3 Modal Jadi Atlet Esports Nasional
Teknologi | 2022-02-25 19:50:09Esports itu kompetisi game yang dipertandingkan dalam suatu turnamen pada skala profesional. Ragam game yang dipertandingkan dalam eSports biasanya Fortnite, League of Legends: Wild Rift, Counter Strike, dan masih banyak lagi. Para pemain eSport tak bisa sembarang orang, mereka sudah menekuni profesi sebagai atlet eSport sebelumnya.
Saat masuk ke ranah eSport, game tidak lagi dianggap sebagai aktivitas mengisi waktu luang yang hanya berpatok pada jaringan internet andal. ESport sudah dipandang sebagai olahraga dan punya tujuan profesional. Tak jarang para pemain game dijuluki sebagai atlet bukan player saja. Mereka pun tampil sebagai kesatuan tim dibanding individu.
Tak hanya kebugaran, kesehatan mental para atlet eSport juga dilatih tanpa batas secara profesional. Bahkan, eSport sudah masuk sebagai cabang olahraga berprestasi di Indonesia. Hal ini diakui Kementerian Pemuda dan Olahraga (KemenPora) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sejak tahun 2020. Salah satu indikator eSports layak dianggap sebagai cabang olahraga karena memakai tenaga manusia untuk mempertunjukkan kecepatan, ketangkasan, dan kekuatan strategi sama hal dengan olahraga lain.
Setidaknya, ada 3 modal yang harus dipenuhi untuk terjun menjadi atlet eSport profesional, diantaranya:
1. Expertise
Suatu game atau permainan yang dikuasai bisa kita pilih untuk dimainkan secara konsisten. Kenali tipe atau pola permainan dalam game yang dipilih. Meski secara autodidak, pemilihan game yang kita kuasai bisa mengantarkan pada prestasi yang lebih membanggakan.
2. Passion
Kesukaan terhadap satu hal yang kita jalani sehari-hari atau secara terus menerus untuk bidang gaming kompetitif bisa membentuk passion. Hal ini bagai amunisi atau bahan bakar semangat yang bisa dipergunakan untuk meyakini dengan sepenuh hati bahwa eSport menjadi industri yang menjanjikan masa depan. Saat bosan bermain game, tentu kita bisa melakukan aktivitas lain seperti scroll YouTube dengan konten gaming atau bergabung bareng komunitas-komunitas gamers untuk mabar.
3. Soft Skill
Modal ini dianggap sebagai kemampuan yang tak hanya pandai mengatur strategi dan pola main game saja, tetapi juga seperti apa saat atlet eSport harus bersosialisasi dengan orang-orang secara profesional. Persaingan eSport ke depan akan makin sengit dan regenerasi harus tumbuh. Maka, skill dan attitude dari masing-masing individu harus membawa ekosistem eSports ke arah yang lebih baik.
Penulis melihat tiga modal di atas sudah dibuktikan dalam kompetisi LEAD by IndiHome periode pertama yang digelar sejak akhir tahun lalu. Sebuah event untuk para gamers ini meluluskan 14 lead’ers yang telah bertanding dan mendapat pembinaan eksklusif untuk menjadi atlet eSport profesional.
Wild Rift dipilih sebagai game yang dikompetisikan dalam LEAD. Keseruan ratusan anak muda yang bertanding dalam kompetisi ini didukung sepenuhnya oleh penyedia internet cepat di Indonesia, IndiHome. Penulis berkesempatan melihat inagurasi dari 14 akademia terpilih yang tayang secara live streaming melalui kanal YouTube IndiHome pada 15 Februari 2022.
Indra Sjafri, selaku salah satu mentor LEAD by IndiHome mengapresiasi kelulusan akademia terpilih. Menurutnya, menjaga mental sportif (sportsmanship) perlu diperhatikan bagi seorang atlet eSport untuk merawat dan menjunjung tinggi rasa nasionalisme. “Sebab atlet LEAD by IndiHome ini adalah bagian dari duta bangsa yang membawa nama Indonesia dalam segala pertandingan kelas dunia. Maka, jaga nama baik diri dan bangsa serta harumkan nama Indonesia dengan karya atau kontribusi terbaiknya di bidang eSport,” ujar Indra.
Penulis pun berharap semoga IndiHome bisa terus konsisten menyelenggarakan event ini secara berkelanjutan. Disisi lain, IndiHome telah menunjukkan perannya dalam mengembangkan ekosistem eSports di Indonesia. Dari individu yang terus berlatih tanpa batas sampai pada pembentukan tim eSport yang layak berlaga dalam turnamen berskala internasional. Maju terus eSport Indonesia bersama IndiHome!!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.