Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image taufik sentana

Wacana: Kurikulum Sekolah Alquran

Eduaksi | Sunday, 27 Feb 2022, 15:32 WIB
Dok. Nisa. Sesi menghafal di SMPIT Teuku Umar Aceh Barat

Kurikulum Sekolah Alquran

*****

Dalam catatan Ibnu Khaldun, Alquran diajarkan sedini mungkin kepada peserta didik, kepada anak anak muslim.

Menurutnya, pada usia baligh, setelah menyelesaikan sekolah dasar ( hingga akhir smp), si anak diharapkan telah memahami utuh dasar ajaran Islam, Alquran, hadis, fiqih juga aqidah dan akhlak. Hanya yang pokok pokok, sesuai pengalaman praktis sehari hari.

Barulah setelah itu ia belajar kejuruan atau profesi, atau mengembangkan diri sesuai minat bakatnya.

Dari poin ini, bila kita merujuk ke tema sekolah Alquran (khususnya sekolah tahfizh) yang mulai menjamur, dan usaha usaha pesantren dalam mengukuhkan lagi budaya Alquran, maka kita sudah membutuhkan suatu kajian kirikulum pendidikan Alquran secara spesifik.

Kurikulum dalam makna, integrasi semua pokok ajaran Alquran dalam silabus, program ekskul, pembinaan, dan mata ajar sehingga membentuk kepribadiannya berdasarkan pengalaman itu.

Katakanlah, selama ini fokus kurikulum sekolah Alquran pada tahfiz semata. atau dalam tradisi pesantren, fokus pada tradisi ilmu Alquran, tafsir dan bahasa Arab, atau prinsip balagah.

Walau Berat

Memang berat memulai dan mewujudkan suatu "alur" pendidikan Alquran yang utuh, bertahap dan efektif (bisa diukur).

Kita melihat sekarang, mahasiswa di fakultas tafsir, namun minim hafalan Qurannya. Atau seorang hafizh, namun minim dalam memaknai ayat dan relevansinya serta kurang dalam teori bahasa Arab.

Atau ia seorang profesional, namun lemah dalam memahami tema tema Alquran terkait profesinya, atau lemah dalam mengaitkan isyarat sains (sosial/eksak) dalam Alquran.

Penulis belum menemukan adanya upaya khusus dari sekolah dan lembaga pemerintah dalam merealisasikan maksud ini secara integral: bukan pada pokok menghafal Alquran dan memahami tafsir mu'tabar saja.

Munculnya sekolah berbasis Alquran (Islam) secara terpadu, juga belum dapat membuat suatu "struktur" kurikulum terkait pengetahuan Alquran, implementasi, dan kajian kajiannya secara rinci. Di antara sebabnya adalah karena sudah terbebani oleh kurikulum dinas dan keterbatasan SDM dalam integrasi nilai Alquran dalam aspek pembelajaran di kelas. Selebihnya adalah karena belum adanya acuan/pilot yang utuh dalam upaya ini.

Sebagai contoh, di bagian penutup ini,

penulis gambarkan bagaimana upaya memahami Nash Surat Alfatihah secara komprehensif/terintegtasi dengan ragam cabang ilmu: Ini hanya sebagai model kecil, yang masih butuh banyak perbaikan.

Contoh yang dimaksud:

Saat mempelajari/menghafal Surat Al Fatihah, si murid bisa mendapatkan sajian tentang beragam materi sambil mengapresiasi dan mengevaluasi dirinya.

1. Materi Tauhid, pada nama nama Allah yang tersebut di dalamnya

2. Konteks ayat dan sebab turun

3. bahasa Arab berbasis Alquran

4. pokok ibadah dan prinsip iman

5. pedoman hidup, hidayah dan ilham, terinspirasi oleh mereka yang telah diberi nikmat oleh Allah.

6.sejarah umat terdahulu, sejarah risalah Islam yang dibawa setiap nabi

7. kosmologi semesta dan hukum hukum alam (sunnatullah) terkait penciptaan/ Kreasi Maha Pencipta.

8. implementasinya dalam ranah pribadi dan kehidupan sosial (studi kasus, observasi, survey, penugasan, refleksi dll).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image