Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gesyagen

Maknai Bersyukur dalam Sebuah Kenikmatan

Agama | 2022-02-27 08:09:26

Sebagai makhluk hidup yang mampu merasakan kenikmatan maka kata syukur sudah tidak asing lagi untuk diucapkan. Manusia yang identik dengan pergerakan maka syukur bukan lagi menjadi kata benda, tapi kata kerja yaitu bersyukur.

Syukur dalam Bahasa Inggris diartikan dengan gratitude sedangkan bersyukur adalah grateful. Keduanya berasal dari Bahasa Latin yaitu gratus yang artinya suatu perasaan untuk mengapresiasikan. Dalam kamus Lexico Oxford gratitude is the quality of being thankfull; to show appreciation for and to return kindness. Artinya bahwa syukur menandakan kualitas rasa terima kasih seseorang atau menunjukkan apresiasi terhadap kebaikan yang diterima. Tidak hanya itu, dengan bersyukur maka secara langsung dirinya membalas kebaikan tersebut.

Dalam Bahasa Arab syukur adalah syukr. dalam fi’il (kata kerja) yaitu syakara-yaskuru. Hal ini memberi arti bahwa syukur tidak hanya dalam hati dan lisan tetapi dinyatakan dalam perbuatan (bersyukur). Jika biasanya mengucapkan rasa syukur dengan mengatakan Alhamdulillah maka tindakan yang menandakan rasa syukur adalah dengan berbuat kebaikan yang mengantarkan dekat kepada Allah SWT.

Dalam psikologi, syukur adalah cikal bakal psikologi positif suatu bidang ilmu yang ditemukan oleh Martin Seligman (1998) yang memfokuskan kebahagiaan dan kehidupan yang baik. Dimana 4 bidang dasar psikologi sebelumnya hanya membahas tentang bagaimana cara mengatasi rasa sakit, bagaimana manusia bertingkah laku, dan siapa sebetulnya manusia. Adanya psikologi positif membawa manusia memahami arti kehidupan yang baik dan bahagia, keduanya ini datang dari rasa syukur.

Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 152 memiliki arti:

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Syukur dekat dengan tindakan mengingat Allah artinya dengan bersyukur maka orang tersebut semakin dekat dengan Allah. Ia meyakini bahwa nikmat yang diperolehnya betul-betul berasal dari Allah maka dengan mengucap Alhamdulillah, secara langsung ia berkomitmen untuk terus dekat dengan Allah melalui tindakannya taat mengerjakan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Tindakan inilah yang membawa seseorang ke dalam kebahagiaan dan kehidupan yang baik.

Menurut Ragib Al-Ishfahani bahwa syukur menggambarkan nikmat dan menampakannya. Syukur memiliki tiga bentuk yaitu syukurnya hati, syukurnya lisan dengan memberi pujian kepada Yang Maha Pemberi Nikmat dan syukur anggota tubuh dengan mengimbangi nikmat menurut kadar kepantasan. Pujian yang dikerjakan disebut memuji (hamd) yang ditujukan kepada pihak yang dipuji yaitu Allah SWT sebagaimana menurut Ibn ‘Abbas bahwa Alhamdulillah adalah kalimat ucapan setiap orang yang bersyukur.

Tidak cukup dengan mengucap hamdalah, setiap orang yang bersyukur maka harus menampakan rasa syukurnya yaitu dengan menggunakan kenikmatan yang dimilikinya untuk berbuat baik dan beramal yang semakin mendekatkan dirinya dengan Allah (sesuai kadar kepantasannya). Tidak pantas manusia yang diberi nikmat lalu nikmat tersebut ia gunakan untuk kemaksiatan, hal inilah yang dinamakan dengan kufur. Kufur adalah melupakan nikmat dan menutupinya.

Bersyukur memang selalu identik jika hanya mendapatkan rizki kenikmatan akan tetapi, terdapat kata dan tindakan apabila berada dalam kesulitan, yaitu sabar. Rizki atau kenikmatan yang diperoleh dari Allah baik banyak atau sedikit semuanya adalah bentuk ujian. Kesulitan akibat rizki yang dirasakan kurang terjadi karena respon manusia selalu mengeluhkan apa yang didapatkannya. Padahal, jika mau bersabar maka Allah akan menyayanginya. Sabar dalam kesulitan adalah tindakan yang tepat karena banyak sedikitnya rizki tidak menentukan rendah tingginya derajat seseorang.

Dengan begitu, baik diberi nikmat banyak maupun merasa sulit sekali dalam hidup keduanya sama-sama ujian yang membawanya kepada kebahagiaan. Apakah orang tersebut bersyukur jika diberi nikmat, apakah orang tersebut bersabar jika berada dalam kesulitan. Jika kedua pertanyaan tersebut jawabannya ya maka hidupnya akan selalu bahagia dan terus baik.

Referensi

Fatoni, Ahmad. 2017. Menjadi hamba yang bersabar dan bersyukur. Majalah Matan. Ed Juli.

Madany, A.M. 2018. Syukur dalam perspektid al-Qur’an. Insight Jurnal Ilmiah Psikologi. 18(2)

Lexico Oxford Dictionary. Retrived [online] https://www.lexico.com/definition/gratitude

Al Taher, R. August 26, 2021. Retrived [online] https://positivepsychology.com/founding-fathers/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image