Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Livia Edriani

Peran Strategis Teknik Elektro dalam Kemajuan Teknologi Rehabilitas

Teknologi | 2025-05-26 14:34:12
Gambar 1. RunWalk Exoskeleton, Sumber: therobotreport.com

Kemajuan teknologi rehabilitasi saat ini tak lepas dari kontribusi besar bidang teknik elektro. Inovasi yang berasal dari disiplin ini telah membawa perubahan signifikan dalam dunia medis, khususnya dalam proses pemulihan pasien yang mengalami gangguan motorik, saraf, maupun trauma fisik. Teknik elektro menjadi tulang punggung dari berbagai pengembangan perangkat canggih yang mampu memberikan solusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.

Salah satu terobosan utama adalah pengembangan robot exoskeleton dan prostetik pintar yang dilengkapi sensor serta aktuator presisi tinggi. Perangkat ini memungkinkan penderita kelumpuhan, cedera tulang belakang, atau amputasi untuk kembali melakukan aktivitas dasar seperti berdiri, berjalan, bahkan menaiki tangga. Pasar global untuk perangkat exoskeleton pun menunjukkan potensi besar: diperkirakan akan tumbuh dari USD 0,5 miliar pada tahun 2020 menjadi USD 3,3 miliar pada tahun 2025 (MarketsandMarkets, 2020), mencerminkan meningkatnya kebutuhan dan kepercayaan pada teknologi ini.

Contoh nyata adalah teknologi ReWalk Exoskeleton, yang mampu menginterpretasi sinyal tubuh melalui sensor dan menggerakkan aktuator secara otomatis untuk mendukung gerakan pasien. Teknologi ini tidak hanya membantu dari sisi mobilitas, tetapi juga memberikan dampak psikologis positif, karena pasien merasa lebih mandiri dan percaya diri. Pengakuan resmi pun diberikan oleh pemerintah, seperti yang dilakukan oleh Centers for Medicare & Medicaid Services (CMS) di Amerika Serikat, yang menyetujui ReWalk sebagai perangkat medis yang ditanggung bagi pasien dengan cedera tulang belakang yang memenuhi syarat (ReWalk Robotics, 2020).

Tak hanya pada sisi perangkat keras, peran teknik elektro juga mencakup integrasi dengan teknologi digital. Dengan bantuan Internet of Things (IoT), berbagai alat terapi kini bisa terhubung ke jaringan, sehingga memungkinkan pemantauan rehabilitasi secara real-time. Sebagai contoh, NeuroNode Trilogy memungkinkan pasien dengan gangguan motorik parah untuk mengontrol komputer atau alat komunikasi hanya dengan sinyal otot atau bahkan niat gerakan. Teknologi ini mengirimkan data aktivitas pasien ke sistem pusat yang kemudian dianalisis oleh terapis atau algoritma AI untuk menyesuaikan program rehabilitasi. Studi dari Frontiers in Human Neuroscience menunjukkan bahwa teknologi IoT seperti ini dapat meningkatkan kepatuhan pasien hingga 35% lebih tinggi dibanding metode konvensional (Zhou et al., 2022).

Dengan pendekatan ini, proses rehabilitasi menjadi lebih fleksibel, adaptif, dan tidak selalu memerlukan interaksi tatap muka langsung—sehingga sangat cocok untuk diterapkan dalam layanan tele-rehabilitasi. Pendekatan ini juga terbukti efisien: menurut WHO, penggunaan AI dalam proses rehabilitasi dapat mempercepat waktu pemulihan hingga 30% pada pasien stroke dan cedera otak ringan (World Health Organization, 2021).

Di era digital, teknik elektro bersinergi erat dengan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning). Data yang dikumpulkan dari sensor, perangkat IoT, dan rekam medis dapat dianalisis menggunakan algoritma cerdas untuk mendeteksi pola perkembangan pasien, mengevaluasi efektivitas terapi, serta menyarankan program latihan yang lebih personal dan adaptif.

Kolaborasi lintas disiplin antara teknik elektro, ilmu komputer, biomedis, dan kedokteran membuka peluang besar dalam menciptakan sistem rehabilitasi yang tidak hanya canggih, tetapi juga lebih murah dan mudah diakses. Teknik elektro juga berkontribusi dalam pengembangan antarmuka otak-komputer (brain-computer interface/BCI), yang memungkinkan pasien lumpuh total untuk mengontrol perangkat eksternal hanya dengan aktivitas otak mereka. Menurut studi terbaru, teknologi BCI bahkan telah memungkinkan pasien tetraplegik untuk mengetik hingga 90 karakter per menit hanya menggunakan sinyal otak (Willett et al., 2023).

Dengan segala inovasi ini, teknik elektro tidak hanya membantu dalam aspek teknis, tetapi juga memberikan harapan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi jutaan pasien di seluruh dunia. Peran strategis ini akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan kolaborasi antar bidang ilmu yang semakin erat.

DAFTAR PUSTAKA

 

  • MarketsandMarkets. (2020). Exoskeleton Market by Type (Powered, Passive), Component (Hardware (Sensor, Actuator), Software), Mobility (Stationary, Mobile), Body Part (Lower Extremities, Upper Extremities), End-User (Healthcare, Industrial, Military), and Region - Global Forecast to 2025. Retrieved from https://www.marketsandmarkets.com

 

  • ReWalk Robotics. (2020). CMS Reimbursement Coverage for ReWalk Exoskeleton. Retrieved from https://rewalk.com

 

  • Zhou, Y., Zhang, M., & Zhao, L. (2022). The effect of IoT-based rehabilitation monitoring on patient adherence: A clinical evaluation. Frontiers in Human Neuroscience, 16, 104. https://doi.org/10.3389/fnhum.2022.000104

 

  • World Health Organization. (2021). Artificial intelligence in health: Impact on rehabilitation outcomes. Geneva: WHO. Retrieved from https://www.who.int/publications/i/item/9789240029200

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image