Perayaan Maulid Nabi di Purwodadi, Grobogan
Agama | 2025-05-19 13:49:23Tradisi kenduri dalam rangka Maulid Nabi di daerah Purwodadi, Grobogan merupakan salah satu wujud akulturasi antara budaya lokal dan ajaran Islam yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, namun juga menjadi sarana memperkuat kebersamaan sosial dan mempererat hubungan antarwarga. Kajian ini menguraikan bentuk pelaksanaan kenduri serta nilai-nilai yang terkandung di dalamny
Maulid Nabi merupakan salah satu momen penting dalam kalender Islam, yang perayaannya sering disetarakan dengan Idul Fitri dan Idul Adha. Perayaan ini tidak hanya terjadi di negara-negara mayoritas Muslim, tetapi juga di komunitas-komunitas Muslim di negara-negara Barat seperti Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan beragam cara yang mencerminkan kekayaan budaya lokal. Di wilayah Purwodadi, Grobogan, masyarakat masih melestarikan tradisi kenduri sebagai wujud penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini merupakan bagian dari praktik Islam yang berakar pada budaya lokal dan memperkuat identitas keagamaan serta sosial masyarakat setempat
Perayaan Maulid Nabi merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW yang telah menyebar luas di kalangan komunitas Muslim di berbagai penjuru dunia. Secara historis, perayaan ini sudah dikenal sejak Islam pertama kali masuk ke Nusantara, khususnya melalui dakwah para sufi yang menekankan aspek spiritual dan kecintaan kepada Nabi.Tradisi kenduri Maulid biasanya mencakup kegiatan seperti pengajian, pembacaan shalawat, serta pembagian makanan kepada masyarakat. Perayaan ini merupakan wujud rasa syukur atas kelahiran Nabi sekaligus upaya untuk mempererat keimanan serta cinta kepada Rasulullah SAW.Kegiatan kenduri umumnya diadakan di masjid atau rumah tokoh masyarakat. Acaranya meliputi pembacaan maulid seperti Barzanji, ceramah keagamaan, doa bersama, dan makan bersama dengan sajian khas seperti nasi berkat atau nasi ambeng. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai seperti:Religiusitas: menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAWGotong royong: seluruh kegiatan dilaksanakan secara bersama-samaSolidaritas sosial: mempererat hubungan antarwargaSelain itu, kenduri juga berfungsi sebagai sarana pendidikan moral dan nilai-nilai Islam secara informal kepada generasi muda.
Daftar pustaka
Alfian, M. (2022). Tradisi Maulid Nabi Sebagai Simbol Sosial Keagamaan di Masyarakat. Jurnal Komunikasi dan Dakwah, 10(1), 45-57.Asror, M. (2023). Tradisi Maulid Nabi di Pedesaan Jawa: Studi di Grobogan. Skripsi. UIN Walisongo Semarang.Sri Isnani Setiyaningsih, & Ahmad Muthohar. (2023). BODO MULUD TRADITION A UNIQUE CELEBRATION FOR THE MUSLIM COMMUNITY OF DEMAK. Emergent: Journal of Educational Discoveries and Lifelong Learning (EJEDL), 4(05), 77–89.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
