Realisme Tempe
Sastra | 2022-02-22 10:02:37(Sabda Nabi Mulia: Bukan golongan kami bagi yang tidak perhatian terhadap perkara umat/masyarakat ini)
Realisme Tempe:
aku membuka tempe
dari peraduannya
setelah berjam jam
dalam sekapan.
Tempe dan tahu sama sama
tidak tahu bahwa realitas mereka
adalah realitas sosial bangsa,
tentang keperkasaan. jargon jargon dan daya saing. selebihnya kebodohan dan kapitalisme yang akut.
Ya, dengan tempe kita bisa bersaing, karena ia mengandung semua nutrisi yang diperlukan. apa lagi tempe yang tidak melulu digoreng (lagi pula minyak sedang langka juga), dan tempe yang dimakan langsung adalah lebih baik, atau hanya dikukus sebentar.
pernah dikabarkan, tempe denga kedelai yang besar besar, memang dikondisikan untuk pakan ternak, hingga lebih murah. dan bangsa kita memilih yang murah itu untuk diimpor dan disalurkan/diperdagangkan kepada kita (mereka menganggap kita apa?).
Sehingga swasembada kedelai, tak akan pernah sampai sampai. mungkin akan ladi layangan putus.
Itulah realisme tempe di negeri kami.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.