Rindu Cahaya
Eduaksi | 2022-02-28 09:12:28
Dia menyebut diriNya Cahaya yang meliputi langit dan bumi. Hingga dengan cahaya yang merambat cepat itu kita mencerna semua peristiwa. Baik peristiwa hari hari yang tampak langsung, atau peristiwa atomik, seperti lompatan listrik di sinapsis otak atau tautan tautan komunikasi" di dalam intisel.
Siapa yang tak butuh cahaya? dengan cahaya kita menjangkau semuanya. dengan cahaya ilmu kita mengkaji lingkungan sekitar dan semesta. Dengan cahaya kenabian, kita menerima suluh penerang jalan penyembahan.
Hingga kelak, seluruh amal dan tindakan ibadah kita akan menjadi cahaya pula. Wudhu menjadi cahaya. Shalat menjadi cahaya. Berbagi menjadi cahaya. Setiap getar niat tulus jadi cahaya.
Cahaya itu akan merangkul kita ke titian, melewati titian, memasuki keindahan Maha Cahaya:
tiadalah daya dan kekuatan kecuali atas izin-Nya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook