu sedikit belajar dari tradisi bancakan. Dalam tradisi bancakan ini, si tuan rumah akan berusaha semaksimal mungkin menyediakan tempat untuk para tamu undangan. Jika ruang tamu sekiranya tidak muat, ia akan menggelar tikar, terpal, karpet atau apa saja untuk para tamunya. Meskipun tamunya adalah saudara dan tetangga dekat bukan tamu dari jauh yang jarang ketemu. Si tuan rumah akan menyediakan tempat duduk yang paling nyaman dan memberikan suguhan yang terbaik.

Setiap tamu yang datang akan saling bertegur sapa dan bersalaman dengan sohibul hajat dan juga tetangga yang lebih dulu datang. Biasanya tuan rumah atau sohibul hajat ini berdiri menyambut tamu undangan di depan pintu atau halaman rumah. Para tamu yang datang dipersilakan duduk, kemudian disuguhi minuman berupa kopi, teh hangat, atau air putih. Selain itu, ada juga suguhan lain berupa jajanan pasar atau makanan ringan. Di samping nanti para undangan juga dibawakan berkat untuk dibawa pulang ke rumah. Biasanya juga disediakan nasi tumpeng yang dimakan bersama-sama, jika nanti tidak habis, para undangan diminta untuk membungkusnya dan dibagi-bagi. Itulah berkah.

Istilah berkat adalah makanan berupa nasi beserta sayur dan lauk pauk yang dibungkus dan dibawa pulang oleh para tamu undangan. Berkat tersebut boleh dibawa pulang setelah acara bancakan selesai atau setelah acara berdo’a usai. Setelah acara ditutup, mereka satu persatu mengambil dan membawa berkat. Jika ada tetangga yang tidak bisa hadir, maka si sohibul hajat akan meminta tetangga terdekatnya untuk membawakan berkat tersebut. Sebelum meninggalkan tempat, mereka saling bersalaman, khususnya kepada sohibul hajat seraya mendoakan semoga tuan rumah dikabulkan hajatnya. Dan si tuan rumah akan membalasnya dengan ucapan terima kasih dan permohonan maaf. Sungguh pemandangan yang damai dan menyejukkan. Konon kata berkat itu berasal dari kata berkah. Kata yang mengandung do’a agar pertemuan serupa bancakan tersebut mendapatkan berkah dari Allah SWT.

Spirit Persatuan & Keshalihan sosial

Tradisi bancakan yang banyak dilakukan di Indonesia khususnya di Pulau Jawa memiliki spirit persatuan yang luar biasa. Dari tetangga yang memiliki strata sosial berbeda, tingkat ekonomi yang berbeda, latar belakang pendidikan berbeda, mereka menjalin persatuan dan kesatuan dalam bingkai bancakan. Mereka dapat saling menghargai dan menghormati antar tetangga dengan mengesampingkan ego pribadi. Mereka menjadi masyarakat yang rukun dan damai. Ya, salah satu sarana pemersatunya adalah bancakan.

Selain sebagai sarana pemersatu, tradisi bancakan juga memiliki substansi yang luar biasa yaitu sedekah. Sedekah merupakan merupakan wujud dari keshalihan sosial. Dalam tradisi bancakan ini ada suatu pengamalan agama di dalamnya. Ada ungkapan syukur dan semangat berbagi kepada yang lain. Ada semangat bersedekah. Bagi mereka makanan dan minuman yang disuguhkan adalah sedekah. Mereka berharap dengan bersedekah, akan mendapat perlindungan dari Allah SWT. Mereka berdo’a agar diberikan keselamatan dan dijauhkan dari bencana. Hal ini sejalan dengan pesan Rasulullah “Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (HR. Imam Baihaqi).

Itulah beberapa substansi dari tradisi bancakan atau selametan. Mengakhiri tulisan ini, saya teringat pesan Cak Nun, jangan terlalu pedulikan bungkusnya karena yang penting adalah isinya. Maka jangan terlalu dirisaukan tradisi bancakannya tapi mari kita tangkap pesan-pesan di dalamnya. Wallahu a’lam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image