DC 3 Dakota : Dari Eropa Sampai Tanah Nusantara
Sejarah | 2022-03-02 20:40:43
Hari ini, dunia penerbangan menikmati masa - masa dimana pesawat diproduksi oleh dua raksasa dunia, Boeing dari AS dan Airbus dari Uni Eropa. Mungkin ada pabrikan lain macam Embarer dari Brazil atau Bombardier dari Kanada. Namun, jauh sebelumnya, Douglas hadir sebagai pemain besar. Di era awal penerbangan, Douglas hadir dengan pesawat yang sangat bagus dan aman. Di era dimana mesin pesawat masih bermesin piston dan airframe pesawat dibuat dari kanvas / kayu atau alumunium. Douglas hadir sebagai produsen pesawat komersial yang menjadikannya begitu populer, bahkan hingga mergernya dengan McDonnell dan Boeing.
Salah satu produknya adalah DC 3 Dakota, layaknya Sukhoi, kata " Dakota " begitu luar biasa, hingga banyak sekali orang tahu nama itu. DC 3 ( C 47 dalam kode militer AS yang merujuk pada sandi "Cargo" ) menjadi begitu penting di beberapa medan perang, di awal produksi, Douglas tidak menyangka produknya begitu istimewa, hingga seluruh pasukan terjun payung dari Divisi airborne ke - 82 yang terkenal itu diterjunkan dengan pesawat ini. di awal penggunaannya, DC 3 begitu populer bagi penumpang sipil, aman dan nyaman adalah faktor utama. Perang ahkirnya meletus di awal tahun 1940. Banyak pesawat ini ahkirnya di ambil alih militer dan produksinya fokus untuk varian militer dengan pintu kargo besar disamping. Siapa sangka, sejarah pesawat ini setelah perang jauh lebih unik.
MIlitary surplus dimana senjata kadung terlalu banyak padahal perang telah usai kerap kali jadi masalah, namun tidak bagi DC 3, banyak maskapai mau membeli " Dakota " bekas USAAF ( US army air force ) yang disulap menjadi pesawat komersial, memberikan lapangan pekerjaan bagi pensiunan pilot AU. Pesawat ini melayani seluruh maskapai penerbangan di dunia ( bahkan sampai hari ini ). Di Indonesia, pesawat ini terkenal karena dipakai oleh Bapak Bangsa Soekarno sebagai pesawat kepresidenan pertama, di era Operasi Seroja, varian bersenjata C 47 " Spooky " dipakai untuk menggempur Fretilin di TimTim. Begitu istimewa pesawat ini hingga banyak yang disimpan di museum.
Dan itulah sejarah si '' Dakota '', pesawat ini ahkirnya banyak yang di - scrap, dibesi - tuakan, dan berahkir sudah kisahnya, sebagai 737 - nya Perang dunia kedua.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
