Peran Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) Terhadap Revolusi Otomasi Industri Modern
Teknologi | 2025-05-25 16:45:07
Perkembangan teknologi yang pesat dalam beberapa tahun terakhir membawa perubahan besar dalam dunia industri. Salah satu perubahan paling signifikan muncul melalui pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT). Kedua teknologi ini menjadi tulang punggung dalam revolusi otomasi industri modern. AI meniru kecerdasan manusia untuk membantu dalam pengambilan keputusan, sedangkan IoT menghubungkan perangkat dalam sistem produksi secara real-time. Ketika AI dan IoT bersatu, keduanya mampu menciptakan sistem produksi yang lebih cerdas, cepat, dan efisien.
Pada sektor manufaktur, AI terbukti meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses produksi. Sistem prediksi berbasis AI mampu memperkirakan kebutuhan bahan baku secara lebih akurat. Selain itu, perusahaan juga memanfaatkan AI untuk menangani pemeliharaan mesin guna mencegah kerusakan mendadak. Sehingga perusahaan dapat menekan tingkat pemborosan dan meningkatkan produktivitas secara signifikan. AI tidak hanya mempercepat proses produksi, tetapi juga membantu manajemen dalam mengambil keputusan berdasarkan data konkret dan relevan.
Sementara itu, IoT memperkuat sistem otomasi melalui koneksi antar perangkat produksi. Sensor yang terpasang di berbagai titik mampu mengukur suhu, tekanan, dan konsumsi energi secara langsung. Sistem kemudian mengirimkan informasi tersebut secara real-time ke pusat kendali untuk dianalisis dan digunakan sebagai dasar keputusan. IoT juga memungkinkan penghematan energi dan pemakaian bahan baku secara lebih efisien. Dengan demikian, industri tidak hanya memperoleh efisiensi operasional, tetapi juga ikut menjaga kelestarian lingkungan.
Tantangan dan Solusi dalam Implementasi AI dan IoT
Meski memiliki manfaat besar, penerapan AI dan IoT sering kali menghadapi tantangan. Salah satu tantangan utama muncul karena minimnya tenaga kerja yang menguasai keterampilan digital. Banyak pekerja belum terbiasa menggunakan teknologi baru, sehingga perusahaan perlu menyelenggarakan pelatihan tambahan. Selain itu, perusahaan juga harus menanggung biaya awal yang cukup tinggi untuk membeli serta mengintegrasikan teknologi ini, yang bisa menjadi beban bagi pelaku usaha kecil dan menengah.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, semua pihak perlu menjalin kerja sama. Lembaga pendidikan perlu menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri saat ini, terutama dengan memperkuat bidang STEM dan teknologi informasi. Pemerintah juga dapat membantu melalui program pelatihan dan pemberian insentif bagi perusahaan yang mulai menggunakan teknologi baru. Jika seluruh pihak bergerak secara sinergis, maka proses transisi menuju otomasi industri berbasis AI dan IoT dapat berlangsung lebih lancar dan merata.
Daftar Pustaka:
Novita, Y., & Zahra, R. (2024). Penerapan artificial intelligence (AI) untuk meningkatkan efisiensi operasional di perusahaan manufaktur: Studi kasus PT. XYZ. Jurnal manajemen dan Teknologi, 1(1), 11-21.
Pramudita, R., Ramadhan, M. A. P., Ashari, M. R., Nafisa, R. A., & Rahmawati, D. N. (2024). Analisis Dampak Otomasi Industri terhadap Efisiensi Operasional dan Optimasi Konsumsi Energi. Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan, 11(1)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
