Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Mestikah Jadi Orang Baik kalau Tak Beruntung

Curhat | Saturday, 26 Feb 2022, 07:20 WIB

Dalam hidup siapapun pasti ingin mendapatkan apa yang dia inginkan. Tapi apa mungkin semua itu akan selalu bisa didapatkan ? Tentu tidak semudah itu Fernando. Masalahnya ketika menjadi orang baik tapi tak mendapatkan apa-apa dalam hidupnya, apa sudah tak perlu jadi orang baik lagi ?

Sejatinya hidup di atas dunia dituntut harus menjadi orang yang baik. Pertanyaannya orang baik yang seperti apa ? Selalu membagi harta yang dimilikinya ? Selalu membantu orang yang membutuhkan ? Atau selalu menghindari dari perbuatan jahat ? Boleh jadi memang seperti itu dan kebaikan, ya kebaikan itu sendiri dan takkan berubah walaupun keburukan terus merajalela.

Saya sempat berpikir kok ada orang jahat justeru beruntung. Kejadian menimpa Masjid yang dekat tempat tinggal saya. Seseorang yang masuk masjid begitu mudah membongkar kencleng yang ada hingga ia dapat uang lembaran kertas hampir satu juta lebih. Dan ia lebih beruntung karena tak ada orang yang mengetahuinya hingga ia dengan leluasa melenggang membawa uang haram hasil dari mencurinya itu.

Tapi di lain kisah, ada penarik becak yang anaknya banyak sulit sekali mendapatkan penumpang, BLT pun tak ia dapatkan, sering membantu orang dan ramah pada setiap orang tapi hidupnya tak beruntung bahkan untuk kebutuhan hariannya malah harus ngutang ke warung di dekat rumahnya. Ya mungkin lagi sendiri dia banyak ngeluh tanpa bersyukur jadi hidupnya seperti itu.

Ada yang salah ? Oh tentu tidak. Yang baik itu tetap saja baik dan yang buruk ya tetap saja buruk kendati dibungkus dengan apapun. Kisah-kisah dalam dunia fabel menunjukkan yang baik pasti selalu unggul dari orang jahat. Tetapi keberadaan orang jahat atau orang berperilaku buruk selalu dihadirkan sebagai penyeimbang agar orang baik bisa bercermin jika perbuatan buruk tak baik untuk dirinya.

Tak pantas pula kita selalu menyalahkan orang jahat secara berlebihan. Kita tak punya kekuasaan untuk menghukumnya. Tetapi terkadang kita selalu ingin menjadi hakim untuk segala masalah, dan ingin menghakimi orang yang dituduh bersalah. Akibatnya jika hal ini dibiarkan dan tak terkendali tetap saja nantinya menghadirkan orang-orang baik tetapi justeru berperilaku tidak baik.

Setidaknya, jadi orang baik takkan berurusan dengan aparat berwajib dan masuk penjara. Orang yang disebut terhormat dan berpendidikan pun jika tak jadi orang baik maka tetap saja menerima balasan apa yang telah diperbuatnya. Ya kita tak bisa menafikan banyak orang yang lolos dari hukuman setelah berbuat jahat kepada orang. Tapi bisa jadi dia pun terhukum dengan perbuatannya. Bisa jadi ia tertabrak mobil, isterinya selingkuh dengan lelaki lain atau terus menerus anaknya dirundung penyakit yang tidak tersembuhkan.

Jadi menarik apa yang dikatakan Patrick sahabat Spongebob itu. Patrick merasa dirinya lebih baik menjadi bodoh tapi bermanfaat bagi sahabatnya, ketimbang menjadi jenius tapi merugikan orang banyak. Ungkapan ini jelas bagi kita, kalau memang mau jadi orang baik tetaplah istiqomah jadi orang baik walaupun tak mendapatkan untung tapi setidaknya dia tak merugikan orang lain, dan ada balasan lain yang tidak terlihat namun sangat bernilai tinggi baginya.

