Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jelita Salsabilah A.P

Hubungan Konsumsi Makanan Pedas dengan Tingkat Stres dan Kesehatan Mental

Gaya Hidup | 2024-12-02 08:33:56
(sumber : pinterest)

Makanan pedas adalah makanan yang umumnya mengandung cabai,rempah, atau lada lainnya seperti kunyit, bawang putih, jahe, dan jintan. Saat ini makanan pedas banyak digemari oleh masyarakat sekitar bahkan anak-anak sampai kalangan dewasa dan remaja. Bagi mereka, makanan pedas dianggap dapat meningkatkan nafsu makan dan menggugah selera. Namun, bagi sebagian orang yang tidak suka makanan pedas menilai sebagai makanan yang dapat menimbulkan berbagai penyakit pencernaan, seperti asam lambung, diare, dan usus buntu.

Makanan pedas yang biasanya mengandung capsain, telah lama dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk efek analgesik, antiinflamasi, dan metabolik. Selain manfaat fisiologis, terdapat dugaan bahwa makanan pedas dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Ketika seseorang mengonsumsi makanan pedas, sistem saraf merespons dengan cara tertentu, seperti pelepasan endorfin yang dapat menciptakan rasa nyaman dan mengurangi stres. Namun, hubungan antara konsumsi makanan pedas dan kesehatan mental belum sepenuhnya dipahami dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

(sumber: pinterest)

Bagaimana Capsain mempengaruhi sistem saraf ?

Ketika Anda menggigit makanan yang mengandung capsain, salah satu molekul pedas paling kuat yang ditemukan di sebagian cabai rawit, tetapi dalam jumlah yang jauh lebih sedikit pada cabai, seperti ketumbar dan kayu manis. Yang akan dilepaskan lewat semprotan yang akan memicu reseptor panas di kulit, menggelabui sistem saraf agar mengira Anda kepanasan. Tetapi sebagi respon, otak Anda akan mengaktifkan semua mekanisme pendinginan tubuh Anda. Proses ini dapat membantu mengurangi gejala stres dalam jangka pendek, karena tubuh merespin rasa pedas dengan cara yang mirip dengan respon terhadap olahraga intensif.

Apakah mengonsumsi makanan pedas dapat membangu mengatasi stres?

Stres adalah perasaan yang kita rasakan apabila mendapat tekanan, seeprti merasa kewalahan atau kesulitas dalam menghadapi situasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahawa mengonsumsi makanan pedas dalam jumlah moderat dapat membantu menurunkan stres, hal ini dapat terjadi karena dengan mengonsumsi makanan pedas akan membantu tubuh dalam memproduksi endorfin yang akan meningkatkan mood. Endorfin inilah yang kemudian membuat tubuh menjadi rileks dan terasa lebih baik secara emosional.

Namun, mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik, seperti gangguan pencernaan, yang justru dapat memperburuk stres. Selain itu, sensivitas individu terhadap makanan pedas berbeda-beda, sehingga efeknya pada stres dan kesehatan mental dapat bervariasi

Apakah hubungan makanan pedas dengan kesehatan mental?

Kesehatan mental dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama pola makan. Makanan pedas yang mengandung capsain diduga memiliki efek antidepresan melalui mekanisme neurokimia yang melibatkan serotonin dan endorfin. Beberapa peneliti menemukan bahwa konsumsi makanan pedas secara rutin dalam jumlah yang wajar dapat meningkatkan suasana hati dan menurunkan risiko depresi ringan.

Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi makanan pedas yang berlebihan dapat memengaruhi kualitas tidur, yang merupakan faktor penting dalam kesehatan mental. Gangguan tidur yang disebabkan oleh rasa panas di lambung atau sensasi terbakar di kerongkongan dapat memengaruhi regulasi emosi dan meningkatkan risiko gangguan kecemasan.

Kesimpulan

Konsumsi makanan pedas memiliki dampak yang kompleks terhadap tingkat stres dan kesehatan mental. Dalam jumlah moderat, makanan pedas dapat membantu meredakan stres melalui pelepasan endorfin dan neurotransmiter lainnya. Namun, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan memengaruhi kualitas tidur, yang berpotensi memperburuk kesehatan mental. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi makanan pedas secara bijak dan sebagai bagian dari pola makan yang seimbang untuk mendukung kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image