Pemikiran semacam ini seperti sepele tetapi punya nilai yang begitu mendalam. Iya sih baik buruk itu pilihan hidup kendati aturan agama dan negara begitu jelas merincinya. Sayang, kita semua hanya bisa berharap agar semakin banyak orang baik di negeri ini daripada orang yang tidak baik. Tapi menilai orang selalu tidak baik juga salah karena itu pun adalah perbuatan yang tidak baik. Tetap saja kita harus mengedepankan persumption of inocence alias praduga tidak bersalah kepada siapapun kalau segalanya belum jelas.

Ingat ungkapan Joker, orang jahat adalah orang baik yang selalu tersakiti. Mungkin bisa jadi di sini orang-orang yang tersakiti adalah orang baik yang tak beruntung itu. Joker mungkin wajar mengatakan begitu jika dia sebenarnya sudah berbuat baik tapi perlakuan kepada dirinya malah menyakitkan. Joker ingin buktikan kepada semua orang jika orang baik bisa berubah jadi orang jahat kalau kondisi harus memaksanya seperti itu. Joker adalah fenomena yang menarik ternyata orang baik bsia berubah menjadi orang jahat.

Sejatinya emang orang baik mesti mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang telah dilakukannya. Ingat, Tuhan tidak akan pernah salah di dalam menilai seseorang. Jadi perkara dia berbuat baik atau berbuat jahat tentu ada konsekuensi yang akan didapatkannya. Menariknya dalam hal ini, bagi mereka yang berbuat baik mesti sabar jika balasan Tuhan tidak segera diberikan segera atau bahkan mungkin akan diberikan di akhirat kelak. Artinya berbuat baik haruslah dilakukan secara tulus.

Orang yang berbuat baik dan selalu menuntut balasan ingin segera diterimanya berarti ada niat tidak baik dalam hatinya. Memang ada baiknya ketika berbuat baik maka lupakanlah dan kita tak perlu tahu kebaikan apa yang telah kita buat. Jadi buatlah kebaikan sebanyak mungkin karena kita tidak pernah tahu dari kebaikan mana kita beroleh kebutungan dan itu pasti akan terjadi bagi orang yang melakukan kebaikan.

Berbuat bauik bisa dengan cara memperbaiki jalan (FOTO : Deffy Ruspiyandy)

Karenanya, sesulit apapun hidup di dunia ini untuk tetap selalu menjadi orang baik. Kebaikan sendiri adalah investasi berharga yang tak ternilai harganya. Bentuk balasan seperti materi adalah balasan kecil tapi bisa jadi kesehatan, kemudahan, kesempatan dan kemauan adalah anugerah yang diberikan Tuhan atas kebaikan yang telah dilakukan oleh kita. Dengan begitu tak ada alasan lagi untuk berhenti jadi orang baik, sebab dapat dibayangkan jika banyak orang baik pensiun bisa mungkin dunia ini dipadati oleh orang-orang jahat.

Orang baik tetap menjadi yang utama karena adanya orang baik maka kehidupan di atas dunia akan indah karena menghasilkan kenyamanan dan ketentraman. Berkat orang baik pula mungkin musibah akan segera menjauh dan mungkin musibah datang karena terlalu banyaknya orang-orang jahat yang berbuat kejahatan dan tak terkendali. Sehingga jadi orang baik harus diakui takkan pernah sia-sia karena orang baik selamanya selalu ada dalam kebaikan. Satu kebaikan menghasilkan kebaikan lainnya.

Jadi, jangan ragu untuk menjadi orang berbuat baik meski mungkin orang tak pernah mempedulikan kita. Janganlah mengeluh meski kebaikan kita tak ada yang tahu bahkan mungkin disepelekan oleh banyak orang. Orang baik itu bagaikan emas karena orang baik adalah orang istimewa.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image